juga dibebankan kepada pemrogram lainnya. Hasilnya, pemrogram yang dilibatkan menunjukkan pencapaian secara signifikan dibanding pemrogram yang tidak
dilibatkan secara keseluruhan namun tidak dalam program-program sederhana. Disimpulkan bahwa partisipasi dalam penyusunan tujuan mengarahkan pada
pendiskusian tugas dengan orang yang lebih ahli dalam hal ini salah satunya atasanpemegang kuasa anggaran. Namun, ketika tugasnya sederhana, pendekatan
yang lebih efektif menjadi sangat jelas sehingga diskusi dengan atasan menjadi tidak terlalu penting karena bawahanpelaksana anggaran dapat memutuskannya sendiri.
2.1.4. Komunikasi dalam Penyusunan Anggaran
Manusia sebagai mahluk sosial memerlukan bantuan dari orang lain disekitarnya. Dalam konteks manusia sebagai mahluk sosial, maka komunikasi tidak
saja sebagai alat untuk melakukan kontak hubungan dengan antar individu, namun komunikasi juga merupakan alat bagi manusia untuk bertahan hidup
Soemanagara,2006:45. Untuk itulah manusia memerlukan dan melakukan komunikasi dengan baik. Manusia sebagai makhluk berbudi pekerti luhur yang harus
dapat berpartisipasi dengan lingkungan sekitarnya, akan selalu berinteraksi untuk berbicara, menyampaikan keinginan, dan lain sebagainya melalui atau dengan cara
berkomunikasi. Semua kebutuhan dan keinginan dimaksud hanya dapat disampaikan dan dipenuhi dengan jalan berkomunikasi dengan baik antara yang satu dengan yang
lainya, terlebih dalam suatu sistem organisasi perkantoran atau perusahaan, dimana komunikasi yang baik dan lancar tersebut sangat dibutuhkan untuk menjalankan
kegiatan operasional dan demi kelangsungan hidup perusahaan, sebab bila manusia tidak mampu berkomunikasi dengan baik mereka tidak akan bisa bekerjasama
Effendy,1987:7. Komunikasi yang baik berarti bisnis yang baik. Komunikasi merupakan perekat yang menyatukan manusia bekerjasama untuk mencapai tujuan
bersama Corrado,2004:11. Peran penting komunikasi dalam memulihkan keseimbangan antara kebutuhan perusahaan dan kebutuhan karyawan, menjadi jelas
bagi lebih banyak orang, karena komunikasi amat penting bagi peremajaan kembali organisasi. Komunikasi yang baik meningkatkan keharmonisan kerja dalam
lingkungan kerja. Sebaliknya apabila tidak ada komunikasi yang baik, maka koordinasi akan terganggu. Akibatnya adalah disharmonisasi yang akan menggangu
proses pencapaian target dan tujuan perusahaan Suranto,2005:57. Pimpinan tidak hanya memiliki kemampuan membuat komitmen atau
keputusan, tetapi harus diterjemahkan menjadi gagasan, prakarsa, inisiatif, kreativitas, pendapat, saran, perintah, dan lainya yang sejenis dengan hal tersebut melalui
komunikasi yang baik. Oleh karena kemampuan mengambil keputusan akan kehilangan artinya tanpa kemampuan mengkomunikasinya Namawi dan
Martini,2004:167. Dengan komunikasi yang baik maka seluruh komponen dalam perusahaan dapat secara sistematis bekerja dalam satu arah yang sama yaitu untuk
meningkatkan produktivitas perusahaan Suranto,2005:57. Jika terjadinya miscommunication
dalam suatu perusahaan, khusunya dalam penyusunan anggaran, maka akan menimbulkan dampak negatip yang berakibat buruk bagi kelangsungan
hidup perusahaan.
Kemahiran berkomunikasi bagi seorang manajer dapat memperkecil, bahkan menghilangkan konflik antara kepentingan pribadi dengan kepentingan organisasi
Effendy,1998:134,141. Untuk itulah komunikasi yang baik dan lancar tersebut selalu ditumbuhkan dalam perusahaan, yang salah satunya dengan cara melibatkan
Partisipasi para manajer dan karyawan dalam merumuskan dan memutuskan suatu keputusan atau hal-hal penting dalam perusahaan, terlebih khusus tentang
penyusunan anggaran dimaksud. Untuk mencapai sasaran yang diharapkan dari anggaran dimaksud, maka
manajemen hendaknya menggerakkan para karyawan agar mempunyai otoaktivitas dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya dengan penuh gairah. Berkurangnya atau
tidak adanya gairah para karyawan dalam melaksanakan tugas mereka, akan merupakan masalah bagi manajemen. Untuk sampai kepada suasana bekerja seperti
itu, diperlukan kegiatan komunikasi, persuasi dan motivasi melalui partisipasi, yang sangat erat hubungannya dengan kejiwaan para pekerja dalam mencapai tujuan yang
telah digariskan dan direncanakan sebelumnya. Kemampuan berkomunikasi yang baik akan besar artinya bagi para manajer dalam mengemban tugasnya mengelola dan
mencapai tujuan perusahaan, khususnya dalam upaya melakukan perubahan sikap attitude change, perubahan pendapat opinion change, perubahan tingkahlaku
behavior change para karyawan, sehingga sesuai , serasi, selaras senada dan seirama dengan perilaku organisasi organizational bahavior Effendy,1989:29,149.
Dengan demikian tujuan dan sasaran organisasi atau perusahaan yang telah dituangkan kedalam anggaran, akan dapat dicapai dengan efektif dan efisien.
2.1.5. Kinerja Manajerial