Simpulan IMPLEMENTASI KURIKULUM MUATAN LOKAL BAHASA JAWA BAGI SISWA YANG BERLATAR BELAKANG BUKAN ETNIS JAWA (Studi Kasus di SMK Bagimu Negeriku Semarang)

84 BAB 5 PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang implementasi kurikulum muatan lokal bahasa jawa bagi siswa yang berlatar belakang bukan etnis jawa di SMK Bagimu Negeriku Semarang, maka didapat temuan, analisis, dan pembahasan berdasarkan tujuan awal penelitian. Pertama, kurikulum yang diterapkan oleh SMK Bagimu Negeriku masih menggunakan kurikulum KTSP 2006. Dalam pelaksanaan kurikulum muatan lokal, pihak sekolah menetapkan bahasa jawa sebagai muatan lokal yang berdasarkan dari dinas provinsi jawa tengah. Penyelenggaraan muatan lokal bahasa jawa telah ditentukan oleh kepala sekolah sesuai kalender akademik pendidikan yaitu dua jam per minggu. Kedua, penyusunan silabus yang dilakukan oleh guru bahasa jawa masih mengadopsi dari silabus yang sudah ada yaitu dari silabus yang ditetapkan oleh MGMP Kota Semarang. Namun dalam pembuatan RPP menyesuaikan dengan kondisi ditiap-tiap sekolah. Perbedaan materi RPP di SMK Bagimu Negeriku yaitu penggunaan bahasa jawa keseharian. Hal ini dilakukan karena menyesuaikan kondisi siswa yang mayoritas merupakan bukan etnis jawa. Pelaksanaan pembelajaran bahasa jawa sudah berjalan dengan baik, namun masih perlu adanya media pembelajaran yang tepat dalam mengatasi masalah siswa dalam belajar bahasa jawa. Peningkatan kemampuan siswa sudah dilakukan oleh guru yaitu dengan membekali setiap siswa dengan diktatmodul bahasa jawa. Ketiga, siswa merasa aktif dan antusias dalam menerima pembelajaran bahasa jawa meskipun pada awalnya merasa terpaksa. Pemahaman siswa dalam menerima materi ataupun pelajaran bahasa jawa sudah mulai meningkat. Hal ini dibuktikan dengan siswa mulai berkomunikasi menggunakan bahasa jawa meskipun hanya beberapa kata. Kemudian pemahaman siswa mengenai bahasa jawa berdasarkan etnisitasnya yaitu siswa tidak mempercayai beberapa adat yang ada di jawa. Misalnya yaitu adanya mitos kejawen dan pasaran jawa. Pemahaman ini muncul karena perbedaan budaya dari daerah asal siswa sebelumnya khususnya siswa yang bukan etnis jawa. Lalu ada juga siswa baru mengetahui bahwa di jawa ada bahasa yang mempunyai tingkatan dari kasar hingga halus. Hal ini dibuktikan dengan adanya siswa yang merasa kesulitan dalam penggunaan bahasa yang halus dan kasar Evaluasi dalam implementasi kurikulum muatan lokal bahasa jawa di SMK Bagimu Negeriku sudah berjalan dengan baik. Proses penilaiannya pun guru berpedoman pada KKM Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah dibuat guru berdasarkan rapat guru dan disetujui oleh Kepala Sekolah. Apabila siswa belum memenuhi standat KKM maka guru tersebut akan mengadakan remidi. Selain itu guru juga memberikan motivasi bagi siswa untuk meningkatkan semangat belajar dan membentuk karakter yang baik.

5.2 Saran