BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pertambahan penduduk perkotaan di Indonesia dari tahun 1990 sampai dengan tahun 2000 adalah sekitar 4,3 per tahun, hal ini terjadi akibat urbanisasi
yang tinggi. Searah dengan pertambahan penduduk perkotaan tersebut menyebabkan kebutuhan sistem transportasi angkutan umum bertambah kira-kira 7,9 per tahun
dan diperkirakan meningkat hingga 10 per tahun dalam dasawarsa berikutnya Tamin, 2000.
Permasalahan transportasi di Indonesia sudah sedemikian parahnya, khususnya di beberapa kota besar seperti DKI-Jakarta, Surabaya, Medan dan
Bandung. Kota yang berpenduduk melebihi 1-2 juta jiwa dapat dipastikan mempunyai permasalahan transportasi. Pada akhir tahun 2000 diperkirakan semua
ibu kota propinsi dan beberapa ibukota kabupaten kota akan berpenduduk diatas 1-2 juta jiwa, sehingga permasalahan transportasi tidak dapat dihindarkan. Hal ini
menjadi lampu merah bagi para pembina, pemimpin kota yang sedang menjabat karena mereka dihadapkan kepada permasalahan baru yang memerlukan pemecahan
yang baru pula yaitu permasalahan transportasi perkotaan. Demikian juga pada beberapa kota kecil yang mempunyai permasalahan
transportasi diperlukan penyelesaian dan perencanaan transportasi yang bisa
Erwin Syah Lubis : Analisis Kwantitas Ideal Modal Transportasi Studi Kasus : Beca Motor Di Kota Padang…, 2008 USU e-Repository © 2009
mengantisipasi perkembangan kota di kemudian hari, karena jika dibiarkan terus menerus maka akan mengakibatkan penumpukan permaslahan yang komplek dan
penyelesaian yang tidak gampang, dengan biaya yang besar dan waktu yang relatif lama disebabkan oleh variabel permasalahan yang terus bertambah. Pada gambar
1.1.1 dapat dilihat bahwa penduduk kota begitu penuh sesak sehingga lahan kota dipenuhi oleh bangunan menjulang tinggi, dan menimbulkan masalah transportasi
kota.
Sumber : ESY Photo Collection, 2004 Gambar 1.1.1 : Jumlah penduduk dengan permasalahan transportasi di Perkotaan
Kota Padangsidimpuan adalah salah satu kota kecil yang sedang tumbuh dan baru berubah status dari kota administratif menjadi kota madya. Kota ini mempunyai
laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dari tahun 1999 hingga akhir tahun 2004 sekitar 16,63 Bappeda Kota Padangsidimpuan, 2004. Hal ini disebabkan oleh
Erwin Syah Lubis : Analisis Kwantitas Ideal Modal Transportasi Studi Kasus : Beca Motor Di Kota Padang…, 2008 USU e-Repository © 2009
urbanisasi penduduk dari daerah pinggiran dan luar kota Padangsidimpuan, sehingga sekarang mencapai 181.865 jiwa, dengan luas daerah 11.465.660 ha, dan kota
Padangsidimpuan terbagi atas 6 Kecamatan Padangsidimpuan Utara, Padangsidimpuan Selatan, Padangsidimpuan Hutaimbaru, Padangsidimpuan
Batunadua, Padangsidimpuan Tenggara, Padangsidimpuan Angkola Julu.
Tabel 1.1 : Jumlah penduduk kota Padangsidimpuan
Jumlah Penduduk jiwa tahun Kota
2003 2004 2005 2006 Padangsidimpuan
168.536 172.419 177.499 181.865
Sumber : BPS Sumatera Utara, 2007
Moda transportasi umum yang beroperasi di kota Padangsidimpuan adalah angkutan kota dan beca motor. Masyarakat kota Padangsidimpuan banyak
menggunakan moda transportasi umum beca motor dibandingkan dengan angkutan kota, hal ini disebakan oleh sistem pelayanan beca motor hampir sama dengan moda
angkutan taksi, dan dapat dikatakan angkutan semi pribadi dimana angkutan ini melayani “door to door“ dan mengangkut hanya pengguna yang sedang memesan.
Sedangkan angkutan kota mempunyai keterbatasan disebabkan mempunyai trayek dan rute tertentu.
Erwin Syah Lubis : Analisis Kwantitas Ideal Modal Transportasi Studi Kasus : Beca Motor Di Kota Padang…, 2008 USU e-Repository © 2009
Jumlah transportasi umum yang dapat dilihat langsung di kota Padangsidimpuan, jumlah beca motor lebih tinggi persentasenya dalam membutuhi
masyarakat dari pada angkutan kota, hal ini dapat dilihat dari kondisi yang ada di pusat kota dan depan gang sepanjang jalan arteri kota Padangsidimpuan terdapat
titik-titik pangkalan pool beca motor yang digunakan untuk menunggu penumpang, ditambah beca motor yang sedang beroperasi, jumlah keseluruhan diperkirakan
melebihi 2.500 unit beca motor.
Sumber : Data Penelitian, 2007 Gambar 1.1.2 : Keadaan beca motor di Kota Padangsidimpuan
Erwin Syah Lubis : Analisis Kwantitas Ideal Modal Transportasi Studi Kasus : Beca Motor Di Kota Padang…, 2008 USU e-Repository © 2009
Keadaan pusat kota Padangsidimpuan penuh sesak dengan beca motor yang sembarangan parkir dan banyak mengakibatkan timbulnya permasalahan baru
terhadap kota khususnya di pusat kota, berlatar belakang issu inilah peneliti bermaksud melakukan penelitian terhadap transportasi umum di kota
Padangsidimpuan.
1
.2. Batasan Masalah
Banyak masalah yang perlu dikaji pada sektor transportasi umum di kota Padangsidimpuan, pada kesempatan ini peneliti akan menganalisis kwantitas
optimum beca motor yang beroperasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat kota.
1.3. Perumusan Masalah