BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Untuk mencapai tujuan perusahaan dengan baik diperlukan suatu rencana kerja yang baik, terarah dan komprehensif, sehingga mempermudah bagi manajemen untuk
mengendalikan kegiatan-kegiatan operasional perusahaan.Rencana kerja tersebut disusun berdasarkan target yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
perusahaan, baik periode yang kurang dari satu tahun atau lebih yang disusun dengan format tertentu yang disebut dengan anggaran. Anggaran merupakan rencana kerja
yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit satuan moneter dan berlaku untuk jangka waktu periode
tertentu yang akan datang Munandar, 2001:1. PDAM merupakan salah satu badan usaha milik pemerintah daerah yang memegang peranan penting dalam peningkatan
Pendapatan Asli Daerah PAD yang pengelolaanya diserahkan secara otonomi penuh kepada daerah, dimana berdasarkan fenomena pada akhir-akhir ini perusahaan ini
sering mengalami permasalahan dalam pengelolaanya dan sering mengalami defisit. Permasalahan pengelolaan perusahaan milik daerah ini pada dasarnya terletak pada
kinerja manajerial yang kurang baik dan hubunganya terhadap perencanaan kerja yang kurang baik yang dimulai dari penyusunan anggaran operasional.
Anggaran memiliki fungsi sebagai alat penilaian kinerja Mardiasmo, 2002:65. Kinerja dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan efisiensi pelaksanaan
anggaran. Dalam perusahaan bisnis, pelaksana anggaran menerima kompensasi berupa bonus apabila mampu memenuhi atau melebihi target anggaran dan hukuman
punishment bila tidak mampu memenuhi keinginan manajer untuk mendapatkan bonus mendukung terjadinya senjangan anggaran karena manajer ingin kinerjanya
dinilai dengan baik. Untuk mencapai tujuan tersebut manajer akan berusaha mencapai target anggaran. Untuk mempermudah pencapaian target anggaran, manajer berusaha
memperkecil target dalam anggaran Utomo, 2006:23. Merchant 1981:8, Chow et al 1998:12 serta Nouri dan Parker 1998:54
dalam Mulyasari 2005:20 menyatakan bahwa apabila pelaksana anggaran ikut berpartisipasi dalam penyusunan anggaran maka menghasilkan pengungkapan
informasi privat yang mereka miliki. Pemegang kuasa anggaran menerima informasi yang belum diketahui sebelumnya dan meningkatkan akurasi pemahaman terhadap
pelaksana anggaran sehingga semakin mengurangi informasi asimetris dalam hubungan pemegang kuasa anggaran dan pelaksana anggaran, dalam hal ini kepala
bagian dengan kepala sub bagian. Dalam penganggaran yang dilakukan dengan sistem dari atas ke bawah top-
down , dimana rencana dan jumlah anggaran telah ditetapkan oleh pemegang kuasa
anggaran sehingga pelaksana anggaran hanya melakukan apa yang telah disusun. Penerapan sistem ini mengakibatkan kinerja pelaksana anggaran menjadi tidak efektif
karena target yang diberikan terlalu menuntut namun sumber daya yang diberikan tidak mencukupi overload. Dalam proyeksi, pemegang kuasa anggaran kurang
mengetahui potensi dan hambatan yang dimiliki oleh pelaksana anggaran sehingga
memberikan target yang sangat menuntut dibandingkan dengan kemampuan pelaksana anggaran.
Penyusunan anggaran yang baik seyogianya menggunakan prinsip dari bawah ke atas bottom up yang melibatkan berbagai level jabatan di setiap departemen dalam
suatu perusahaan. Hal ini akan lebih baik karena dapat mengharapkan berbagai masukan dari kalangan bawahan untuk menentukan target kinerja yang hendak ingin
dicapai dalam suatu periode atau jangka waktu tertentu. Penyusunan anggaran semacam ini merupakan pendekatan anggaran partisipasi atau self imposed budget.
Melibatkan para manajer untuk turut serta berpartisipasi dalam penyusunan anggaran perusahaan, diharapkan dapat meningkatkan kinerja organisasional baik secara
individual maupun kinerja manajerial didalamnya, karena dengan pertisipasi tersebut akan meningkatkan semangat kerja dan tanggungjawab moral dari semua komponen
yang ada dalam perusahaan untuk mensukseskan rencana kerja yang dimaksud. Oleh karena anggaran tersebut merupakan suatu konsep secara komprehensif yang
melibatkan semua komponen yang ada dalam perusahaan, maka dalam penyusunan anggaran bila pelaksana anggaran diberi kesempatan untuk memberikan masukan
berupa informasi yang dimilikinya kepada pemegang kuasa anggaran sehingga pemegang kuasa anggaran akan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang
pengetahuan yang relevan dengan tugas Yusfaningrum, 2005:25. Anggaran yang disusun berdasarkan pendekatan partisipatif tersebut salah satu
alat bagi top management untuk menilai kinerja seluruh bawahan terlebih khusus para manajer diberbagai level di setiap departemen yang ada dalam perusahaan, dan
sekaligus juga sangat penting dalam meningkatkan motivasi kerja dari setiap elemen perusahaan. Singkatnya, anggaran tersebut berfungsi sebagai alat pendorong yang
dapat membangkitkan motivasi para manajer dalam mencapai tujuan pusat pertanggungjawaban yang dipimpinya dan tujuan perusahaan secara keseluruhan.
Halim dan Supomo,2005:42 Peneliti melihat bila partisipasi anggaran meningkat maka komunikasi dan Job
Relevant Information JRI juga akan turut meningkat sehingga peningkatan JRI akan menyebabkan meningkatnya komunikasi dan hal ini akan meningkatkan kinerja
manajer dalam pelaksanaan anggaran. Hal yang sangat penting hubunganya terhadap uraian diatas adalah
pemahaman manajemen puncak berkenaan dengan situasi yang dihadapi yaitu kemampuan untuk menganalisis dan menentukan secara cermat tentang ketepatan
anggaran yang telah disampaikan oleh para manajer dari semua level dalam perusahaan, sebab apabila rencana dan target kerja tersebut terlalu tinggi maka akan
menimbulkan tekanan mental bagi para manajer dan seluruh karyawan yang berada dibawahnya untuk mencapai anggaran dimaksud. Sudah tentu hal ini akan berakibat
buruk pada hasil kinerja manajer tersebut beserta seluruh bawahanya. Juga, jika anggaran yang telah dibuat atau disampaikan oleh para manajer terlalu rendah, maka
keadaan ini tidak efektif bagi kemajuan perusahaan, sebab anggaran tersebut tidak menantang dan terlalu mudah untuk dicapai. Keadaan seperti ini dapat memperlambat
pertumbuhan dan perkembangan perusahaan dalam mencapai tujuanya karena masih banyaknya sumber daya perusahaan yang belum diberdayakan secara optimal. Agar
hal diatas tidak terjadi manajemen puncak seharusnya memililki kemampuan analisis yang memadai dalam mengevaluasi dan menetapkan anggaran kerja para manajer di
setiap departemen dalam perusahaan, agar sesuai dengan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki oleh manajer tersebut, serta diselaraskan dengan
kebutuhan perusahaan dan dinamisasi perkembangan dunia usaha secara keseluruhan. Selain hal yang positip yang diuraikan diatas, perlu juga dipahami secara
seksama bahwa penggunaan anggaran partisipatif tersebut tidak begitu efektif diterapkan dalam suatu perusahaan apabila para manajer dan penyelia serta karyawan
tidak memperoleh informasi kegiatan yang relevan dengan apa yang dianggarkan atau tidak adanya komunikasi yang baik antara atasan dengan pelaksana anggaran yang
secara otomatis akan mengurangi komitmen karyawan dalam melaksanakan kegiatan yang akan dilaksanakan, dan hal ini akan berakibat rendahnya kinerja para manajer.
Peneliti ingin melihat lebih jauh tentang kesimpulan beberapa peneliti terdahulu yang masih banyak menimbulkan pertentangan hubunganya dengan
pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial. Misalnya Ompusunggu dan Bawono 2006 dengan pengujian hipotesis melalui analisis regresi linier
berganda menyatakan bahwa partisipasi pelaksana dalam penyusunan anggaran tidak akan mengurangi informasi asimetris, sedangkan hasil penelitian Yusfaningrum
2005 menemukan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh positip dan signifikan terhadap kinerja manajerial. Penelitian yang dilakukan oleh J.Sumarno 2005
menyatakan bahwa terdapat pengaruh dan hubungan negatip yang kuat antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Supriyono dan Syakhroza 2003: 961 menyimpulkan bahwa partisipasi anggaran mempunyai hubungan positip dan signifikan dengan kinerja manajerial
Penelitian ini merupakan penelitian relasional yang akan menguji pengaruh Job-Relevant-Information
JRI terhadap komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dalam proses penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial pada Perusahaan
Milik Daerah BUMD.
1.2. Perumusan Masalah