21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
Dewasa ini pertumbuhan dan perkembangan industri konstruksi di Indonesia cukup pesat. Hampir 70 material yang digunakan dalam pekerjaan
konstruksi adalah beton concrete yang dipadukan dengan baja composite atau jenis lainnya Tri Mulyono, 2005. Beton banyak digunakan karena keunggulan-
keunggulannya antara lain kuat tekan beton tinggi, mudah dalam perawatan, mudah dalam pembentukan, serta mudah mendapatkan bahan susun. Salah satu
pemakaian beton adalah untuk perumahan.
Akhir-akhir ini beton sangat umum dan telah dibuktikan oleh waktu sebagai bahan dinding yang tahan gempa. Salah satu jenis beton adalah batako. Batako
mempunyai sifat-sifat panas dan ketebalan total yang lebih baik dari pada beton padat. Batako dapat disusun 5 kali lebih cepat dan cukup kuat untuk semua
penggunaan yang biasanya menggunakan batu bata Eliatun, 2008. Dinding yang dibuat dari batako mempunyai keunggulan dalam hal meredam panas dan suara.
Semakin banyak produksi beton, semakin ramah lingkungan dari pada produksi
bata tanah liat karena tidak harus dibakar. Claudia Müller dkk., 2006
Banyaknya jumlah penggunaan beton dalam konstruksi tersebut mengakibatkan peningkatan kebutuhan material beton, sehingga memicu penambangan batuan
sebagai salah satu bahan pembentuk beton secara besar-besaran. Hal ini menyebabkan turunnya jumlah sumber alam yang tersedia untuk keperluan
pembetonan dan perusakan lingkungan.
Selama ini berbagai penelitian sudah dilakukan tetapi masih belum ditemukan alternatif teknik konstruksi yang effisien serta penyediaan bahan bangunan dalam
Universitas Sumatera Utara
22
jumlah besar dan ekonomis. Hal tersebut dapat memberikan suatu alternatif untuk memanfaatkan limbah-limbah industri dan konstruksi yang dibiarkan begitu saja.
Limbah industri untuk bahan campuran beton ternyata mampu meningkatkan daya kuat tekan Simanjuntak, P., 2000. Bahan tambah tersebut dapat berupa abu
terbang fly ash, pozolan, dan kulit kerang. Bahan-bahan yang ditambahkan pada saat atau selama pencampuran berlangsung , berfungsi mengubah sifat-sifat dari
beton agar menjadi lebih cocok untuk pekerjaan tertentu dan menghemat biaya.
Produksi abu terbang batubara fly ash di dunia pada tahun 2000 diperkirakan berjumlah 349 milyar ton Wang.S., dkk., 2006. Penyumbang produksi abu
terbang batubara terbesar adalah sektor pembangkit listrik. Produksi abu terbang dari pembangkit listrik di Indonesia terus meningkat, pada tahun 2000 jumlahnya
mencapai 1,66 milyar ton dan diperkirakan mencapai 2 milyar ton pada tahun 2006 Indonesia Power, 2002. PLTU Labuhan Angin Kabupaten Tapanuli
Tengah yang sementara berkapasitas 2 x 115 MW setiap harinya menghasilkan limbah abu terbang mencapai 85 ton.
Selama ini manfaat limbah padat tersebut belum optimal. Limbah ini hanya dimanfaatkan untuk menimbun areal di sekitar pabrik landfill. Apabila keadaan
ini dibiarkan terus menerus maka semakin lama pabrik akan kekurangan lahan untuk penimbunan limbah sehingga memungkinkan terjadinya pencemaran
lingkungan. Dengan demikian diperlukan upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satu alternatif mengatasi jumlah limbah tersebut peneliti
melakukan daur ulang limbah abu terbang menjadi bahan campuran pembuatan beton batako.
Limbah konstruksi berupa limbah beton hasil bongkaran renovasi gedung dan sisa pembangunan perlu dibuang, sehingga menimbulkan limbah padat. Pembuangan
limbah tersebut memerlukan biaya dan membutuhkan tempat pembuangan. Pembuangan limbah padat seperti ini pada dasarnya dapat mengurangi kesuburan
tanah. Selain itu, pantai barat Sumatera tempat peneliti berdomisili merupakan daerah yang rawan gempa bumi. Gempa Aceh 2004, gempa Nias 2005 dan
Universitas Sumatera Utara
23
gempa di Sumatera Barat 2009 selalu mengakibatkan runtuhnya bangunan- bangunan. Sementara ini limbah konstruksi berupa limbah beton hasil reruntuhan
tidak termanfaatkan, justru dibuang ke lokasi lain sehingga menambah beban biaya. Salah satu alternatif untuk mengatasi dan memanfaatkan limbah konstruksi
ini peneliti melakukan daur ulang limbah beton sebagai pengganti agregat dalam
pembuatan beton baru.
Limbah pabrik sering menjadi sumber pencemaran yang dapat mengganggu aktivitas dan kesehatan masyarakat di lingkungan sekitar pabrik. Selama ini
pemanfaatan limbah padat industri khususnya limbah sisa pembakaran batubara dan limbah kulit kerang serta limbah konstruksi belum optimal. Bahan – bahan
limbah di sekitar lingkungan dapat dimanfaatkan sebagai bahan tambahan dalam campuran beton. Hal tersebut dapat memberikan alternatif untuk memanfaatkan
limbah – limbah yang tidak bermanfaat, seperti debu sisa pembakaran batubara, kulit kerang dan limbah beton. Fly ash atau silica fume sering digunakan untuk
menghasilkan beton mutu tinggi Syarif Hidayat, 2009. Serbuk kulit kerang mengandung senyawa kimia yang bersifat pozzolan yaitu mengandung zat kapur
CaO, alumina dan senyawa silika sehingga sesuai digunakan sebagai bahan baku beton Shinta Marito Siregar, 2009. Sedangkan limbah konstruksi berupa limbah
beton dapat dijadikan sebagai agregat baru dalam pembuatan beton. Dengan optimalisasi pemanfaatan limbah abu terbang batubara, kulit kerang dan limbah
beton ini diharapkan akan dapat mengurangi limbah yang mencemari lingkungan dan memberi nilai tambah tersendiri.
Dalam penelitian ini abu terbang sisa pembakaran batubara dan kulit kerang sebagai bahan baku utama substitusi semen dalam pembuatan beton dan limbag
beton berupa puing reruntuhan bangunan sebagai pengganti agregat, sehingga diharapkan dapat tercipta beton berkualitas tinggi dengan biaya operasional yang
murah.
Abu terbang batubara diperoleh dari sisa pembakaran batubara pada pembangkit listrik tenaga uap PLTU Labuhan Angin di Kabupaten Tapanuli Tengah,
Universitas Sumatera Utara
24
Sumatera Utara yang selama ini hanya ditumpuk menggunung tidak termanfaatkan di landfill. Sedangkan kulit kerang sangat mudah diperoleh dari
sisa penjualan kerang rebus dan lingkungan sekitar pantai barat Sumatera di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, yang saat ini untuk jenis kerang
tertentu hanya dimanfaatkan sebagai bahan dekorasi atau hiasan rumah. Sedangkan limbah beton mudah diperoleh dari hasil renovasi gedung dan sisa
pembangunan.
1.2. RUMUSAN MASALAH