bila diperlukan seperti halnya tambahan ukuran akibat faktor tebalnya pakaian yang harus dikenakan oleh operator, pemakaian sarung tangan
gloves, dan lain lain.
3.7.9 Uji Keseragaman Data
6
Uji keseragaman data dimaksudkan untuk menentukan bahwa populasi data sampel yang digunakan memiliki penyeimbangan yang normal dari rata-
ratanya pada tingkat kepercayaansignifikansi tertentu. Pengujian terhadap keseragaman data dilakukan untuk mengetahui apakah data-data yang diperoleh
telah berada dalam keadaan yang terkendali atau belum. Suatu data yang berada di dalam batas kendali yaitu BKA Batas Kendali Atas dan BKB Batas Kendali
Bawah dapat dikatakan dalam keadaan terkendali, sebaliknya jika suatu data berada di luar BKA dan BKB, maka data tersebut dikatakan berada dalam
keadaan tidak terkendali. Nilai batas kontrol atas dan batas kontrol bawah dapat dihitung apabila
nilai standar deviasi telah diketahui. Berikut ini merupakan rumus untuk menghitung standar deviasi dari suatu kumpulan data.
σ=� ∑X
i
-x
2
N Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk menghitung BKA dan
BKB dari suatu kumpulan data.
6
http:www.its.ac.idpersonalfilespub2850-m_sritomo-ie-akalahRancanganVulkanisi Ban A.Pawennari.pdf
σ σ
k x
BKB k
x BKA
− =
+ =
dimana : σ = standar deviasi
X
i
= Data pengamatan � = Nilai rata-rata data
N = banyak data BKA = batas kendali atas
BKB = batas kendali bawah k
= tingkat kepercayaan Setelah nilai batas kontrol atas dan batas kontrol bawah diketahui, maka
data harus diperiksa untuk mengetahui apakah seluruh nilai data berada di antara BKB dan BKA. Apabila terdapat data yang lebih kecil dari BKB ataupun data
yang lebih besar dari BKA, maka data tersebut tidak boleh diikut sertakan dalam proses perhitungan dieliminasi.
3.7.1 Proses-Proses dalam Perancangan Produk
Perancangan produk menurut Nigel Cross terbagi atas tujuh langkah yang masing-masing mempunyai metode tersendiri. Ketujuh langkah tersebut diuraikan
pada sub bab berikutnya.
3.7.3.1 Klarifikasi Tujuan
7
Klarifikasi tujuan clarifying objectives ini dilakukan untuk menentukan tujuan perancangan. Metode yang digunakan adalah pohon tujuan objectives
7
Ibid., h. 97-113.
Trees. Dengan pohon tujuan, kita akan dapat mengidentifikasikan tujuan dan sub tujuan dari perancangan suatu produk beserta hubungan antara keduanya yaitu
dalam bentuk diagram yang menunjukkan hubungan yang hierarki antara tujuan dengan sub tujuannya. Percabangan pada pohon tujuan merupakan hubungan
yang menunjukkan cara untuk mencapai tujuan tertentu. Titik awal sebuah rancangan adalah sebuah masalah atau sesuatu yang
masih kabur sangat jarang bagi perancang untuk memberikan pernyataan lengkap dan jelas tentang objek yang harus dipenuhi. Langkah pertama dalam perencanaan
adalah mencoba mengklasifikasikan tujuan perencanaan. Dalam kenyataannya, akan sangat membantu pada semua tahap mencapai akhir yang diinginkan. Akhir
ini adalah rangkaian tujuan dimana benda yang dirancang harus dapat dipenuhi. Metode pohon tujuan memberikan format yang jelas dan bermanfaat bagi
beberapa tujuan. Ini memperlihatkan tujuan dan cara umum untuk mencapainya dan masih harus dipertimbangkan. Ini akan memperlihatkan bentuk diagramatik
dimana tujuan yang berbeda akan saling berhubungan satu sama lain, dan pola hirarki tujuan dan sub tujuan. Prosedur untuk pencapaian pohon tujuan ini akan
membantu memperjelas tujuan dan mencapai kesepakatan di antara klien, manajer, dan anggota tim desain.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam tahap klarifikasi tujuan adalah sebagai berikut:
1. Membuat daftar tujuan perancangan. 2. Susun daftar dalam urutan tujuan dari higher-level kepada lower-level.
3. Gambarkan sebuah diagram pohon tujuan, untuk menunjukkan hubungan- hubungan yang hierarki.
Metode pohon tujuan memberikan bentuk dan penjelasan dari pernyataan tujuan. Metode ini menunjukkan sasaran yang akan dicapai dengan berbagai
pertimbangan.
1. Prosedur Prosedur untuk menggunakan metode pohon tujuan membantu memperjelas
tujuan dan mendapatkan persetujuan dari klien, manajer, dan anggota tim perancangan. Klien sangat peduli terhadap dengan apa yang diinginkan, atau
mungkin klien berpendapat bahwa pengacara sangat memahami yang diinginkannya. Alternatif lain adalah berharap klien memberikan kebebasan.
Hal ini kedengarannya seperti keuntungan tersendiri bagi perancang tetapi bisa juga menjadi bencana kalau klien memutuskan bahwa proposal
rancangan akhir sama sekali tidak sesuai dengan keinginannya. Pada kasus lain perancang akan sangat membutuhkan pengembangan ide-ide awal
menjadi pernyataan yang jelas tentang tujuan perancangan. Tujuan perancangan bisa juga disebut persyaratan klien, keinginan pemakai
atau kegunaan produk. Beberapa tujuan perancangan berisi ringkasan yang lengkap sementara yang lainnya harus diperoleh dari pernyataan yang
diajukan pada klien atau mendiskusikannya dengan anggota tim yang lainnya. Salah satu cara untuk membuat pertanyaan yang masih samara-samar
menjadi lebih spesifik adalah melalui literatur, mencoba menspesifikasikan