72
B. Berat Wadah + benda uji
: 585 gram C.
Berat benda uji B-A :500 gram
D. Berat benda uji kering
: 490 gram Kadar Air KA
1
= 100 x C – D D : 2
Kadar air agregat rata – rata 545
, 2
2 2
09 ,
3 2
2 1
= +
= +
= KA
KA Kadar air pada limbah beton lebih tinggi dibanding dengan pasir. Pasta semen
yang banyak menempel pada agregat limbah beton ini juga berpengaruh terhadap tingginya kadar air limbah beton ini. Pasta semen yang banyak mengandung pori,
karena tingkat kepadatannya yang rendah, memberikan celah dan ruang untuk diisi oleh udara yang mengandung air. Semakin banyak pasta semen yang
menempel, semakin banyak pula pori-pori yang dapat dimasuki oleh udara yang mengandung air yang kemudian terperangkap di dalam pori-pori tersebut.
Lembabnya tempat penyimpanan menambah semakin banyaknya udara yang masuk ke dalam pori-pori tersebut. Hal inilah yang menyebabkan agregat limbah
beton yang digunakan dalam penelitian ini lebih tinggi dari pada pasir.
Banyaknya kadar air yang terkandung dalam agregat akan berpengaruh terhadap kebutuhan air yang diperlukan dalam perhitungan komposisi material, termasuk
air, dalam proses mix design. Tingginya kadar air pada limbah beton ini sangat penting untuk diperhitungkan dalam mix design beton, karena hal ini dapat
berpengaruh terhadap kekuatan beton sendiri. Banyaknya air yang digunakan pada campuran beton akan menyebabkan beton menjadi terlalu encer dan melemahkan
kekuatan beton yang dihasilkan.
4.1.4. Analisis Specific Gravity dan Absorbsi Agregat
Specific gravity agregat adalah perbandingan massa suatu unit volume agregat dengan massa air pada unit volume yang sama. Tujuan pemeriksaan ini
Universitas Sumatera Utara
73
adalah untuk menentukan “bulk” dan “apparent” specific gravity dan penyerapan absorbsi agregat yang dibutuhkan dalam perancangan campuran beton.
Menentukan bulk, apparent specific grafity dan absorbsi dari agregat limbah beton menurut ASTM C 128 guna menentukan volume agregrat dalam beton.
Tabel. 4.5. Data Analisis Spesific Gravity dan Absorbsi dari Agregat Pasir Observasi I
Picnometer : 500 Ml A = Berat picnometer
B = Berat contoh kondisi SSD C = Berat piknometer + air + contoh SSD
D = Berat piknometer + air E = Berat contoh kering
= 182 gram = 500 gram
= 985 gram = 676 gram
= 476 gram Apparent Specific grafity
= 476 476+676-985 = 2,85
Bulk Specific grafity kondisi kering = 476 500+676-985
= 2,49
Bulk Specific grafity SSD = 500 500+676-985
= 2,62
Persentase Absorbsi = 500-476476 x 100
= 5,04
Dari pengujian kadar air dan persentase absorbsi agregat pasir, diketahui bahwa agregat pasir yang akan digunakan ada dalam keadaan air dry kering permukaan,
kering pori permukaan, basah pori dalam. Penyerapan air oleh pasir secara teoritis sebesar 5,04. Sehingga untuk menjaga faktor air-semen wc ratio tetap
sebesar yang telah direncanakan dilakukan penambahan air sebesar 5,04 ke dalam campuran beton daripada perhitungan teoritis bersihnya.
Tabel.4.6. Data Analisis Spesific Gravity dan Absorbsi dari Agregat Limbah beton Observasi I
Picnometer : 500 mL A = Berat picnometer
B = Berat contoh kondisi SSD = 181 gram
= 500 gram
Universitas Sumatera Utara
74
C = Berat piknometer + air + contoh SSD D = Berat piknometer + air
E = Berat contoh kering = 960 gram
= 679 gram = 473 gram
Apparent Specific grafity = 473 473+679-960
= 2,463
Bulk Specific grafity kondisi kering = 473 500+679-960
= 2,159
Bulk Specific grafity SSD = 500 500+679-960
= 2,283
Persentase Absorbsi = 500-473473 x 100
= 5,708
Dari hasil penelitian yang dilakukan, didapat specific gravity atau massa jenis dari agregat limbah beton adalah sebesar 2,283 grcm
3
pada keadaan kering permukaan, dan keadaan kering seluruhnya sebesar 2,159 grcm
3
pada penyerapan air didapatkan sebesar 5,708, hal ini lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai
specific gravity dari agregat halus alami, yaitu pasir. Artinya, agregat limbah beton lebih ringan dibandingkan dengan pasir. Lebih ringannya nilai specific
gravity limbah beton lebih disebabkan oleh faktor ketidakmurnian agregat ini. Ketidakmurnian dari agregat limbah beton ini karena telah tercampur dengan
pasta semen pada pencampuran pembentukan beton terdahulu.
Tingginya nilai absorbsi limbah beton terhadap air adalah lebih disebabkan karena adanya pasta yang menempel pada pasir dalam jumlah yang tidak sedikit. Pasta
semen yang menempel pada pasir memiliki rongga-rongga atau pori yang cukup banyak. Rongga-rongga inilah yang banyak berperan dalam memberikan nilai
penyerapan air yang besar. Dalam keadaan kering, rongga-rongga ini akan ditempati oleh udara, dan ketika agregat limbah beton ini berada pada keadaan
basah atau melakukan kontak dengan air maka air maka rongga-rongga ini akan ditempati oleh air sehingga kandungan air dalam agregat limbah beton meningkat
secara signifikan. Perbedaan kandungan air ketika agregat dalam keadaan kering
Universitas Sumatera Utara
75
permukaan SSD dengan pada keadaan basah inilah yang menjadi acuan dalam penentuan tingkat absorbsi atau penyerapan air pada limbah beton.
Air memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pencampuran beton karena mempengaruhi faktor air semen water cement ratio campuran beton.
Penggunaan air yang terlalu banyak banyak dapat menurunkan kekuatan beton sementara jika terlalu sedikit dapat menurunkan kelecakan workability beton.
Karena beton harus memiliki kualitas yang tinggi sekaligus kelecakan yang baik, maka perencanaan dan perhitungan FAS harus dilakukan dengan tepat.
4.1.5. Analisis Saringan Agregat