berbicara sangat penting dimiliki seseorang agar tidak terjadi kesalahpahaman antara penutur dan mitra tutur dalam berkomunikasi. Bentuk komuniskasi lisan ini
paling banyak digunakan orang dalam kehidupan sehari-hari, karena bentuk komunikasi verbal dianggap paling sempurna, efesien dan efektif .
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan,
gagasan, dan perasaan Arsjad dan Mukti 1988:17. Senada dengan pernyataan tersebut menurut Tarigan 2008:16 berbicara adalah kemampuan mengucapkan
bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa pengertian berbicara adalah melafalkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata
secara tepat yang disertai dengan mimik atau air muka dan gerak-gerik yang sesuai dengan pikiran yang disampaikan. Pada pembelajaran berbicara melalui
teks negosiasi ini memberikan manfaat yang besar karena dengan keahlian berbicara yang baik memberikan pengaruh bagi diri sendiri dan keberadaan orang
lain disekitar saat melakukan kegiatan bernegosiasi.
2.6.1 Tujuan Berbicara
Tarigan 2008:16 menjelaskan tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, seyogyanyalah
sang pembicara memahami makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan. Pembicara harus mampu mengevaluasi terhadap para pendengarnya dan harus
mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari segala situasi pembicaraan, baik
secara umum maupun perorangan. Tarigan juga mengemukakan bahwa berbicara mempunyai tiga maksud umum yaitu memberitahukan dan melaporkan to
inform, menjamu dan menghibur to entertain, seta untuk membujuk, mengajak, mendesak dan meyakinkan topersuade.
a. Memberitahukan, melaporkan to inform
Bila pembicara ingin memberitahukan atau menyampaikan sesuatu kepada pendengar agar mereka dapat mengerti tentang suatu hal, atau memperluas bidang
pengetahuan mereka. Maka tujuan pembicaraan tersebut adalah memberitahukan. Reaksi yang diinginkan dari jenis uraian ini adalah agar pendengar mendapat
pengertian yang tepat, menambah pengetahuan mereka tentang hal-hal yang kurang atau belum diketahui. Berbicara melaporkan atau memberi informasi
dilaksanakan jika seseorang berkeinginan untuk: 1 memberi atau menanamkan pengetahuan, 2 menetapkan atau menentukan hubungan antara benda-benda, 3
menginterpretasikan atau menafsirkan suatu persetujuan ataupun menguraikan suatu tulisan. Tarigan 2008:27
b. Menjamu, menghibur to entertain
Bila pembicara bermaksud menghibur atau penimbulkan suasana gembira pada suatu pertemuan atau jamuan, maka tujuan pembicara tersebut adalah menghibur.
Pembicara, khususnya bercerita semacam ini biasanya ditemukan ketika orang tua akan menidurkan anaknya, dan pertemuan gembira lainnya. Humor merupakan
alat yang sangat penting dalam penyajian semacam ini. Reaksi yang diharapkan adalah menimbulkan minat dan kegembiraan hati pendengarnya. Jenis uraian ini
adalah rekreatif, atau menimbulkan kegembiraan dan kesenangan pendengarnya.
c. Membujuk, mengajak, medesak, atau meyakinkan to persuade
Aristoteles dalam Tarigan 2008:31 mengatakan bahwa “persuasi bujukan,
desakan, peyakinan adalah seni penanaman alasan-alasan atau motif-motif yang menuntun ke arah tindakan bebas yang konsekuensi”. Persuasi merupakan tujuan
kalau kita menginginkan tindakan atau aksi. Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan, penulis menyimpulkan
bahwa tujuan berbicara yang utama adalah berkomunikasi. Tujuan berbicara secara umum adalah untuk memberitahukan atau melaporkan informasi kepada
penerima informasi, meyakinkan atau mempengaruhi penerima informasi, untuk menghibur dan menginginkan reaksi dari pendengar atau penerima informasi.
Pembelajaran berbicara melalui teks negosiasi ini memiliki tujuan yang sama yaitu memberitahu dan meyakinkan seseorang untuk mencapai kesepakatan yang
diinginkan.
2.6.2 Faktor-faktor Penunjang Keefektifan Berbicara
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat berbicara. Arsyad dan Mukti 1988:17 memaparkan ada beberapa faktor yang dapat menunjang keefektifan
berbicara. Faktor-faktor itu adalah faktor kabahasaan dan faktor nonkebahasaan. Faktor-faktor itu akan diuraikan sebagai berikut.
1. Faktor Kebahasaan
Faktor-faktor kebahasaan sebagai penunjang keefektifan berbicara meliputi ketepatan ucapan, penempatan tekanan, nada, sendi dan durasi yang sesuai,
pilihan kata diksi, dan ketepatan sasaran pembicaraan.