48 acara televisi selalu dikemas sebagai hiburan.Disisi lain,pemirsa sendiri
ketika berhadapan dengan televisi, juga selalu memiliki predisposisi
menikmati acara hiburan.
2.3.4. Pola tayangan televisi
Secara umum pola tayangan siaran televisi di setiap negara adalah sama. Kalau pun ada perbedaan tidaklah terlalu prinsipil.
Di Indonesia, antara televisi milik pemerintah dan televisi swasta memiliki banyak kesamaan dalam materi maupun pola tayangannya.
Perbedaaan yang sangat menyolok hanya terletak pada siaran iklan. Kalau pada televisi swasta pemirsa bisa menjadi jengkel karena terllu banyaknya
produk iklan yang disiarkan. Ketidaksennangan sering muncul pada acara – acara yang paling disenangi pemirsa.Semakin disenangi suatu acara maka
akan semakin banyak iklan yang disiarkan. Materi siaran yang umum dapat dijumpai pada stasiun televisi adalah
film, baik film asing maupun film nasional. Masing-masing televisi berlomba-lomba menayangkan film-film yang menarik dan berkualitas.
Untuk memudahkan pemirsa dalam memilih acara, masing-masing stasiun televisi mempunyai film unggulan seperti mega emas layar unggulan,
mega sinema dan berbagai film menarik lainnya. Dengan demikian, untuk televisi swasta biasanya lebih banyak
menyiarkan acara hiburan dari informasi penerangan dan pendidikan. Hal ini dapat dimengerti karena bagaimanapun televisi swasta mengutamakan
bisnis dari sekedar sarana sosial.
Universitas Sumatera Utara
49
2.4. Posisi Media Televisi
Munculnya media televisi dalam kehidupan manusia memang melahirka suatu peradapan, khususnya dalam proses komunikasi dan
infrmasi yang bersifat massa. Globalisasi informasi dan komunikasi dan komunikasi setiap media massa. Globalisai informasi dan komunikasi setiap
media massa jelas melahirkan suatu efek sosial yang bermuatan perubahan nilai – nilai sosial dan budaya manusia.
Televisi sebagai media yang muncul belakangan dibanding media cetak dan radio, ternyata memberikan nilai yang sangat spetakuler dalam
sisi – sisi pergaulan hidup manusia saat ini. Kemampua televisi dalam menarik perhatian massa menunjukkan bahwa media tersebut dalam
menguasai jara secara geografis dan sosiologis. Sementara tiga dasawarsa belakangan ini merupakan kurun waktu
yang memadai bagi kita untuk menilai diri sendiri, mental, moral,prlaku, wawasan, cita – cita, dan sebagainya. Kesemuanya itu adalah dampak dari
media televisi yang berhasil menampilkan realitas sosial melalui perangka elektronik cangih kamera dan mikrofon. Pemirsa dapat menikmati gambar
dan suara yang nyata atas suatu kejadian dibelahan bumi lain. Media televisi pun pada akhirnya melahirkan istilah baru dalam pola
peradapan manusia yang lebih dikenal dengan “mass culture” kebudayaan massa. Manusia cenderung menjadi konsumen budaya massa melalui
“kotak ajaib” yang menghasilkan suara dan gambar. Individu juga dihadapkan kepada realitas sosial yang tertayang di media media.
Universitas Sumatera Utara