Kuat Tekan Kekuatan Patah Bending Strength Kuat Impak

49 Daya serap air dirumuskan sebagai berikut : 100 × − = Jenuh Sampel Berat Kering Sampel Berat Jenuh Sampel Berat air Penyerapan 2 .3

2.3.2. Sifat Mekanik

2.3.2.1. Kuat Tekan

Kuat tekan compressive strength beton merupakan perbandingan besarnya beban maksimum yang dapat ditahan bahan dengan luas penampang bahan yang mengalami gaya tersebut. Secara matematis besarnya kuat tekan suatu bahan Tata Surdia, 1984: A F P max = ……………………………..2 . 4 dimana: P = Kuat tekan Nm 2 F = Gaya maksimum N A = Luas permukaan m 2

2.3.2.2. Kekuatan Patah Bending Strength

Kekuatan patah sering disebut Modulus of Rapture MOR yang menyatakan ukuran ketahanan bahan terhadap tekanan mekanis dan tekanan panas thermal stress. Pengukuran kekuatan patah sampel digunakan dengan metode titik tumpu triple point bending, nilai kekuatan patah dapat ditentukan dengan standar ASTM C.733-79. Persamaan kekuatan patah Bending Strength suatu bahan dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut : P h b L Gambar. 2.8. Contoh Benda Uji Bending Strength Universitas Sumatera Utara 50 Kekuatan patah 2 . 2 . 3 h b L P = ....................................................................2 .5 dimana: P = Gaya tekan kgf L = Jarak dua penumpu cm b h = dimensi sampel lebar dan tinggi cm

2.3.2.3. Kuat Impak

Material mungkin mempunyai kekuatan tarik tinggi tetapi tidak tahan terhadap beban kejut. Untuk menentukannya diperlukan uji ketahanan impak. Ketahanan impak diukur dengan uji impak charpy terhadap benda uji tanpa takik. Pada pengujian ini beban diayunkan dari ketinggian tertentu dan mengenai benda uji, kemudian diukur energi disipasi pada patahan. Pengujian ini bermanfaat untuk memperlihatkan penurunan keuletan dan kekuatan impak material. Ketangguhan patahan KC suatu paduan dianggap lebih tepat dan lebih penting, karena berbagai paduan mengandung retak halus yang mulai merambat apabila menerima beban kritis tertentu. KC mendefinisikan kombinasi kritis antara tegangan dan panjang retak K.J.Bishop, R.E.Smallman, 1991. Gambar. 2.9. Contoh Benda Uji Impak Pada Penelitian ini penentuan nilai impak dilakukan perhitungan nilai Charpy, yaitu : Universitas Sumatera Utara 51 S AK KC = ………………………...2 .6 dengan: KC = nilai impak Charpy Joulecm 2 AK = harga impak Joule S = luas semula di bawah takik dari batang benda uji cm 2 Universitas Sumatera Utara 52 BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

3.1.1. Tempat Penelitian 1.

Tempat Pengambilan Sampel a. Sampel abu terbang batubara diperoleh dari limbah PLTU Labuhan Angin di Desa Mela, Kecamatan Tapian Nauli, Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara. b. Sampel kulit kerang diperoleh dari limbah pedagang kerang rebus dan limbah rumah tangga di Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah pantai barat Sumatera. c. Sampel Limbah konstruksi beton diperoleh dari hasil bongkaran renovasi bangunan di Fakultas Kedokteran USU terdiri dari bata merah, mortar dan pasta semen kering dan pembangunan masjid Ar Raudah Kampung Susuk V, Padang Bulan, Medan berupa mortar kering.

2. Tempat Pembuatan dan Pengujian Sampel

Pembuatan dan pengujian sampel dilakukan di : a. Balai Riset dan Standarisasi Perindustrian, Tanjung Morawa, Medan b. Laboraturium Sucofindo, Padang Sumatera Barat.

3.1.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2009 sampai bulan April 2010.

3.2. ALAT DAN BAHAN

3.2.1. Alat

1. Neraca Digital weight balance digital untuk menimbang bahan. 2. Mesin penepung kapasitas 300 kgjam crusibal untuk membuat serbuk kulit kerang dan menghancurkan limbah beton menjadi agregat. Universitas Sumatera Utara