Sejarah televisi Televisi Sebagai Media Massa

44 seperti telenovela, film layar emas, sinetron, video klip, kuis, dan acara infotainment seputar kehidupan artis – artis baik dalam maupun luar negri, yang membuat hati penonton menjadi penasaran sehingga dapat dilihat dengan kenyataan bahwa televisi seolah – olah menggantikan bioskop sebagai sarana hiburan di dalam rumah yang menyebabkan mereka jarang keluar rumah tetapi lebih betah tinggal dirumah menonton acara – acara yang ditayangkan ditelevisi.

2.3.2 Sejarah televisi

Televisi merupakan media massa elektronik yang diciptakan manusia dengan menggunakan prinsip – prinsip radio karena televisi lahirnya sesudah radio. Istilah televisi terdiri dari perkataan “tele” dan “visi”, tele berarti jauhdan visi berarti penglihatan. Segi jauhnya ditransmisikan dengan prinsip – prinsip radio, sedangkan penglihatan diwujudkan dengan kamera sehingga menjadi gambar hidup atau bergerak maupun gambar diam still picture . Kemajuan yang pesat dalam pertelevisian sehingga mencapai taraf yang begitu memuaskan bagi manusia seperti sekarang, adalah berkat ditemukannya alat yang disebut iconoscope “icon” berarti gambar, “scopein” berarti melihat oleh Dr. Vladimir K. Zwarykin dari Rusia pada tahun 1920. Iconoscope merupakan alat semacam pistol listrik yang digunakan untuk melakukan perabaan terhadap gambar dari suatu obyek yang diambil Universitas Sumatera Utara 45 lensa kamera. Segaris demi segaris namun cepat sehingga bagi orang yang melihatnya bagaikan gambar yang berkesinambungan. Iconoscope yang berupa lampu terdapat dalam kamera elektronik yang fungsinya merubah gambar menjadi getaran listrik, kemudian ditransmisikan setelah ditangkap oleh pesawat penerima. Dalam pesawat penerima proses perubahan getaran listrik menjadi gambar yang sama dengan yang diambil kamera dengan alat yang dinamakan kinescipe. Dengan bantuan alat tersebut dapat menimbulkan gambar – gambar dari obyek yang diambil kamera. Siaran televisi di Indonesia pada awal kelahirannya hanya siaran yang sederhana saja. Pada waktu itu belum semua orang mempunyai pesawat televisi. Penyiarannya pun masih dipancarkan dalam warna yang hitam putih oleh satu-satunya stasiun resmi milik pemerintah yang hanya dapat mengudarakan siaran – siaran yang masih sangat sederhana TVRI . Tetapi dengan kemajuan teknologi yang kian berkembang maka kini siaran televisi di Indonesia ditayangkan dalam format warna. Hal ini terus mengalami perkembangan sehingga TVRI dapat menambah siaran dan mulai memperbaiki mutu siarannya dan menayangkan acara – acara yang menarik. Pada tahun 1988 ketika TVRI hadir tanpa stasiun, pada tanggal 18 Agustus 1988 hadir dalam dunia pertelevisian Indonesia sebuah stasiun televisi yang dikelola oleh swasta yaitu Rajawali Citra Televisi RCTI , Kemudian kehadiran RCTI diikuti dengan lahirnya Surya Citra Televisi SCTV pada tanggal 18 Agustus 1990. Siaran yang Universitas Sumatera Utara 46 dikelola dan dipancarkan oleh kedua stasiun swasta ini pada waktu itu belum dapat diterima oleh semua lapisan masyarakat dan hanya ditayangkan di Jakarta dan sekitarnya saja. Pada awal 1991 hadir pula siaran televisi swasta lain yang mencoba mengambil tema pendidikan yaitu TPI Televisi Pendidikan Indonesia . Pada awal berdirinya televisi ini mengudara secara nasional dan dapat ditangkap seluruh Indonesia, siaran secara nasional ini hanya berlangsung pada pagi hari hingga siang hari. Dengan kehadiran RCTI, SCTV, TPI, TRANS TV, TRANS 7, LATIVI, ANTEVE, GLOBAL TV dan METRO TV, televisi mengalami perbaikan dan kemajuan baik dalam mutu siaran maupun waktu penayangannya. Kemudian untuk lebih meningkatkan siarannya maka pada pertengahan tahun 1993 RCTI mengudara secara nasional dan membangun stasiun transmisi dibeberapa kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Medan, Batam dan lain – lain. Dengan demikian di Indonesia sudah mempunyai sembilan stasiun televisi yang telah mngudara secara nasional.

2.3.3. Fungsi televisi sebagai media massa