Tinjauan Kebutuhan Transportasi Bangkitan Lalu Lintas

2.2. Tinjauan Kebutuhan Transportasi

Kota adalah tempat dimana terdapat sekumpulan orang melakukan kegiatan dimana kegiatan-kegiatan tersebut saling memenuhi kebutuhan. Kegiatan menjadi suatu kebutuhan bagi setiap penduduk. Karena penduduk kota dan tempat kegiatan tersebar secara spatial maka untuk melakukan kegiatannya penduduk harus menempuah suatu jarak tertentu, sehingga terjadilah pergerakan di dalam kota. Intensitas kegiatan kota dan intensitas transportasi adalah berkaitan sangat erat. Proses perencanaan transportasi, kebutuhan akan transportasi dari suatu zona di dalam kota diwakili dalam langkah Trip Generation, yang terdiri dari bangkitan dan tarikan pergerakan dari suatu zona yang disebabkan oleh variabel-variabel demografis dan sosio ekonomis dari zona dimaksud. Perlu diperhatikan pada tahap trip generasi ini adalah kenyataan bahwa sebagian dari penduduk kota adalah captive terhadap angkutan umum karena keterbatasan ekonomi, fisik dan hukum sehingga tidak dapat mengendarai kenderaan pribadi. Adanya kelompok yang tergantung untuk kelompok yang captive angkutan umum ini sangat beralasan HUTCHINSON, 1974. Bangkitan dari penumpang angkutan umum dipengaruhi erat oleh jumlah unit rumah tangga, dan tarikan penumpang dipengaruhi oleh jumlah lapangan pekerjaan CARTER, et.al, 1979, sedangkan sumber yang lain menduga bangkitan penumpang dipengaruhi oleh kepadatan penduduk, kepadatan perumahan PUSHKAREV dan ZUPAN, 1977. Erwin Syah Lubis : Analisis Kwantitas Ideal Modal Transportasi Studi Kasus : Beca Motor Di Kota Padang…, 2008 USU e-Repository © 2009

2.3. Bangkitan Lalu Lintas

Kebutuhan akan angkutan sebenarnya timbul dari kebutuhan pokok manusia, yaitu kebutuhan akan pangan. Hal ini tampak jelas dalam masyarakat primatif. Dalam masyarakat modern keadaan tersebut sudah dimotifasi melalui beberapa mata rantai walaupun hakikatnya masih sama. Usaha memenuhi kebutuhan pangan tidak dilakukan secara langsung dengan mencari makan, melainkan melalui kerja lain yang menghasilkan uang, sedangkan usaha mengadakan makanan dilakukan melalui mata rantai lain. Contohnya, suami pergi bekerja untuk memperoleh penghasilan, sementara istri pergi belanja untuk menyiapkan makanan bagi keluarga. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan angkutan yang menimbulkan lalu lintas, waktu dan uang Overgaard, 1996, 24.

2.3.1. Pengertian Bangkitan Lalu lintas

Bangkitan lalu lintas adalah banyaknya lalu lintas yang ditimbulkan oleh suatu zone atau daerah per satuan waktu. Jumlah lalu lintas bergantung pada kegiatan kota, karena penyebab lalu lintas ialah adanya kebutuhan manusia untuk melakukan kegiatan berhubungan dan mengangkut barang kebutuhannya. Penelaahan bangkitan lalu lintas ini adalah bagian yang amat penting dalam proses perencanaan perangkutan. Dengan mengetahui bangkitan lalu lintas, maka jumlah perjalanan tiap zone pada masa yang akan datang dapat diperkirakan. Erwin Syah Lubis : Analisis Kwantitas Ideal Modal Transportasi Studi Kasus : Beca Motor Di Kota Padang…, 2008 USU e-Repository © 2009 Setiap kepergian pasti mempunyai asal, yaitu zone menghasilkan pelakunya dan tujuan yaitu zone yang menarik pelaku pepergian itu. Secara sederhana dapat dianggap bahwa pepergian pada umumnya diawali dari tempat tinggal dan diakhiri di tempat tujuan. Jadi ada dua pembangkit lalu lintas, yaitu tempat tinggal sebagai produsen pepergian dan bukan tempat tinggal sebagai konsumen. Tentu saja ada kebalikan pepergian. Selain itu, bepergian dari asal ke tujuan selalu mempunyai lintasan. Istilah produksi lalu lintas digunakan untuk menyatakan bangkitan lalu lintas zone perumahan dan tarikan lalu lintas untuk zone bukan perumahan. Sekarang jelaslah kaitan antara penyebab lalu lintas dan tata guna lahan disini berupa zone dan bukan perumahan. Banyaknya lalu lintas dan pepergian antar zone selalu bertambah karena prasarana hubungan pun terus meningkat, misalnya pembuatan jalan baru dan penataran jalan lama atau meningkatkan sarana hubungan seperti penambahan jumlah kenderaan. Pada hakikatnya, usaha meningkatkan prasarana dan sarana adalah jawaban atas kebutuhan perhubungan antar zone. Disamping itu, sering pula timbul satu zone lain yang memperoleh manfaat dari padanya.

2.3.1.1 Bangkitan Lalulintas : Analisa Kategori

Metoda analisa kategori dikembangkan pertama kali pada The Puget Sound Transportation Study pada tahun 1964, dan telah diperbaiki dan sering digunakan. Model ini sering digunakan untuk mendapatkan bangkitan lalulintas untuk daerah Erwin Syah Lubis : Analisis Kwantitas Ideal Modal Transportasi Studi Kasus : Beca Motor Di Kota Padang…, 2008 USU e-Repository © 2009 pemukiman tetapi dapat juga dipakai untuk aplikasi lainya seperti untuk menentukan jumlah kebutuhan moda transportasi. Konsep dasarnya sederhana dimana variable yang sama digunakan dalam analisa kategori adalah : 1. Ukuran keluarga jumlah orang 2. Pemilikan kenderaan pribadi 3. Pendapatan keluarga Data untuk mengilustrasikan tingkat bangkitan lalulintas sangat bervariasi di antara ketiga variable tersebut adalah : Tabel 2.3.1.1 : Data tingkat bangkitan lalulintas menurut Marler, 1985 Kategori Rendah Menengah Tinggi Total Pendapatan Keluarga 1,16 1,34 1,63 Kenderaan per-Keluarga 1,27 1,38 2,63 Ukuran Keluarga 1,23 1,24 1,63 rendah : Rp 0 s.d 75.000 bulan Menengah : Rp. 75.000 – 150.000 bulan Tinggi : lebih dari Rp. 150.000 bulan rendah : 0 Kenderaan pribadi Menengah : 1 Kenderaan pribadi Tinggi : +2 Kenderaan pribadi rendah : 1 – 3 orang pekerja Menengah : 4-6 orang pekerja Tinggi : + 6 orang pekerja Sumber : Ofyar Z. Tamin, 2000, 146 Erwin Syah Lubis : Analisis Kwantitas Ideal Modal Transportasi Studi Kasus : Beca Motor Di Kota Padang…, 2008 USU e-Repository © 2009 Tabel 2.3.1.2 : Data tingkat bangkitan lalulintas menurut Black, 1981 Tingkat pendapatan Tingkat pemilikan kenderaan rendah menengah Tinggi 3,4 a 3,7 a 3,8 a Tidak ada kenderaan 0 4,9 b 5,0 b 5,1 b 5,2 a 7,3 a 8,0 a Satu Kenderaan 1 6,9 b 8,3 b 10,2 b 5,8 a 8,1 a 10,0 a Dua atau lebih kenderaan 2+ 7,2 b 11,8 b 12,9 b Keterangan : a. Tingkatan ukuran rumah tangga 1 – 3 pekerja b. Tingkatan ukuran rumah tangga 4 + pekerja Sumber : John Black,1981,70 Dalam pelaksanaan kajian jumlah bangkitan lalulintas dengan menggunakan analisis ini dapat ditempuh melalui 4 tahapan yaitu : a. Tahap 1 Penentuan sub kategori dari setiap kategori, seperti yang digunakan pada studi di West Midlands Transport, UK oleh Wootton dan Pick pada tahun 1967 menjadi 108 kategori dari 3 kategori utama yaitu : 6 sub katrgori x 6 sub kategori x 3 sub kategori = 108 sub kategori Dimana sub kategori tersebut dapat dilihat pada table 2.3.1.3 yang ada dibawah ini. Erwin Syah Lubis : Analisis Kwantitas Ideal Modal Transportasi Studi Kasus : Beca Motor Di Kota Padang…, 2008 USU e-Repository © 2009 Tabel 2.3.1.3 : Sub Kategori dari 3 Kategori Wootton dan Pick, 1967 Ukuran Keluarga 1. 0 pekerja dan 1 dewasa tidak pekerja 2. 0 pekerja dan +1 dewasa tidak pekerja 3. 1 pekerja dan 0-1 dewasa tidak pekerja 4. 1 pekerja dan +2 dewasa tidak pekerja 5. 2 pekerja dan 0-1 dewasa tidak pekerja 6. 2 pekerja dan +2 dewasa tidak pekerja Pendapatan Keluarga a. kurang dari £ 500 pertahun b. £ 500 - £ 1.000 c. £ 1.000 - £ 1.500 d. £ 1.500 - £ 2.000 e. £ 2.000 - £ 2.500 f. lebih dari £ 2.500 Pemilikan Kenderaan Pribadi Keluarga 1. Tidak mempunyai kenderaan pribadi 2. 1 kenderaan pribadi 3. +2 kenderaan pribadi Sumber : Kebutuhan Transportasi,1992,72-73 +2 Pemilikan Kenderaan pribadi £ 0 - £ 500 £ 500 - £ 1.000 £ 1.000 - £ 1.500 £ 1.500 - £ 2.000 £ 2.000 - £ 2.500 lebih dari £ 2.500 1 Pendapatan per- rumah tangga 0,88 pergerakan Sumber : Kebutuhan Transportasi, 1992, 73 Gambar 2.3.1.1 : Struktur kategori dalam metoda analisis kategori Erwin Syah Lubis : Analisis Kwantitas Ideal Modal Transportasi Studi Kasus : Beca Motor Di Kota Padang…, 2008 USU e-Repository © 2009 b. Tahap 2 Data interview dari setiap keluarga yang telah disurvey haruslah di diklasifikasi sesuai dengan kategori yang telah ditetapkan yaitu terhadap ukuran keluarga, pemilikan kenderaan dan pendapatan keluarga. c. Tahap 3 Hasil bangkitan lalulintas untuk setiap kategori dari data keluarga dihitung rata-ratanya dengan cara membagikan jumlah bangkitan dengan jumlah anggota keluarga.yang ada pada kategori tersebut. d. Tahap 4 Tahap ke 3 sudah biasa digunakan sebagai estimasi bangkitan lalulintas per- zone, hal ini dapat dilakukan dengan mengalikan jumlah keluarga dengan setiap kategori dan hasilnya dijumlahkan sehingga menjadi total bangkitan lalulintas untuk zona tersebut, dengan kata lain : ∑ = = n i c c i i H T P 1 Dimana : P i = perkiraan jumlah pergerakan yang dihasilkan pada zona i T C = rata-rata bangkitan lalulintas per-keluarga dalam kategori c H C = jumlah keluarga dengan kategori c yang berlokasi di zona i Erwin Syah Lubis : Analisis Kwantitas Ideal Modal Transportasi Studi Kasus : Beca Motor Di Kota Padang…, 2008 USU e-Repository © 2009

2.4 Model Pemilihan Diskret