Definisi Operasional Metode Pengumpulan Data

Variabel tersebut adalah variabel tunggal, sehingga tidak ada hubungan antar variabel, baik variabel yang mempengaruhi independent dan variabel yang dipengaruhi dependen.

3.3 Definisi Operasional

Suryabrata 2006: 29 menjelaskan definisi operasional variabel adalah definisi yang didasarkan atas sifat variabel yang didefinisikan dan dapat diamati, maka batasan operasional variabel penelitian ini adalah berbagai kesalahpahaman kinerja konselor sekolah menurut persepsi guru bidang studi. Persepsi guru bidang studi adalah tanggapan penerimaan langsung dari seorang guru bidang studi untuk mengetahui profesi seorang konselor sekolah melalui proses yang didahului oleh penginderaan yang difokuskan pada persepsi yang salah kesalahpahaman. Untuk mengetahuinya digunakan skala psikologi. 3.4 Populasi dan sampel 3.4.1 Populasi “Populasi adalah keseluruhan objek penelitian” Arikunto, 2006: 108. Menurut Sugi yono 2009: 215, “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Dari pendapat tersebut, maka populasi adalah keseluruhan objek yang mempunyai karakteristik tertentu. Sesuai dengan judul dari penelitian maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru bidang studi di SMA Negeri se-Kabupaten Purbalingga. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru bidang studi se-Kabupaten Purbalingga yang berjumlah 418 orang. Berikut tabel data guru bidang studi SMA Negeri se-Kabupaten Purbalingga : Tabel 3.1 Daftar Populasi Guru Bidang Studi SMA Negeri se-Kabupaten Purbalingga No Nama Sekolah Jumlah Guru 1. SMA N 1 Purbalingga 65 guru 2. SMA N 2 Purbalingga 56 guru 3. SMA N 1 Bukateja 51 guru 4. SMA N 1 Bobotsari 54 guru 5. SMA N 1 Karangreja 37 guru 6. SMA N 1 Kemangkon 28 guru 7. SMA N 1 Kutasari 25 guru 8. SMA N 1 Padamara 32 guru 9. SMA N 1 Rembang 42 guru 10. SMA N 1 Kejobong 28 guru Jumlah 418 guru Sumber : Dinas Pendidikan Purbalingga

3.4.2 Sampel

Sugiyono 2005: 56 Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Menurut Arikunto 2006: 131 sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel biasanya terdiri atas sejumlah kecil unit sampling yang proporsional dan biasanya merupakan elemen-elemen target yang dipilih dari kerangka samplingnya Bulaeng, 2004: 138. Karena jumlah guru bidang studi yang sangat banyak maka diambil sampel yang dapat mewakili populasi tersebut. Apabila subjeknya kurang dari 100 dapat diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, tetapi bila subjeknya besar, dapat diambil 10-15 atau 20-25 Arikunto, 2006:134. Peneliti mengambil sampel 25 dari jumlah populasi yaitu 104 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik proportional sampling. Teknik ini menghendaki cara pengambilan sampel dari setiap sub populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub populasi tersebut. Dengan demikian peneliti terlebih dahulu menghitung jumlah penyebaran responden di tiap sekolah dengan menyesuaikan jumlah guru di sekolah tersebut. Selanjutnya, pemilihan guru mapel yang akan diberi skala psikologis bersifat acak. Peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel. Jadi dalam pengambilan sampel semua guru bidang studi mempunyai hak yang sama untuk dijadikan sampel. Tabel 3.2 Daftar Sampel Penelitian Tiap Sekolah No Nama Sekolah Jumlah Guru 1. SMA N 1 Purbalingga 16 guru 2. SMA N 2 Purbalingga 14 guru 3. SMA N 1 Bukateja 13 guru 4. SMA N 1 Bobotsari 13 guru 5. SMA N 1 Karangreja 9 guru 6. SMA N 1 Kemangkon 7 guru 7. SMA N 1 Kutasari 6 guru 8. SMA N 1 Padamara 8 guru 9. SMA N 1 Rembang 11 guru 10. SMA N 1 Kejobong 7 guru Jumlah 104 guru

3.5 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh informasi atau bahan yang akurat, relevan, dan reliabel. Menurut Arikunto 2010: 265 metode pengumpulan data diartikan sebagai cara pengumpulan data untuk penelitian yang menuntut memiliki keahlian dalam melakukannya. Dalam pengumpulan data perlu menggunakan teknik-teknik dan prosedur pengumpulan data, serta alat-alat yang digunakan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala psikologis. Penggunaan skala psikologis untuk pengumpulan data dalam penelitian ini karena data yang akan diungkap bersifat construct atau konsep psikologi yang menggambarkan aspek peribadi individu seperti: tendensi agresivitas, sikap terhadap sesuatu, self esteem, kecemasan, persepsi, dan motivasi Sutoyo, 2012: 193. Arikunto menyatakan bahwa “didalam kegiatan penelitian, cara memperoleh data dikenal sebagai metode pengumpul data” Arikunto, 2006: 149. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala psikologi. Skala psikologi ini berisi tentang berbagai kesalahpahaman kinerja konselor menurut persepsi guru bidang studi. Azwar 2005: 3 menjelaskan bahwa skala psikologis sebagai alat ukur yang memiliki karakteristik khusus, yaitu: 1. Cenderung digunakan untuk mengukur aspek afektif bukan kognitif 2. Stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung mengungkap atribut yang bersangkutan 3. Jawabannya lebih bersifat proyektif 4. Selalu berisi banyak item berkenaan dengan atribut yang diukur 5. Respon subyek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban “benar atau salah”, semua jawaban berbeda diinterpretasikan berbeda pula Berdasarkan karakteristik tersebut, peneliti menggunakan skala psikologis, karena sesuai dengan aspek yang akan diukur, yaitu persepsi. Dalam penelitian ini, menggunakan skala model likert dalam penskorannya. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi tentang fenomena sosial yang telah diterapkan secara spesifik oleh peneliti Sugiyono, 2012: 134. Skala persepsi ini menggunakan lima alternatif jawaban yaitu sangat setuju SS, setuju S, ragu-ragu RR, tidak setuju TS, sangat tidak setuju STS. Instrumen penelitian ini diisi oleh responden dengan memilih salah satu jawaban yang sudah disediakan. Agar dalam pengisian instrumen penelitian responden mengisi sesuai keadaan maka dibuat bervariasi yakni pernyataan positif dan pernyataan negatif. Adapun kategori jawaban dan skorsing untuk skala persepsi sebagai berikut: Tabel 3.3 Kategori Jawaban dan Skoring Skala Persepsi No Pernyataan positif Pernyataan negative Jawaban Nilai Jawaban Nilai 1. SS 5 SS 1 2. S 4 S 2 3. RR 3 RR 3 4. TS 2 TS 4 5. STS 1 STS 5 Penyusunan skala psikologi diawali dengan pencarian teori-teori yang relevan dengan penelitian ini. Dari teori tersebut kemudian disusun kisi-kisi. Kisi- kisi ini memuat tentang indikator dari variabel penelitian yang dapat memberikan gambaran mengenai isi dan dimensi kawasan ukur yang akan dijadikan acuan dalam penulisan aitem. Dari kisi-kisi tersebut kemudian dibuatlah instrumen dengan mengkonsultasikan dengan ahli terlebih dahulu. Langkah berikutnya yaitu uji coba instrumen, dari uji coba tersebut dapat diketahui instrumen yang valid dan tidak valid. Untuk instrumen yang tidak valid, kemudian tidak diikutkan. Setelah tahapan tersebut dilaksanakan, maka instrumen dapat digunakan. Berikut langkah-langkah penyusunan skala psikologis tersebut : Gambar 3.1 Langkah-langkah Penyusunan Instrumen

3.6 Validitas dan Reliabelitas