Porositas Porosity PENGUJIAN BENDA UJI

80 Gambar.4.7. Grafik densitas rata-rata terhadap persentase limbah beton Densitas rata-rata untuk sampel bata beton dengan persentase agregat limbah beton semakin besar maka cenderung memiliki densitas yang relative lebih kecil. Hal ini disebabkan densitas limbah beton lebih kecil dari pada densitas pasir. Demikian juga untuk sampel beton dengan komposisi perbandingan fly ash dan kulit kerang sebagai bahan pengganti semen semakin besar maka cenderung memiliki densitas yang lebih kecil. Hal ini terjadi karena fly ash memiliki massa jenis yang paling rendah jika dibandingkan dengan semen dan kulit kerang. Berdasarkan densitasnya, beton dapat diklasifikasikan antara lain : beton ringan dengan densitas 1,75 gcm 3 , medium dengan densitas 1,75 – 2,016 gcm 3 , dan beton normal dengan densitas 2,016 gcm 3 Carolyn Schierhorn, 2008. Penelitian sebelumnya untuk beton konvensional, nilai densitasnya berkisar 2,4 gcm 3 Van Vlack, 2004. Dari referensi lain, nilai densitas beton semen Portland berkisar antara 2240 – 2400 kgm 3 engineeringtoolbox, 2009. Sedangkan menurut ASTM C 134-95 densitas untuk beton konvensional 2,3 grcm 3 . Dari hasil pengukuran seluruh sampel batako dengan waktu pengerasan 28 hari terlihat bahwa nilai densitasnya berkisar antara 1760 – 2110 kgm 3 . Dengan membandingkan klasifikasi beton berdasarkan densitasnya dengan densitas sampel bata beton pengujian dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel bata beton tersebut pada kategori medium dan normal.

4.2.2. Porositas Porosity

Besarnya persentase porositas sangat ditentukan oleh bahan baku sampel bata beton yaitu semen, fly ash batu bara, kulit kerang, air, pasir dan limbah beton. Universitas Sumatera Utara 81 Pencampuran yang tidak homogen dan faktor air semen fas juga menentukan besarnya porositas. Besarnya nilai porositas berpengaruh pada daya serap air, karena pori-pori bahan tersebut akan terisi oleh air. Hasil pengukuran besaran porositas dilakukan setelah sampel bata beton dilakukan proses pematangan dan perawatan selama 28 hari dan massa basah diperoleh setelah sampel direndam selama 24 jam kemudian dibersihkan permukaannya dengan kain yang bersih dan lembab. Gambar 4.8. Grafik porositas sampel 25 limbah beton – 75 pasir Grafik porositas sampel dengan agregat 25 limbah beton – 75 pasir terhadap komposisi bahan substitusi semen ditunjukkan pada gambar 4.8. Porositas dari sampel tersebut berkisar 12,04 – 23,58 dengan rata-rata porositas 15,58. Untuk variasi substitusi semen dengan fly ash : kulit kerang = 1:1 rata-rata porositasnya mencapai 13,95, sedangkan untuk variasi substitusi semen dengan fly ash : kulit kerang = 2:1 memiliki rata-rata porositas 17,21 . Universitas Sumatera Utara 82 Gambar 4.9. Grafik porositas sampel 50 limbah beton – 50 pasir Grafik porositas sampel dengan agregat 50 limbah beton – 50 pasir terhadap komposisi bahan substitusi semen ditunjukkan pada gambar 4.9. Porositas dari sampel tersebut berkisar 10,44 – 21,74 dengan nilai rata-rata porositas 16,35. Untuk variasi substitusi semen dengan fly ash : kulit kerang = 1:1 rata- rata porositasnya mencapai 14,33, sedangkan untuk variasi substitusi semen dengan fly ash : kulit kerang = 2:1 memiliki rata-rata porositas 16,37. Gambar 4.10. Grafik porositas sampel 75 limbah beton – 25 pasir Grafik porositas sampel dengan agregat 75 limbah beton – 25 pasir terhadap komposisi bahan substitusi semen ditunjukkan pada gambar 4.10. Porositas dari Universitas Sumatera Utara 83 sampel tersebut berkisar 12,60 – 26,00 dengan nilai rata-rata porositas 18,65. Untuk variasi substitusi semen dengan fly ash : kulit kerang = 1:1 rata-rata porositasnya mencapai 17,50, sedangkan untuk variasi substitusi semen dengan fly ash : kulit kerang = 2:1 memiliki rata-rata porositas 19,79 . Gambar 4.11. Grafik porositas sampel 100 limbah beton – 0 pasir Grafik porositas sampel dengan agregat 100 limbah beton – 0 pasir terhadap komposisi bahan substitusi semen ditunjukkan pada gambar 4.11. Porositas dari sampel tersebut berkisar 15,15 – 21,19 dengan nilai rata-rata porositas 20,20. Untuk variasi substitusi semen dengan fly ash : kulit kerang = 1:1 rata- rata porositasnya mencapai 19,21, sedangkan untuk variasi substitusi semen dengan fly ash : kulit kerang = 2:1 memiliki rata-rata porositas 21,19 Universitas Sumatera Utara 84 Gambar 4.12. Grafik porositas rata – rata benda uji untuk variasi limbah beton Dari hasil pengukuran dan perhitungan yang tertera pada grafik di atas terlihat bahwa porositas sampel bata beton dengan kandungan limbah beton yang besar cenderung memiliki porositas yang besar. Hal ini disebabkan ukuran butiran limbah beton lebih tersebar merata jika dibandingkan dengan ukuran pasir. Hal ini terlihat pada harga fine modulus fm limbah beton sebesar 2,75 lebih kecil dari pada fine modulus pasir yaitu 3,33. Dari grafik tentang porositas tersebut di atas terlihat bahwa sampel bata beton yang memiliki kandungan fly ash dan kulit kerang dengan perbandingan yang sama mempunyai porositas yang kecil dari pada benda uji yang memiliki kandungan kapur yang sedikit. Hasil porositas terkecil diperoleh pada sampel dengan komposisi agregat 25 limbah beton – 75 pasir dan bahan substitusi semen mencapai 20 dari berat semen dengan perbandingan berat fly ash dan kulit kerang = 1:1. Dengan data-data tersebut di atas dapat dikatakan bahwa terdapat korelasi linier yang negatif antara pertambahan persentase fly ash dan kulit kerang terhadap besarnya porositas.

4.2.3. Serapan Air Water Absorbtion