2.1.5. Kinerja Manajerial
Kinerja manajerial adalah kemampuan atau prestasi kerja yang telah dicapai oleh para personil yang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, untuk
melaksanakan fungsi, tugas dan tanggung jawab mereka dalam menjalankan operasional perusahaan. Kinerja manajerial yang dimaksud dalam penelitian ini yakni
kinerja individu dalam kegiatan manajerial yang mencakup perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, pengawasan, staffing, negosiasi, dan representasi. Variabel
kinerja manajerial diukur mengunakan instrumen self rating yang dikembangkan oleh Mahoney 1963 dalam Alfar 2006:53, dimana setiap responden diminta untuk
mengukur kinerja sendiri ke dalam delapan dimensi, yaitu perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi, dan perwakilan,
serta satu dimensi pengukuran kinerja seorang manajer secara keseluruhan. Perencanaan adalah penentuan kebijakan dan sekumpulan kegiatan untuk
selanjutnya dilaksanakan dengan mempertimbangkan kondisi waktu sekarang dan yang akan datang. Perencanaan bertujuan untuk memberikan pedoman dan tata cara
pelaksanaan tujuan, kebijakan, prosedur, penggangaran dan program kerja sehingga terlaksana sesuai sasaran yang telah ditetapkan. Investigasi merupakan kegiatan untuk
melakukan pemeriksaan melalui pengumpulan dan penyampaian informasi sebagai bahan pencatatan, pembuatan, pembuatan laporan, sehingga mempermudah
dilaksanakannya pengukuran hasil dan analisis terhadap pekerjaan yang telah dilakukan. Pengkoordinasian merupakan proses jalinan kerjasama dengan bagian-
bagian lain dalam organisasi melalui tukar-menukar informasi yang dikaitkan dengan
penyesuaian program-program kerja. Evaluasi adalah penilaian yang dilakukan oleh manajer terhadap rencana yang telah dibuat, dan ditujukan untuk menilai pegawai dan
catatan hasil kerja sehingga dari hasil penilaian tersebut dapat diambil keputusan yang diperlukan.
Pengawasan merupakan
penilaian untuk mendapatkan keyakinan bahwa
perencanaan, pengkoordinasian, penyusunan personalia dan pengarahan telah berjalan secara efektif. Pemilihan staf staffing yang sering disebut sebagai penyusunan
personalia merupakan fungsi manajemen yang berkenaan dengan perekrutan, penarikan, penempatan, pemberian latihan kepada pegawai, mempromosikan
pegawai, dan melakukan mutasi terhadap pegawai, yang sudah tentu memperhatikan keterampilan pegawai dan kebutuhan perusahaan. Proses penyusunan personalia
dapat dipandang sebagai suatu rangkaian kegiatan yang dilaksanakan terus-menereus untuk menjaga pemenuhan kebutuhan personalia perusahaan agar setiap bagian
ditempatkan oleh personil yang tepat dan pada saat yang tepat. Negosiasi dalam hal ini berkaitan dengan pengambilan keputusan, baik dalam satu bagian maupun secara
keseluruhan dalam perusahaan dengan menyelaraskan antara kebutuhan perusahaan dengan kebutuhan karyawan terlebih khusus dalam proses penyusunan dan
pencapaian target anggaran. Sedangkan perwakilan dalam hal ini dimaksudkan dengan kegiatan manajer dalam hal menghadiri pertemuan-pertemuan dengan
perusahaan lain, perkumpulan bisnis, acara kemasyarakatan, dan pendekatan- pendekatan ke masyarakat untuk mempromosikan tujuan umum perusahaan.
Tujuan utama penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya agar mencapai hasil
yang diinginkan. Penilaian kinerja juga memberikan pendalaman yang penting pada manajemen mengenai segi efisiensi operasional, dan mengungkapkan masalah
perilaku yang penting karena inefisiensi perorangan Welsch, dkk, 2000:475. Penilaian kinerja dilakukan untuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan
sekaligus mendorong untuk menegakkan perilaku yang semestinya melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya.
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu