f. Jika memungkinkan, guru bersama siswa membahas bersama dokumen
portofolio yang dihasilkan. g.
Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio.
4. Penilaian Tertulis
Meski konsepsi penilaian autentik muncul dari ketidakpuasan terhadap tes tertulis yang lazim dilaksanakan pada era sebelumnya, penilaian tertulis atas hasil
pembelajaran tetap lazim dilakukan. Tes tertulis terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian.
Memilih jawaban dan mensuplai jawaban terdiri dari pilihan ganda, pilihan benar-
salah, ya-tidak, menjodohkan, dan sebab-akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek, dan uraian. Tes tertulis
berbentuk uraian atau esai menuntut siswa mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi,
Dalam pelaksanaan kurikulum 2013, sistem evaluasi yang digunakan dalam
pembelajaran harus menyeluruh. Tidak boleh hanya mengukur pencapaian kemampuan siswa dalam ranah kognitif penguasaan materi pelajaran, melainkan
juga pencapaian kemampuan siswa dalam ranah psikomotorik mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, dan pencapaian siswa dalam ranah afektif sikap.
Evaluasi untuk mengukur kemampuan kognitif bias menggunakan soal tertulis, evaluasi untuk mengukur kemampuan psikomotorik bisa berdasarkan penilaian
terhadap produk pembelajaran, dan evaluasi untuk mengukur kemampuan afektif
biasanya menggunakan tes wawancara atau pengamatan selama proses pembelajaran.
Berdasarkan jenis-jenis penilaian autentik yang telah dipaparkan, pada proses
pembelajaran berbicara melalui teks negosiasi tidak semua bentuk penilaian digunakan. Penilaian yang tepat untuk digunakan pada pembelajaran berbicara
melalui teks negosiasi adalah penilaian kinerja. Pada pengamatan kinerja siswa ditugaskan untuk tampil bernegosiasi sesuai dengan ketentuan tujuan pencapaian
pembelajaran. Tentu akan diperoleh keutuhan mengenai keterampilan berbicara melalui teks negosiasi yang diinginkan.