Hasil Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN

64

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini akan dibagi kedalam dua bagian, yaitu hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian merupakan hasil-hasil yang didapat berupa data kuantitatif berdasarkan skala psikologi. Kedua yakni pembahasan, yang membahas mengenai hasil penelitian tersebut.

4.1 Hasil Penelitian

Sesuai tujuan penelitian yang pertama yaitu mengetahui gambaran berbagai kesalahpahaman kinerja konselor menurut persepsi guru bidang studi di SMA Negeri se-Kabupaten Purbalingga, maka akan disajikan hasil penyebaran skala psikologi berdasarkan 8 poin kesalahpahaman kinerja konselor. Untuk menjawab hal tersebut, akan disajikan hasil penelitian secara deskriptif prosentase dari hasil skala persepsi yang telah disebarkan di 10 SMA Negeri se-Kabupaten Purbalingga. Skala persepsi dalam penelitian ini menggunakan skor 1 sampai dengan 5 dengan jumlah item sebanyak 65 butir. Panjang kelas interval kriteria dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut : Prosentase skor maksimum = 5 : 5 x 100 = 100 Prosentase skor minimum = 1: 5 x 100 = 20 Rentang prosentase skor = 100 - 20 = 80 Banyaknya kriteria = Sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi. Panjang kelas interval = Rentang : banyaknya kriteria= 80 : 5 = 16. Berdasarkan perhitungan diatas maka kriteria penilaian berbagai kesalahpahaman kinerja konselor sekolah adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Interval Persepsi Kesalahpahaman Kinerja Konselor Menurut Persepsi Guru Bidang Studi di SMA Negeri se-Kabupaten Purbalingga Interval Kriteria 87 - 100 Sangat tinggi 70 - 86 Tinggi 53 - 69 Sedang 36 - 52 Rendah 20 - 35 Sangat rendah Tabel 4.1 merupakan tabel interval yang nantinya menjadi penilaian untuk mengkategorikan kesalahpahaman yang terjadi, berdasarkan hasil analisis skala persepsi yang telah disebarkan. Dari interval tersebut dibagi menjadi lima kriteria yaitu, sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Tabel 4.2 Analisis Tiap Indikator dari Seluruh Komponen Persepsi Guru Bidang Studi terhadap Kesalahpahaman Kinerja Konselor di SMA Negeri se-Kabupaten Purbalingga NO Indikator Persentase Kategori 1. Tugas konselor didalam Bimbingan dan konseling disamakan saja dengan atau dipisahkan sama sekali dari pendidikan 79,13 Tinggi 2. Konselor sekolah dianggap sebagai polisi sekolah 71,53 Tinggi 3. Bimbingan dan konseling yang dilakukan konselor dianggap semata- mata sebagai proses pemberian nasihat 59,96 Sedang 4. Bimbingan dan konseling dibatasi hanya untuk klien-klien tertentu saja 79,96 Tinggi 5. Konselor sekolah didalam melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling hanya bekerja sendiri 79,87 Tinggi 6. Pekerjaan konselor sekolah dapat dilakukan oleh siapa saja 73,30 Tinggi 7. Menganggap hasil pekerjaan konselor harus segera dilihat 74,10 Tinggi 8. Menyamaratakan cara pemecahan masalah bagi semua klien 79,83 Tinggi Dari tabel 4.2 tersebut dapat diperoleh gambaran kesalahpahaman kinerja konselor dari delapan poin kesalahpahaman yang digunakan. Terdapat tujuh poin pada kategori tinggi, serta satu poin pada kategori sedang. Gambar 4.1 Diagram Analisis Tiap Indikator dari Seluruh Komponen Kesalahpahaman Kinerja Konselor Sekolah Menurut Persepsi Guru Bidang Studi di SMA Negeri se-Kabupaten Purbalingga Keterangan : K1 : Persepsi guru bidang studi terhadap kesalahpahaman bahwa tugas konselor didalam Bimbingan dan Konseling disamakan dengan atau dipisahkan sama sekali dari pendidikan. K2 : Persepsi Guru Bidang Studi terhadap Kesalahpahaman bahwa Konselor Sekolah Adalah Polisi Sekolah K3 : Persepsi Guru Bidang Studi terhadap Kesalahpahaman bahwa Bimbingan dan Konseling yang Dilakukan Konselor Dianggap Semata- mata Sebagai Proses Pemberian Nasihat K4 : Persepsi guru bidang studi terhadap kesalahpahaman bahwa bimbingan dan konseling dibatasi hanya untuk klien-klien tertentu saja K5 : Persepsi Guru Bidang Studi terhadap Kesalahpahaman bahwa Konselor Sekolah didalam melaksanakan pelayanan bimbingan dan Konseling Hanya Bekerja Sendiri K6 : Persepsi Guru Bidang Studi terhadap Kesalahpahaman bahwa Pekerjaan sebagai Konselor Bisa Dilaksanakan oleh Siapa Saja K7 : Persepsi Guru Bidang Studi Terhadap Kesalahpahaman bahwa Hasil Pekerjaan Konselor Harus Segera Dilihat 10 20 30 40 50 60 70 80 90 K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K8 : Persepsi Guru Bidang Studi terhadap Kesalahpahaman bahwa konselor menyamaratakan cara pemecahan masalah bagi semua klien Berdasarkan gambar 4.1, dapat diketahui bahwa dari kesuluruhan poin kesalahpahaman yang dipakai, Bimbingan dan konseling dibatasi hanya untuk klien-klien tertentu saja, sebesar 79,96 . Kemudian diikuti dengan Konselor sekolah didalam melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling hanya bekerja sendiri sebesar 79,87. Menyamaratakan cara pemecahan masalah bagi semua klien sebesar 79,83. Tugas konselor didalam Bimbingan dan konseling disamakan saja dengan atau dipisahkan sama sekali dari pendidikan pada persentase 79,13 . Menganggap hasil pekerjaan konselor harus segera dilihat 74,10. Kemudian diikuti dengan Pekerjaan konselor sekolah dapat dilakukan oleh siapa saja pada persentase 73,30. Konselor sekolah dianggap sebagai polisi sekolah yaitu 71,53. Bimbingan dan konseling yang dilakukan konselor dianggap semata-mata sebagai proses pemberian nasihat pada persentase 59,96.

4.2 Pembahasan