Macam-macam Guru Bidang Studi Peran Guru Bidang Studi dalam BK

2.3 Guru Bidang Studi 2.3.1 Pengertian Guru Bidang Studi Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yang dimaksud dengan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi, pada jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Peran guru sebagai agen pembelajaran learning agent adalah peran peran guru sebagai fasilitator, motivator, pemacu, dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik E. Mulyasa, 2007: 53.

2.3.2 Macam-macam Guru Bidang Studi

Macam-macam guru bidang studi ditingkat SMA diantaranya Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Biologi, Kimia, Fisika, Ekonomi, Sejarah, Sosiologi, Geografi, Akuntansi, Bahasa Jawa, Bahasa Asing, Kesenian, Olahraga, TIK, PKN Agama.

2.3.3 Peran Guru Bidang Studi dalam BK

Penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah bukan hanya menjadi tanggung jawab guru bimbingan dan konseling guru BK melainkan menjadi tanggung jawab bersama semua guru, baik guru kelas maupun guru mata pelajaran di bawah koordinasi guru bimbingan dan konseling. Sekalipun tugas dan tanggung jawab utama guru kelas maupun guru mata pelajaran adalah menyelenggarakan kegiatan belajar dan pembelajaran, bukan berarti dia sama sekali lepas dari kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling. Peran dan konstribusi guru kelas dan guru mata pelajaran tetap sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efisiensi pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah, bahkan dalam batas-batas tertentu guru kelas maupun guru mata pelajaran dapat bertindak sebagai pembimbing bagi siswanya. Salah satu peran yang harus dijalankan oleh guru yaitu sebagai pembimbing dan untuk menjadi pembimbing yang baik guru harus memiliki pemahaman tentang siswa yang dibimbingnya. Lebih jauh, Makmun 2003: 40 menyatakan bahwa guru sebagai pembimbing dituntut untuk mampu mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami kesulitan dalam belajar, melakukan diagnosa, prognosa, dan kalau masih dalam batas kewenangannya, harus membantu pemecahannya remedial teaching. Berkenaan dengan upaya membantu mengatasi kesulitan atau masalah siswa, peran guru tentu berbeda dengan peran yang dijalankan oleh konselor profesional. Berkenaan peran guru kelas dan guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling, Willis 2005: 81 mengemukakan bahwa guru-guru mata pelajaran dalam melakukan pendekatan kepada siswa harus manusiawi-religius, bersahabat, ramah, mendorong, konkret, jujur dan asli, memahami dan menghargai tanpa syarat. Prayitno dkk 2004: 70 memerinci peran, tugas dan tanggung jawab guru kelas dan guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling sebagai berikut: 1. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa 2. Membantu guru pembimbingkonselor mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling, serta pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut. 3. Mengalih tangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada guru pembimbingkonselor 4. Menerima siswa alih tangan dari guru pembimbingkonselor, yaitu siswa yang menuntut guru pembimbingkonselor memerlukan pelayanan pengajar latihan khusus seperti pengajaran latihan perbaikan, program pengayaan. 5. Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan pembimbingan dan konseling. 6. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan layanankegiatan bimbingan dan konseling untuk mengikuti menjalani layanankegiatan yang dimaksudkan. 7. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti konferensi kasus. 8. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya. Peran guru kelas maupun guru mata pelajaran dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling sangatlah penting. Keberhasilan penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah akan sulit dicapai tanpa peran serta guru kelas ataupun guru mata pelajaran di sekolah yang bersangkutan. Sehubungan dengan hal tersebut Yusuf 2008: 35 menjelaskan deskripsi kerja kinerja dari guru bidang studi termasuk didalamnya peran serta dalam pelaksanaan Bimbingan dan Konseling adalah sebagai berikut: a. Memahami konsep dasar bimbingan dan karakteristik siswa tugas-tugas perkembangan siswa, sebagai landasan untuk memberikan layanan bimbingan. b. Memahami keragaman karakteristik siswa dalam aspek-aspek fisik kesehatan dan keberfungsiannya, kecerdasan, motif belajar, sikap dan kebiasaan belajar, temperamen periang, pendiam, pemurung, atau mudah tersinggung, dan karakternya seperti kejujuran, kedisiplinan, dan tanggung jawab. c. Menandai siswa yang diduga mempunyai masalah atau siswa yang gagal dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya d. Menciptakan iklim kelas yang secara sosiopsikologis kondusif bagi kelancaran belajar siswa, seperti: bersikap ramah, bersikap respek terhadap siswa, bersikap adil tidak menganaktirikan menganakemaskan anak, menghargai pendapat atau hasil karya siswa, memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau mengemukakan pendapat, bergairah dalam mengajar, dan berdisiplin. e. Membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar f. Mereferal mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing g. Bekerjasama dengan guru pembimbing dalam rangka membantu siswa h. Memberikan informasi tentang kaitan mata pelajaran dengan bidang kerja yang diminati siswa i. Memahami perkembangan dunia industri atau perusahaan, sehingga dapat memberikan informasi yang luas kepada siswa tentang dunia kerja tuntutan keahlian kerja, suasana kerja, persyaratan kerja, dan prospek kerja j. Menampilkan pribadi yang matang, baik dalam aspek emosional, sosial, maupun moral-spiritual. Hal ini penting, kar ena guru merupakan “figur central” bagi siswa k. Memberikan informasi tentang cara-cara mempelajari mata pelajaran yang diberikannya secara efektif Peran-peran guru sebagaimana telah dikemukakan terkait erat dengan penyelenggaraan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah. Kesulitan- kesulitan atau permasalahan yang timbul dalam implementasi deskripsi kerja tersebut pada dasarnya juga merupakan permasalahan yang berada dalam wilayah penyelenggaraan kegiatan bimbingan dan konseling. Dalam hal ini, guru kelas maupun guru mata pelajaran membutuhkan kehadiran guru bimbingan dan konseling, sebaliknya guru bimbingan dan konseling juga membutuhkan informasi, bantuan, dan kerja sama dengan guru kelas dan guru mata pelajaran untuk melaksanakan tugas-tugas kepembibingannya. 2.4 Kinerja Konselor 2.4.1 Pengertian Kinerja