Tujuan Negosiasi Kriteria Negosiasi

berbicara secara efektif. Saat menyamaikan argumen, negosiator memperhatikan bagian-bagian tuturan yaitu pembuka, isi, penutup. dipengaruhi oleh beberapa bagian antara lain pembuka, isi, penutup. Bagian pembuka merupakan bagian yang mengawali pembicaraan. Pembuka merupakan bagian pendahuluan untuk menyampaikan topik yang akan disampaikan. Negosiator dianggap tergesa-gesa jika langsung memasuki bagian isi. Bagian pembuka ini merupakan pengantar sebelum memasuki isi pembicaraan. Bagian isi adalah bagian yang dapat negosiator kemukakan langsung ke isi pembicaraannya setelah melalui bagian pembuka. Dalam menyampaikan isi pembicaraan, negosiator juga harus memperhatikan keefektian tuturannya. Negosiator menyampaikan topik demi topik secara fokus. Topik yang berkaitan dengan negosiasi tidak perlu disampaikan. Bagian penutup berfungsi sebagai antiklimaks. Bagian ini merupakan pertanda bahwa lawan negosiasi akan mendapatkan giliran bicara. Bagian penutup merupakan bagian kesimpulan dari inti pembicaraan. 3 Prasyarat Organis Saat berbicara negosiator harus mengatur beberapa unsur, seperti napas panjang, suara dan gerakan tubuh. Pengaturan tersebut akan memengaruhi sikap lawan negosiasi. Negosiator akan dipandang tidak percaya diri jika tidak dapat mengatur unsur-unsur tersebut. Unsur yang pertama adalah pengaturan napas. Untuk berbicara dalam kalimat panjang dan cepat membutuhkan napas panjang. Negosiator yang tidak pandai mengatur napas akan terengah-engah setelah berbicara. Unsur kedua adalah pengaturan suara. Negosiator harus dapat mengatur dengan baik suara. Negosiator dengan suara yang selalu datar dianggap kurang bersemangat oleh lawan negosiasi. Negosiator harus tahu saat yang tepat menaikan dan menurunkan intonasi suaranya serta membuat penekanan tertentu. Kecepatan berbicara juga diatur agar tidak terkesan terburu-buru. Setelah itu, volume suara juga disesuaikan dengan situasi. Unsur ketiga adalah pengaturan tubuh. Gerakan tubuh merupakan bagian dari komunikasi. Gerakan tubuh misalnya, gerakan tangan, ekspresi wajah juga harus diatur. Ekspresi wajah dapat menunjukkan suasana hati negosiator. Lawan negosiator dapat mengetahui kegugupan negosiator dari ekspresi wajah. Oleh karena itu, sikap tubuh negosiator harus tampak tenang. Jika negosiator terlalu banyak bergerak lawan negosiator akan menganggap negosiator tersebut sedang gugup atau gelisah. 4 Prasyarat Bahasa Agar perkataan negosiator mudah untuk dipahami, negosiator perlu memperhatikan aspek dinamika berbicara seperti ritme, diksi, dan susunan kailmat. Dinamika bicara merupakan pengaturan yang harus diketahui negosiator pada saat bernegosiasi untuk memperkuat resonansi suaranya. Artikulasinya pun harus jelas