35
Larutan untuk kurva kalibrasi natrium dibuat dengan memipet 1; 2; 3; 4; dan 5 ml dari LIB II, masing-masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml
dan dicukupkan hingga garis tanda dengan akuademineralisata larutan ini mengan
dung 0,2; 0,4; 0,6; 0,8 dan 1 gml dan diukur pada panjang gelombang 589,0 nm dengan nyala udara-asetilen.
3.6.5.5 Penetapan Kadar Kalsium, Magnesium, Kalium Dan Natrium Dalam Sampel
Sebelum dilakukan penetapan kadar kalsium, magnesium, kalium dan natrium dalam sampel terlebih dahulu alat spektrofotometer serapan atom
dikondisikan dan diatur metodenya sesuai dengan mineral yang akan diperiksa.
3.6.5.5.1 Penetapan Kadar Kalsium Dalam Sampel
Larutan sampel biji kakao hasil destruksi dipipet sebanyak 1 ml dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml dan dicukupkan dengan
akuademineralisata hingga garis tanda Faktor pengenceran = 501 = 50 kali. Diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom pada
panjang gelombang 422,7 nm. Nilai absorbansi yang diperoleh harus berada dalam rentang kurva kalibrasi larutan baku kalsium. Konsentrasi kalsium dalam
sampel ditentukan berdasarkan persamaan garis regresi dari kurva kalibrasi.
3.6.5.5.2 Penetapan Kadar Magnesium Dalam Sampel
Larutan sampel biji kakao hasil destruksi dipipet sebanyak 0,1 ml dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml, dicukupkan dengan akuademineralisata
hingga garis tanda. Kemudian dipipet lagi sebanyak 6,5 ml dimasukkan kedalam labu tentukur 25 ml dan dicukupkan dengan akuademineralisata hingga garis
tanda Faktor pengenceran = 500,1 x 256,5 = 1900 kali. Diukur absorbansinya
Universitas Sumatera Utara
36
dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 285,2 nm. Nilai absorbansi yang diperoleh harus berada dalam rentang kurva
kalibrasi larutan baku magnesium. Konsentrasi magnesium dalam sampel ditentukan berdasarkan persamaan garis regresi dari kurva kalibrasi.
3.6.5.5.3 Penetapan Kadar Kalium Dalam Sampel
Larutan sampel biji kakao hasil destruksi dipipet sebanyak 0,1 ml dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml, dicukupkan dengan akuademineralisata
hingga garis tanda. Kemudian dipipet lagi sebanyak 8,3 ml dimasukkan kedalam labu tentukur 25 ml dan dicukupkan dengan akuademineralisata hingga garis
tanda Faktor pengenceran = 500,1 x 258,3 = 1500 kali. Diukur absorbansinya
dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 766,5 nm. Nilai absorbansi yang diperoleh harus berada dalam rentang kurva
kalibrasi larutan baku kalium. Konsentrasi kalium dalam sampel ditentukan
berdasarkan persamaan garis regresi dari kurva kalibrasi. 3.6.5.5.4 Penetapan Kadar Natrium Dalam Sampel
Larutan sampel biji kakao di pipet sebanyak 0,5 ml dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml dan diencerkan dengan akua demineralisata hingga garis
tanda Faktor pengenceran = 500,5 = 100 kali. Diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 589,0 nm.
Nilai absorbansi yang diperoleh harus berada dalam rentang kurva kalibrasi larutan baku natrium. Konsentrasi natrium dalam sampel ditentukan berdasarkan
persamaan garis regresi dari kurva kalibrasi.
Universitas Sumatera Utara
37
Kadar kalsium, magnesium, kalium dan natrium dalam sampel dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
Kadar gg =
3.6.6 Analisis Data Secara Statistik 3.6.6.1 Penolakan Hasil Pengamatan