Aktivitas Belajar Proses Belajar

7. Fasilitator Berperan sebagai fasilitator, guru dalam hal ini akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar mengajar, misalnya saja dengan menciptakan suasana kegiatan belajar yang sedemikian rupa, serasi dengan perkembangan siswa, sehingga interaksi belajar mengajar akan berlangsung secara efektif. 8. Mediator Guru sebagai mediator dapat diartikan sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa. Mediator juga diartikan penyedia media. Bagaimana cara memakai dan mengorganisasikan penggunaan media. 9. Evaluator Ada kecenderungan bahwa peran sebagai evaluator guru memunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademis maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak. Berdasarkan tugas dan peranan guru yang dipaparkan, disimpulkan bahwa informator, organisator, motivator, pengarah, inisiator, transmitter, fasilitator, mediator, dan evaluator merupakan tugas guru yang selalu berkaitan satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan pada proses pembelajaran. Guru menjadi pemberi informasi kepada siswa tentang hal yang menjadi topik pelajaran yaitu berbicara dan negosiasi. Guru menyiapkan segala pengelola akademik yaitu silabus, RPP, jadwal pelajaran, dan media yang digunakan saat pembelajaran berbicara melalui teks negosiasi. Guru menjadi motivator siswa dengan menjelaskan bahwa keterampilan berbicara melalui teks negosiasi sangat penting di dalam kehidupan bermasyarakat apalagi saat dihadapkan pada situasi yang pelik. Guru mengarahkan siswa tantang cita-cita yang diinginkan seperti menjadi penyiar, pembicara hebat, politik, dan sebagainya yang berkaitan dengan berbicara. Guru sebagai inisiator siswa dengan memberikan ide-ide yang kreatif saat proses pembelajaran berlangsung. Guru sebagai transmitter yang bijaksana dalam pendidikan dan pengetahuan pembelajaran berbicara melalui teks negosiasi. Guru sebagai fasilitator siswa memberikan kemudahan dalam pembelajaran berbicara seperti memberikan video atau gambar yang berhubungan dengan berbicara sehingga pembelajaran menjadi aktif dan meyenangkan. Guru sebagai mediator yang baik dengan menjadi model negosiasi langsung, dan guru sebagai evaluator menilai siswa yang bernegosiasi secara objektif.

1.3 Pembelajaran

Pembelajaran mengandung makna adanya kegiatan mengajar dan belajar, di mana pihak yang mengajar adalah guru dan yang belajar adalah siswa yang berorientasi pada kegiatan mengajarkan materi pada pengembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa sebagai sasaran pembelajaran. Suatu perkembangan ilmu pengetahuan yang di dapat siswa tergantung bagaimana proses pembelajaran di kelas itu terjadi. Dalam proses pembelajaran akan mencakup berbagai komponen lainnya, seperti media, kurikulum, dan fasilitas pembelajaran.

2.3.1 Proses Pembelajaran

Pembelajaran adalah kegiatan, proses untuk menjadikan seseorang mendapatkan ilmu. Menurut Jihad dan Haris 2013: 11 pembelajaran merupakan proses yang terdiri dari kombinasi dua aspek yaitu: belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh siswa, mengajar berorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi pelajaran. Menurut Suherman 1992 dalam Jihad dan Haris, 2013: 11 mengemukakan bahwa pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses komunikasi antara peserta didik dengan pendidik serta antar pesert didik dalam rangka perubahan sikap. Kunandar 2011: 293 menjelaskan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam pembelajaran tugas guru yang paling utama adalah mengondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia pada hakikatnya mendorong siswa belajar bahasa yaitu belajar komunikasi dengan tujuan terampil untuk berkomunikasi. Karena menurut kodratnya manusia memiliki kecenderungan untuk belajar berpikir, menyatakan pendapat, keinginan, perasaan serta pengalaman-pengalamannya. Di samping itu, manusia juga punya kecenderungan mempengaruhi bahkan memaksakan pikiran dan pendapatnya kepada orang lain atau kelompok. Umumnya kecenderungan tersebut dilakukan secara langsung melalui pembicara proses komunikasi, baik antara pribadi maupun dalam kelompok. Karena dalam kenyataannya, seseorang ingin menyampaikan pendapat atau pikiran pada orang lain, apakah antara anak dengan orang tuanya, guru dan murid, pimpinan dan bawahan, sesama teman kerja, suami dan istri, atau pimpinan organisasi dengan anggotanya Anwar, 2003: 1. Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut, penulis simpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang saling mempengaruhi antara guru dan siswa. Guru secara sistematik memberikan materi pembelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan yang diinginkan di suatu lingkungan belajar. Dalam hal ini guru memberikan materi tentang berbicara dan teks negosiasi. Guru tentunya harus menggunakan jurus atau strategi pembelajaran yang baik agar pengetahuan yang ditransfer dapat diterima dengan baik. Selain itu, saat pembelajaran berlangsung terdapat pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh setiap guru, yaitu perencanaan, proses pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi. Perencanaan pembelajaran berbicara melalui teks negosiasi dilakukan dengan cara menyiapkan RPP. Proses pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan kegiatan belajar mengajar dari pendahuluan, kegiatan pembelajaran, sampai dengan penutup. Evaluasi yang dilakukan sesuai dengan topik yaitu berbicara melalui teks negosiasi dengan menggunakan penilaian kinerja.

2.3.2 Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran biasanya diarahkan pada salah satu kawasan dari taksonomi. Benyamin S. Bloom dan D. Krathwohl 1964 dalam Uno, 2008: 35--39 memilah taksonomi pembelajaran dalam tiga kawasan, yakni kawasan 1 kognitif, 2 afektif, dan 3 psikomotor. 1. Kawasan Kognitif Kawasan kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan pembelajaran berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang lebih tinggi yakni evaluasi. Kawasan kognitif ini terdiri atas enam tingkatan secara hierarkis berurut dari yang paling rendah pengetahuan sampai ke yang paling tinggi evaluasi dan dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Tingkat Pengetahuan Knowledge Pengetahuan di sini diartikan kemampuan seseorang dalam menghafal atau mengingat kembali atau mengulang kembali pengetahuan yang pernah diterimanya. b. Tingkat Pemahaman Pemahaman di sini diartikan kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya. c. Tingkat Penerapan Application Penerapan di sini diartikan kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari. d. Tingkat Analisis Analysis Analisis merupakan kemampuan untuk menguraikan sesuatu ke dalam unsur- unsur atau bagian-bagian yang lebih kecil dam mampu menjelaskan hubungan antarunsur atau antarbagian tersebut. e. Tingkat Sintesis Synthesis Sintesis diartikan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh.