107
4.2.6 Kuat Pukul Impak
Hasil uji pukul dari sampel bata beton konstruksi berbentuk balok dengan ukuran 12 cm x 3 cm x 3 cm dapat dilihat dengan grafik
sebagai berikut :
Gambar 4.35. Grafik kuat impak terhadap persentase bahan substitusi semen Pada gambar 4.35. terlihat bahwa sampel pada komposisi 25 limbah beton –
25 pasir A, dengan komposisi berat fly ash : kulit kerang = 1 : 1, memiliki kuat pukul berkisar 1,5 MPa – 3,8 MPa dan rata-rata kuat pukulnya 2,83 MPa.
Sedangkan untuk sampel bata beton AA, dengan komposisi berat fly ash : kulit kerang = 2 : 1, memiliki kuat pukul berkisar 1,29 MPa – 3,42 MPa dan rata-rata
kuat pukulnya 2,43 MPa. Kuat pukul pada sampel A dan AA mengalami kenaikan hingga mencapai 20 bahan substitusi semen. Selanjutnya, persentase bahan
substitusi semen di atas 20, nilai kuat pukulnya cenderung menurun meskipun tidak drastis.
Universitas Sumatera Utara
108
Gambar 4.36. Grafik kuat impak terhadap persentase bahan substitusi semen Pada gambar 4.36. terlihat bahwa sampel bata beton B, pada komposisi 50
limbah beton – 50 pasir dengan komposisi berat fly ash : kulit kerang = 1 : 1, memiliki kuat pukul berkisar 1,41 MPa – 3,71 MPa dan rata-rata kuat pukulnya
2,73 MPa. Untuk sampel bata beton BB, dengan komposisi berat fly ash : kulit kerang = 2 : 1, memiliki kuat pukul berkisar 1,01 MPa – 3,41 MPa dan rata-rata
kuat pukulnya 2,77 MPa. Kuat pukul pada sampel B dan BB mengalami kenaikan hingga mencapai 20 bahan substitusi semen. Selanjutnya, persentase bahan
substitusi semen di atas 20, nilai kuat pukulnya cenderung menurun meskipun tidak drastis.
Universitas Sumatera Utara
109
Gambar 4.37. Grafik kuat impak sampel C dan CC terhadap persentase bahan substitusi semen
Pada gambar 4.37. terlihat bahwa sampel bata beton C, pada komposisi 75 limbah beton – 25 pasir dengan komposisi berat fly ash : kulit kerang = 1 : 1,
memiliki kuat pukul berkisar 1,11 MPa – 3,89 MPa dan rata-rata kuat pukulnya 2,66 MPa. Sedangkan sampel bata beton BB, dengan komposisi berat fly ash :
kulit kerang = 2 : 1, memiliki kuat pukul berkisar 0,82 MPa – 3,33 MPa dan rata- rata kuat pukulnya 2,13 MPa. Kuat patah pada sampel C dan CC mengalami
kenaikan hingga mencapai 20 bahan substitusi semen. Selanjutnya, persentase bahan substitusi semen di atas 20, nilai kuat pukulnya cenderung menurun.
Gambar 4.38. Grafik kuat impak sampel C dan CC terhadap substitusi semen
Universitas Sumatera Utara
110
Pada gambar 4.38. terlihat bahwa sampel bata beton D, pada komposisi 100 limbah beton – 0 pasir dengan komposisi berat fly ash : kulit kerang = 1 : 1,
memiliki kuat pukul berkisar 1,06 MPa – 4,14 MPa dan rata-rata kuat pukulnya 2,78 MPa. Untuk sampel bata beton DD, dengan komposisi berat fly ash : kulit
kerang = 2 : 1, memiliki kuat pukul berkisar 0,78 MPa – 3,67 MPa dan rata-rata kuat pukulnya 2,42 MPa. Kuat pukul pada sampel D dan DD mengalami
kenaikan hingga mencapai 20 bahan substitusi semen. Selanjutnya, persentase bahan substitusi semen di atas 20, nilai kuat pukulnya cenderung menurun
meskipun tidak drastis. Pada gambar 4.38 terlihat juga bahwa sampel bata beton dengan perbandingan fly ash dan kulit kerang = 2 : 1 memiliki kuat pukul yang
lebih kecil dari pada sampel yang perbandingan fly ash dan kulit kerangnya = 1 : 1. Sampel D rata-rata kuat pukulnya 2,42 MPa, sedangkan sampel DD
mempunyai rata-rata kuat pukul 2,78 M.Pa.
Universitas Sumatera Utara
111
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN