4.6.2 Teknik Analisis Data
Data penelitian dianalisis melalui pengunaan alat bantu statistik, dengan cara : 1. Uji kualitas data
Ada dua prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini untuk mengukur kualitas data, yaitu :
a. Uji reliabilitas, yaitu untuk menunjukkan sejauhmana suatu hasil pengukuran
suatu kuesioner jika diulangi beberapa kali Supramono dan Utami, 2004:72. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach
Alpa 0,60 Nunally,1978 dalam Ghozali,2002:133. b.
Uji Validitas, dilakukan untuk menjawab pertanyaan apakah instrumen penelitian yang telah disusun benar-benar akurat sehingga mampu mengukur
apa yang seharusnya diukur variabel kunci yang diteliti. Uji tersebut dimaksud untuk mengetahui sejauhmana instrumen yang digunakan sudah
memadai untuk mengukur apa yang seharusnya diukur dengan cara meminta pendapat atau penilaian ahli yang berkompeten dengan masalah yang sedang
diteliti Supramono dan Utami,2004:72. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada koesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuesioner tersebut.
c. Jika r hitung untuk r butir dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total
Correlation lebih besar dari r tabel dan nilai positif, maka butir atau pertanyaan tersebut dikatakan valid Ghozali,2002:135
2. Uji Asumsi Klasik Sebelum dilakukan pengujian hipotesis yang mengunakan analisis regresi,
maka diperlukan pengujian asumsi klasik yang meliputi : a.
Uji normalitas, yaitu bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak
digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal Nugroho,2005:18 Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak
dapat dilihat melalui normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dan distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis
lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang mengambarkan data
sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnnya Ghozali, 2002:74 b.
Uji Multikolinieritas, diperlukan untuk mengetahui apakah ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen
lain dalam satu model Nugroho, 2005:58. Selain itu deteksi terhadap multikolinearitas juga bertujuan untuk menghindari kebiasan dalam proses
pengambilan kesimpulan mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen terhadap varibel dependen. Deteksi multikolinieritas pada
suatu model dapat dilihat jika nilai Variance Inflation Factor VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model tersebut dapat
dikatakan terbebas dari multikolinieritas. VIF = 1Tolerance, jika VIF = 10 maka Tolerance =110=0,1.
c. Uji heteroskesdastisitas, bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah model regresi yang
memiliki persamaan variance residual suatu periode pengamatan dengan periode pengamatan yang lain, atau homokesdastisitas. Cara memprediksi ada
tidaknya heteroskesdastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar scatterplot model
tersebut Nugroho,2005:62. d.
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pada periode sebelumnya. Ghozali,2002:62. Dalam beberapa penelitian uji autokorelasi jarang dilakukan karena autokorelasi jarang terjadi pada data
yang bersifat cross section, jika terjadi maka cara menggunakannya hanya dengan merubuh posisi sampel.
4.6.3. Model Pengujian Hipotesis