Pembahasan Kompositum Pembahasan .1 Pembahasan Afiksasi

Dalam hal reduplikasi nomina, penelitian ini menunjukan bahwa dalam bahasa Pakpak proses reduplikasi dan proses afiksasi itu terjadi bersamaan. Hal itu dapat dilihat pada data berikut ini. pemorih Æ pemorih-morih ‘pencuci-cuci’ binuat Æ binuat-nuat ‘yang diambil-ambil’ caran Æ cinaran-caran ‘yang diseret-seret’ tangko Æ tinangko-tangko ‘yang dicuri’ suanen Æ suan-suanen ‘tanam-tanaman’

5.2.3 Pembahasan Kompositum

Selanjutnya, dalam kaitannya dengan kompositum, dalam bahasa Pakpak proses komposisi tidak produktif. Hal itu dapat dipahami sebab dalam perkembangan kosakata bahasa Pakpak sangat minim pada dewasa ini. Adapun kompositum nomina dalam bahasa Pakpak dapat dilihat pada data berikut ini. bunga mbara Æ ‘bunga merah’ daholi daberu Æ ‘suami istri’ anak perana Æ ‘anak lajang’ Selanjutnya, temuan penelitian ini, dalam hal ciri-ciri nomina dalam bahasa Pakpak dapat diamati melaui ciri-ciri perilaku semantis nomina, perilaku sintaksis nomina, dan perilaku morfologis nomina. Perilaku semantis nomina dapat diinterpretasikan berdasarkan pengertian bahwa nomina berbeda dari kelas kata lainnya dari perilaku semantisnya. Perilaku semantis nomina adalah makna yang Universitas Sumatera Utara dikandung oleh nomina tersebut. Dari segi semantisnya nomina adalah kata yang baik bentuk dasar maupun bentuk kompleks yang mengacu pada manusia, binatang, tumbuhan, benda, dan konsep atau pengertian. Degan demikian, ada beberapa fitur semantik nomina dasar dalam bahasa Pakpak yang dapat digolongkan atas nomina yang mengacu pada tempat seperti terdapat dalam morfem, misalnya iterruh meja ‘di bawah meja’, isapo ‘di rumah’, ibagas lae ‘di dalam sungai’, iteruh tarum ‘di bawah atap’, iterruh deleng ‘di bawah gunung’. Nomina yang mengacu pada nama tempat atau nama geografis, seperti: Medan, Dairi, Sidikalang, Salak, Silencang, dll. Nomina yang mengacu nama orang termasuk sapaan kekerabatan, seperti: Nurlince, Bapa Tengngah Tonga ‘Bapak Uda’, Puhun ‘Paman’. Nomina yang mengacu pada nama-nama hari, seperti: Senin, Selasa, Rabu. Jika diamati melalui ciri sintaksisnya, ciri-ciri sintaksis itu adalah sebagai berikut. c Tugas Nomina dalam Kalimat Nomina dalam bahasa Pakpak dapat diamati melalui tugasnya sebagai pengisi fungsi subjek, objek, atau pelengkap. Hal itu dapat dilihat pada data berikut ini. Kalaki manjaha ‘Mereke membaca’ Meridi bapa ‘Bapak mandi’ Berkat ia ‘Ia berangkat’ Dari data yang diperoleh dapat diinterpretasikan bahwa semua posisi subjek dalam kalimat-kalimat dalam bahasa Pakpak adalah kategori kelas nomina. Jadi Universitas Sumatera Utara nomina dalam bahasa Pakpak selalu mengisi fungsi subjek maupun objek di dalam sebuah kalimat. d Pemarkah Frase Nomina Di samping ciri sebagai posisi fungsi subjek-subjek dan pelengkap dalam sebuah kalimat, pada tataran frase nomina, kata oda ‘bukan’ selalu dapat berkombinasi dengan nomina untuk menyatakan makna mengingatkan. Hal itu dapat dilihat dari data berikut. oda bapa ‘bukan bapa’ oda tambar ‘bukan obat’ Selain itu, dalam tataran frase, nomina dalam bahasa Pakpak dapat diikuti oleh adjektiva. Dengan demikian, ketek ‘kecil’ dapat mengikuti nomina: oles ‘kain’, jelma ‘orang’, kempu ‘cucu’, pinakan ‘hewan’ menjadi oles ketek, jelma ketek, kempu ketek, pinakan ketek. Juga gomok ‘gemuk’ selalu dapat berkombinasi dengan nomina: dedahen ‘adik’, jelma ‘orang’, kempu ‘cucu’, pinakan ‘hewan’ menjadi: dedahen gomok, jelma gomok, kempu gomok, pinakan gomok. Jadi nomina dalam bahasa Pakpak berpeluang untuk dilekati oleh kata berkelas adjektiva. Selanjutnya, jika ditinjau dari sisi proses morfologisnya, dalam bahasa Pakpak terdapat afiks tertentu yang dapat berkombinasi dengan kata dasar untuk membentuk kelas nomina. Jadi afiks tersebut dapat diidentifikasi sebagai ciri pembentuk nomina dalam bahasa Pakpak. Afiks-afiks tersebut adalah prefiks pe- dan per-, infiks -in-, sufiks –en, dan konfiks ke-en, pe-en, dan per-en. Afiks pembentuk nomina dalam Universitas Sumatera Utara bahasa Pakpak dapat melekat pada kata dasar yang berkelas nomina N dan verba V, misalnya: aleng V Æ pengaleng N ‘penjemput’ dedah V Æ pendedah N ‘penjaga’ juma V Æ perjuma N ‘peladang’ kuta N Æ perkutaan N ‘perkampungan’ Universitas Sumatera Utara

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Berdasarkan uraian pembahasan dalam penelitian ini, maka didapat simpulan sebagai berikut. 1. Proses morfologi nomina adalah proses pembentukan nomina melalui afiks pada kata dasar, yang terdiri dari: a proses afiksasi yaitu proses melekatnya afiks pada kata dasar untuk membentuk nomina, b proses reduplikasi yaitu proses perulangan kata dasar untuk membentuk kata yang baru, yang hasilnya merupakan bentuk nomina ulang, c proses kompositum, yaitu proses penggabungan dua kata untuk membentuk kata yang baru, yang hasilnya merupakan bentuk nomina majemuk. Dalam ketiga proses morfologi nomina itu, terjadi proses morfofonemik, yaitu proses perubahan fonem. Disamping proses morfofonemik, dalam bahasa Pakpak terjadi juga perubahan-perubahan bunyi yang mengikuti pola hukum bunyi sandi. 2. Ciri-ciri nomina bahasa Pakpak dapat diamati melalui: a perilaku semantis, b perilaku sintaksis, dan c perilaku morfologisnya. 3. Bentuk nomina dalam bahasa Pakpak terdiri dari a Nomina Asal, b Nomina Turunan. 4. Proses reduplikasi yang menghasilkan nomina dalam bahasa Pakpak terbagi atas dua bagian besar, yaitu: Universitas Sumatera Utara