4.3. Tinjauan Transportasi di Kota Padangsidimpuan
Sejak kota ini ada jaringan transportasi telah ada atau telah tersedia, dikarenakan kota ini adalah perwujudan dari tempat orang singgah sementara dalam
melakukan perjalanan antar lintas sumatera atau kota ini merupakan daerah transit menuju kota lainnya. Kota ini mempunyai jaringan jalan negara sepanjang 24,21
kilometer, jalan propinsi sepanjang 6,80 kilometer dan jalan kabupaten kota sepanjang 351,60 kilometer. Semua jaringan jalan tersebut dapat dimamfaatkan oleh
mobil, motor, beca dayung barang, beca motor, sepeda dan pejalan kaki. Moda transportasi umum yang beroperasi di kota Padangsidimpuan adalah
mobil angkutan kota, beca motor, angkutan antar kota besar kecil yang digunakan untuk penumpang dan beca dayung, mobil truck untuk mengangkut barang.
4.3.1. Angkutan Umum Daerah Perkotaan
Dalam undang-undang nomor 14 tahun 1992 pasal 1 dan peraturan nomor 41 tahun 1993 pasal 1 menyebutkan bahwa kenderaan umum adalah setiap kederaan
bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran. Undang –undang tersebut juga menyebutkan bahwa angkutan adalah pemindahan
orang barang dari satu tempat ke tempat yang laindengan menggunakan kenderaan. Jenis pengangkutannya dilakukan oleh kenderaan bermotor, menggunakan sepeda
motor, mobil penumpang, mobil bus, dan kenderaan umum.
Erwin Syah Lubis : Analisis Kwantitas Ideal Modal Transportasi Studi Kasus : Beca Motor Di Kota Padang…, 2008 USU e-Repository © 2009
Vuchic 1981 mengemukakan bahwa menurut penggunaan dan cara pengoperasiannya angkutan umum adalah angkutan yang dimiliki dan dioperasikan
oleh operator yang digunakan oleh umum dengan persyaratan umum. Sistem pemakaian umum terbagi dua macam yaitu :
1. Sistem Sewa yaitu kenderaan dapat dioperasikan baik oleh operator maupun
penyewa. Dalam hal ini tidak ada rute maupun jadwal tertentu yang harus diikuti oleh pemakai, system ini disebut dengan demand responsive system,
karena penggunanya tergantung pada adanya permintaan. 2.
Sistem penggunaan bersama yaitu kenderaan dioperasikan oleh operator dengan rute dan jadwal tertentu, system ini disebut system transit.
Pada system ini terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu : e.
Paratransit, yaitu tidak ada jadwal yang pasti dan kenderaan dapat berhenti menaikkanmenurunkan penumpang disepanjang rutenya,
contoh : taksi, beca motor, beca dayung, delman dan sebagainya. f.
Massa Transit, yaitu mempuyai jadwal dan tempat pemberhentian yang pasti, contoh : bis kota dan kereta api.
Angkutan umum yang beroperasi di kawasan perkotaan kota Padangsidimpuan berawal dari pedati kemudian tersingkir muncul sadobendi terus
berubahlagi sadobendi tersingkir muncul beca dayung penumpang yang kemudian
Erwin Syah Lubis : Analisis Kwantitas Ideal Modal Transportasi Studi Kasus : Beca Motor Di Kota Padang…, 2008 USU e-Repository © 2009
pada awal tahun 70-an terjadi pelarangan operasi beca dayung yang digantikan oleh beca motor, sedangkan beca dayung berubah fungsi dari pengangkutan penumpang
menjadi pengangkutan barang. Hingga sekarang beca motor tetap eksis tetapi bertambah mobil angkutan kota.
4.3.2. Angkutan Beca Motor
Angkutan beca motor adalah salah satu angkutan umum yang beroperasi di kota Padangsidimpuan, yang mempuyai arti berupa kenderaan Vespa lama yang
mempunyai bak tempat duduk penumpang yang terbuat dari plat besi yang menempel disamping kiri vespa tersebut.
Sumber : Data Penelitian, 2007
Gambar 4.3.2.1 : Beca Motor yang beroperasi di Kota Padangsidimpuan
Erwin Syah Lubis : Analisis Kwantitas Ideal Modal Transportasi Studi Kasus : Beca Motor Di Kota Padang…, 2008 USU e-Repository © 2009
Wilayah operasional beca motor tersebut adalah seluruh daerah kota Padangsidimpuan, baik daerah perkotaan kecamatan Padangsidimpuan Utara dan
kecamatan Padangsidimpuan Selatan serta kecamatan lainya. Angkutan beca motor ini dioperasionalkan mempunyai ketentuan, yaitu harus mempunyai izin operasional,
masa berlaku izin operasional. Operasional angkutan beca motor diselenggarakan dengan ciri-ciri pelayanan
sebagai berikut : a.
Operasional tidak terjadwal, beca mesin akan beroperasi selama
masih ada penumpang yang mau menggunakan baik di pagi, siang dan malam hari.
b. Penggerak beca motor ini adalah kenderaan vespa tua dengan bak
tempat duduk penumpang disebelah kiri vespa tersebut.
c. Jenis Pelayanan dari pintu ke pintu door to door service ,
operasional beca motor tidak punya trayek yang ditetapkan, dan bebas masuk jalan atau gang yang ada di kota ini.
d. Angkutan dapat menampung penumpang maksimal 2 orang dewasa.
e. Ongkos bayaran disesuaikan dengan jarak tempuh, tidak ada
besaran yang ditetapkan bersama antara pemerintah dengan asosiasi
Erwin Syah Lubis : Analisis Kwantitas Ideal Modal Transportasi Studi Kasus : Beca Motor Di Kota Padang…, 2008 USU e-Repository © 2009
beca motor, serta besaran harga ongkos biasanya mempuyai kesamaan dengan angkutan beca motor lainnya.
f. Jarak perjalanan, jarak perjalanan tidak ada ketetapan atau batasan,
tetapi tambah jauh maka tambah besar ongkosnya, dan biasanya orang menggunakan beca motor untuk jarak jauh jika angkutan kota tidak
beroperasi atau malam hari karena beca motor satu-satunya angkutan yang tersedia.
Overgaard 1966, mengatakan dalam buku “merencanakan system
perangkutan” jarak tempuh lalulintas yang telah diteliti di Zurich
dan berlaku untuk seluruh negara, yaitu makin dekat jarak tempuh perjalanan umumnya orang akan menggunakan moda yang paling
praktis bahkan akan berjalan kaki, dan tergambar sebagai berikut :
5 10 15
km 100
50
Sumber : Warpani, S, 1990
Gambar 4.3.2.2 : Pemilihan Moda berdasarkan jarak perjalanan p
er ja
la n
an ora n
g
Jarak perjalanan berjalan, bersepeda, berbecak
Berkenderaan pribadi, bermobil
Erwin Syah Lubis : Analisis Kwantitas Ideal Modal Transportasi Studi Kasus : Beca Motor Di Kota Padang…, 2008 USU e-Repository © 2009
Sumber : RTRW Kota Padangsidimpuan, 2004 dan Data Penelitian, 2007
Gambar 4.3.2.3.: Jaringan Jalan di jadikan Parkir Beca Motor
Erwin Syah Lubis : Analisis Kwantitas Ideal Modal Transportasi Studi Kasus : Beca Motor Di Kota Padang…, 2008 USU e-Repository © 2009
BAB V
ANALISIS KARAKTERISTIK RESPONDEN, BECA MOTOR DAN SPASIAL KOTA PADANGSIDIMPUAN
5.1. Karakteristik Responden