Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Televisi sebagai produk teknologi maju, berkembang pesat sejalan dengan perkembangan zaman. Televisi itu sendiri telah banyak menyentuh kepentingan masyarakat dunia. Siaran-siaran yang ditampilkan menyebabkan banyak perubahan dalam masyarakat, karena televisi memiliki sifat medium, yaitu pesan yang disampaikan mempunyai daya rangsang yang cukup tinggi. Televisi merupakan salah satu saluran media massa, karena televisi mempunyai fungsi sebagai alat edukatif, persuasif, motivatif yang mudah dan dapat dipahami J.B. Wahyudi 1996 : 207. Ketiga fungsi yang diemban tadi dibentuk dalam acara yang enak untuk ditonton oleh pemirsa televisi. Pesan-pesan yang disalurkan media televisi dapat masuk di tengah- tengah keluarga, kelompok masyarakat dan dapat dinikmati oleh anak-anak, remaja, orang tua, pria dan wanita, orang yang tidak berpendidikan ataupun cendekiawan, rakyat kecil sampai pemimpin negara dan orang-orang perkotaan maupun pedesaan. Semua orang dapat berhak menikmati siaran televisi dimanapun itu disiarkan karena kemajuan teknologi mendukung untuk semuanya. Hal ini juga seperti dikatakan oleh J.B. Wahyudi bahwa televisi sebagai media massa tidak mungkin dapat memuaskan semua orang 2 yang memiliki latar belakang usia, pendidikan, status sosial, kepercayaan, faham golongan yang berbeda-beda. Televisi dapat membuat orang puas, tidak puas, senang, sedih, marah, gembira yang semuanya merupakan hal yang wajar karena sifat manusia yang berbeda J.B. Wahyudi : 1996 : 215. Semaraknya acara televisi yang disiarkan bagi masyarakat ditandai dengan munculnya televisi-televisi swasta di Indonesia. Hal ini sesuai dengan langkah yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia yang memberi izin pendirian stasiun televisi yang murni komersial dan dimiliki swasta. Stasiun-stasiun televisi itu adalah RCTI, SCTV, TPI, ANTV, INDOSIAR, TRANS CORPORATION, METRO TV dan LATIVI. Kedelapan stasiun swasta itu berlomba-lomba untuk menarik perhatian penonton tersebut. Seorang pakar komunikasi khususnya dalam komunikasi massa, George Gerbner memandang televisi sebagai kekuatan dominan dalam membentuk masyarakat modern. Gerbner meyakini kekuatan televisi berasal dari simbol-simbol yang ditampilkan dalam drama kehidupan setiap harinya. Bahkan Gerbner mengilustrasikan orang-orang yang menonton televisi saat ini sama, ketika mereka mendengar khotbah-khotbah keagamaan. Seperti yang diungkapkan oleh amaerican jewish commites institute for american pluralisme di kutip dari www.theatlantic.comissues97 maygarbner.htm, bahwa televisi bukan hanya berfungsi untuk memberikan hiburan saja,tetapi televisi juga menyampaikan nilai – nilai dan pesan yang tanpa disadari diserap dan kemudian diadopsi oleh penontonnya, khususnya 3 anak – anak muda. Hal senada juga diungkapkan oleh Judith Van Evra dikutip dari www.aber.ac.UKmediadocumentsshortcultiv.html. Yakni bahwa anak – anak muda yang dianggap kurang berpengalamanlebih bergantung kepada televisi untuk mendapatkan informasi dibandingkan dengan orang dewasa. Siaran yang disajikan oleh televisi swasta kebanyakan bersifat hiburan seperti sinetron sinematografi elektronik, kuis, infotainment, dll. Siaran hiburan ini sangat digemari oleh penonton. Sinetron merupakan suatu tayangan yang berisikan tentang kehidupan manusia yang dianggap mewakili citra atau identitas komunitas tertentu yang ditata sedemikian rupa sehingga hasilnya menarik perhatian dan memikat hati penontonnya. Hal ini memungkinkan bertambahnya durasi atau jam tayang sinetron-sinetron lokal. Kebanyakan sinetron-sinetron yang kita lihat di televisi bertemakan tentang dunia remaja, percintaan, persahabatan dan kekayaan. Sinetron remaja Jomblo ditayangkan di RCTI setiap hari minggu pukul 22:00 WIB. Dalam sinetron remaja Jomblo bercerita tentang persahabatan empat orang yang terdapat pada satu fakultas di Universitas Negeri Bandung. Nama tokoh utama yang ada dalam sinetron ini adalah Agus, Doni, Bimo dan Olive. Ke empat orang ini adalah jomblo sejati. Hal ini menyebabkan mereka senasib sepenanggungan dan sering berjalan besama serta bercerita tentang kehidupan mereka sehari – hari. Dalam sinetron ini diceritakan tentang persaingan mencari pacar. Di kampus mereka ada seorang wanita yang bernama Asri. Olive, yang 4 sifatnya pendiam dan pemalu menaruh hati terhadap Asri selama tiga tahun dan Olive tidak pernah punya keberanian untuk mengatakan cintanya kepada Asri. Olive mengagumi Asri secara diam – diam dan ketiga sahabatnya tidak tahu bahwa Olive punya pujaan hati. Doni, mengenal Asri secara tidak sengaja di kampus. Dari perkenalan ini Doni dan Asri bersahabat. Doni tidak tahu bahwa Asri yang dikenalnya adalah pujaan hati sahabatnya sendiri,Olive. Secara kebetulan Asri bertamu kerumah Doni malam – malam dan ketika itu mereka melangkah terlalu jauh dan melakukan hubungan badan. Belakangan Doni tahu dari Agus bahwa Asri adalah pujaan hati Olive. Ketika Olive tahu bahwa Doni dan Asri tahu telah resmi pacaran amarah Olive memuncak. Olive menuduh Doni mengkhianati persahabatan mereka karena memacari Asri secara diam – diam, sedangkan Doni merasa tidak bersalah dan menuduh Olive tidak serius mencintai Asri karena tidak pernah mengatakan cinta kepada Asri Karena doni secara diam – diam memacari Asri, maka Olive memutuskan untuk memusuhi Doni. Dalam kisah selanjutnya diceritakan bahwa Olive lulus sebagai asisten dosen dan secara kebetulan Doni mengulang mata kuliah tersebut. Olive, yang menaruh dendam terhadap Doni, berusaha menjatuhkannya di dalam kelas. Tetapi Doni maklum akan sikap Olive. Tetapi akhirnya Olive sadar bahwa permusuhannya dengan doni tidak berguna dan Olive memaafkan Doni. Suatu hari, Doni dijebak oleh seorang wanita yang mengaku hamil karena ulah Doni.Asri yang tahu 5 hal ini langsung memutuskan Doni. Setelah dicek kebenarannya, Doni tidak pernah melakukannya. Kehidupan Doni kembali jomblo. Keempat orang ini kembali bersahabat dan memutuskan jomblo adalah kehidupan yang paling baik bagi mereka. Pengaruh sinetron di televisi bagi remaja di Kabanjahe sangat besar sekali. Hal ini terlihat dari cara berpakaian dan cara berpacaran mereka. Mereka mengadopsi hal – hal baru yang ada dalam sinetron sehingga membuat para orang tua resah karena anak mereka mulai tidak terkendali. Seperti yang dikatakan oleh kepala sekolah SMU swasta GBKP Kabanjahe kepada penulis sewaktu mengadakan pra penelitian siswa – siswi yang mereka didik mulai mengalami perubahan sikap dan perilaku disebabkan oleh sinetron di televisi. Hal ini sangat jelas terlihat dari sebagian besar cara berpakaian siswi di sekolah yang suka memakai rok di atas lutut dan mewarnai rambut mereka. Dan juga ada siswa suka menindik salah satu telinga mereka. Hal ini mereka tiru dari menonton sinetron televisi. Mayoritas remaja di SMU swasta GBKP Kabanjahe hanya melihat dan meniru sisi negatif dari sinetron yang mereka tonton. Remaja adalah manusia yang berjiwa muda tentu saja sangat memperhatikan pergaulan dan perkembangan yang sedang terjadi.berdasarkan hal ini tentu saja remaja menjadi sasaran dalam sinetron Jomblo. Pada usia remaja mulai tampak tanda – tanda perkembangan jiwa seperti fase pencarian identitas diri, fase genetikal dari perkembangan 6 psikoseksual,dan tercapainya puncak perkembangan kognitif, maupun moral Sarwono, 1997 : 14 . Sehingga bukan tidak mungkin bahwa setiap informasi dan pengalaman mempengaruhi remaja untuk menentukan sikap dan pandangannya terhadap sesuatu. Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat masalah tentang pengaruh sinetron remaja Jomblo terhadap perubahan prilaku remaja sebagai bahan penelitian, dan memilih remaja di SMU swasta GBKP Kabanjahe sebagai sampel dan lokasi diadakannya penelitian ini.

1.2 Perumusan Masalah