26
Secara luas dapat dikategorikan menjadi dua kelompok, yakni interferensi spektral dan interferensi kimia. Interferensi spektral disebabkan
karena tumpang tindih absorpsi antara spesies pengganggu dan spesies yang diukur, karena rendahnya resolusi monokromator. Sedangkan interferensi kimia
disebabkan adanya reaksi kimia selama atomisasi, sehingga mengubah sifat absorpsi Khopkar, 2003.
Menurut Gandjar dan Rohman 2009, gangguan-gangguan yang dapat terjadi pada spektrofotometri serapan atom adalah:
a. Gangguan yang berasal dari matriks sampel yang mana dapat mempengaruhi banyaknya sampel yang mencapai nyala.
b. Gangguan kimia yang dapat mempengaruhi jumlah atau banyaknya atom yang terjadi di dalam nyala.
c. Gangguan oleh absorbansi yang disebabkan bukan oleh absorbansi atom yang dianalisis, yakni absorbansi oleh molekul-molekul yang tidak terdisosiasi di
dalam nyala. d. Gangguan oleh penyerapan non-atomik.
2.5 Validasi Metode Analisis
Validasi metode analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu berdasarkan percobaan laboratorium untuk membuktikan
bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya Harmita, 2004.
Beberapa parameter analisis yang harus dipertimbangkan dalam validasi metode analisis menurut Harmita 2004 adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
27
a. Kecermatan
accuracy
Kecermatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analisis dengan kadar analit yang sebenarnya. Kecermatan dinyatakan sebagai
persen perolehan kembali
recovery
analit yang ditambahkan. Kecermatan ditentukan dengan dua cara, yaitu:
1. Metode simulasi Metode simulasi
Spiked-placebo recovery
merupakan metode yang dilakukan dengan cara menambahkan sejumlah analit bahan murni ke dalam
suatu bahan pembawa sediaan farmasi plasebo, lalu campuran tersebut dianalisis dan hasilnya dibandingkan dengan kadar analit yang ditambahkan
kadar yang sebenarnya Harmita, 2004. 2. Metode penambahan baku
Metode penambahan baku
standard addition method
merupakan metode yang dilakukan dengan cara menambahkan sejumlah analit dengan
konsentrasi tertentu pada sampel yang diperiksa, lalu dianalisis dengan metode yang akan divalidasi. Hasilnya dibandingkan dengan sampel yang dianalisis
tanpa penambahan sejumlah analit. Persen perolehan kembali ditentukan dengan menentukan berapa persen analit yang ditambahkan ke dalam sampel
dapat ditemukan kembali. Rentang persen perolehan kembali yang diizinkan pada setiap konsentrasi analit pada matriks, dapat dilihat pada Table 2.3 berikut
ini:
Universitas Sumatera Utara
28
Tabel 2.3 Rentang Persen Perolehan Kembali Yang Diizinkan Pada Analit
Sampel Jumlah analit pada sampel
Persen perolehan kembali yang diizinkan 1 ppm
80-110 100 ppb
80-110 10 ppb
60-115 1 ppb
40-120 Sumber: Harmita 2004
b. Keseksamaan
precision
Keseksamaan atau presisi diukur sebagai simpangan baku relatif atau koefisien variasi. Keseksamaan atau presisi merupakan ukuran yang menunjukkan
derajat kesesuaian antara hasil uji individual ketika suatu metode dilakukan secara berulang untuk sampel yang homogen. Nilai simpangan baku relatif yang
memenuhi persyaratan menunjukkan adanya keseksamaan metode yang dilakukan Harmita, 2004.
Dari penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa simpangan baku relatif atau RSD meningkat seiring dengan menurunnya kadar analit yang
dianalisis. Pada kadar satu per sejuta ppm RSDnya adalah 16 dan pada kadar satu per bilion ppb adalah 32 Harmita, 2004.
c. Selektivitas
Spesifisitas
Selektivitas atau
spesifisitas
suatu metode adalah kemampuannya yang hanya mengukur zat tertentu secara cermat dan seksama dengan adanya
komponen lain yang ada di dalam sampel. Selektivitas seringkali dinyatakan sebagai derajat penyimpangan metode yang dilakukan terhadap sampel yang
mengandung bahan yang ditambahkan berupa cemaran dan dibandingkan dengan
Universitas Sumatera Utara
29
hasil analisis yang tidak mengandung bahan lain yang ditambahkan Harmita, 2004.
d. Linearitas dan Rentang Linearitas adalah kemampuan metode analisis yang memberikan respon
baik secara langsung ataupun dengan bantuan transformasi matematika, menghasilkan suatu hubungan yang proporsional terhadap konsentrasi analit
dalam sampel. Rentang merupakan batas terendah dan batas tertinggi analit yang dapat ditetapkan secara cermat, seksama dan dalam linearitas yang dapat diterima
Harmita, 2004. e. Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi
Batas deteksi merupakan jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan dibandingkan dengan
blangko. Sedangkan batas kuantitasi merupakan parameter uji batas, batas kuantitasi merupakan kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat
memenuhi kriteria cermat dan seksama Harmita, 2004.
Universitas Sumatera Utara
30
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian yang besifat deskriptif, yang bertujuan menggambarkan suatu keadaan secara sistematis yaitu
untuk mengetahui kadar kalsium, magnesium, kalium dan natrium pada biji kakao non fermentasi dan fermentasi.
3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian
Tempat dan waktu penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara pada bulan Mei 2015
– Agustus 2015.
3.2 Bahan - Bahan 3.2.1 Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah kakao yang diambil dari kebun di belakang rumah saudara, di Jalan Coklat No. 78, Kelurahan
Sukarame, Kecamatan Binjai Darat, Provinsi Sumatera Utara.
3.2.2 Pereaksi
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pro analisis keluaran E. Merck yaitu asam nitrat pekat 65 bv, akuademineralisata, larutan baku
kalsium 1000 gml, larutan baku magnesium 1000 gml, larutan baku kalium 1000 gml dan larutan baku natrium 1000 gml Laboratorium Penelitian
Fakultas Farmasi USU.
Universitas Sumatera Utara