Posisi Media Televisi URAIAN TEORITIS

49

2.4. Posisi Media Televisi

Munculnya media televisi dalam kehidupan manusia memang melahirka suatu peradapan, khususnya dalam proses komunikasi dan infrmasi yang bersifat massa. Globalisasi informasi dan komunikasi dan komunikasi setiap media massa. Globalisai informasi dan komunikasi setiap media massa jelas melahirkan suatu efek sosial yang bermuatan perubahan nilai – nilai sosial dan budaya manusia. Televisi sebagai media yang muncul belakangan dibanding media cetak dan radio, ternyata memberikan nilai yang sangat spetakuler dalam sisi – sisi pergaulan hidup manusia saat ini. Kemampua televisi dalam menarik perhatian massa menunjukkan bahwa media tersebut dalam menguasai jara secara geografis dan sosiologis. Sementara tiga dasawarsa belakangan ini merupakan kurun waktu yang memadai bagi kita untuk menilai diri sendiri, mental, moral,prlaku, wawasan, cita – cita, dan sebagainya. Kesemuanya itu adalah dampak dari media televisi yang berhasil menampilkan realitas sosial melalui perangka elektronik cangih kamera dan mikrofon. Pemirsa dapat menikmati gambar dan suara yang nyata atas suatu kejadian dibelahan bumi lain. Media televisi pun pada akhirnya melahirkan istilah baru dalam pola peradapan manusia yang lebih dikenal dengan “mass culture” kebudayaan massa. Manusia cenderung menjadi konsumen budaya massa melalui “kotak ajaib” yang menghasilkan suara dan gambar. Individu juga dihadapkan kepada realitas sosial yang tertayang di media media. Universitas Sumatera Utara 50 Pernyataan menunjukan bahwa kecenderungan terjadinya dehumanisasi maupun demoralisasi, antara lain karena faktor media – media. Padahal untuk melakukan rehumanisasi, remoralisasi dan resakralisasi diperlukan waktu yang sangat lama. Siaran televisi saat ini dapat dilakukan dimana saja dan dapat pula dipantau dari mana saja. Terbukti pada 20 Juli 1969 melalui pesawat televisi, manusia di bumi dapat menyaksikan Neil Amstrong pimpinan misi Apollo XI pertama kali menginjakkan kaki di bulan, JB. Wahyudi, komunikasi jurnalistik,1991. Daya tarik televisi sedemikian besar, sehingga pola – pola kehidupan rutinitas manusia sebelum muncul telvisi, berubah total sama sekali. Media televisi menjadi panutan baru news religius bagi kehidupan manusia. Menonton televisi,sama saja dengan makhluk buta yang hidup dalam tempurung. Pada akhinya, media televisi menjadi alat atau sarana mencapai tujuan hidup manusia, baik untuk kepentingan politik maupun perdagangan bahkan melakukan perbahan ideologi serta tatanan nilai budaya manusia yang suda ada sejak lama. Tetapi walaupun demikian, media televisi juga mempunyai banyak kelebihan disamping berbagai kelemahan. Kekuatan media televisi ialah menguasai jarak da ruang teknlogi televisi telah mengunakan elektromagnetik, kabel dan fiber yang dipancarkan transmisi melalui satelit. Sasaran yang dicapai untuk menjangkau media, cukup besar. Nilai Universitas Sumatera Utara 51 aktualitas terhadap suatu liputan atau pemberitaan, sangat cepat. Daya rangsang seseorang terhadap media televisi cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh kekuatan suara dan gambarnya yang bergerak ekspresif. Satu hal yang paling berpengaruh dari daya tari televisi ialah bahwa informasi atau berita-berita yang disampaikan lebih singkat, jelas dan sistematis, sehingga pemirsa tidak perlu lagi mempelajari isi pesan dalam menangkap siaran televisi. Ada kekuatan tentu saja ada kelemahan. Kekurangan televisi adalah karena bersifat “transitory” maka isi pesannya tidak dapat di ‘memori’ oleh pemirsa lain halnya dengan media cetak, informasi dapat disimpan dalam bentuk klpingan koran. Media televisi terikat ole waktu dan tontonan, sedangkan media cetak dapat dibaca kapan dan dimana saja. Teleisi tidak dapat melakukan kritik sosial dan pengawasan sosial secara langsung dan vulgar seperti halnya media cetak.. Hal ini terjadi karena faktor penyebaran siaran televisi yang begitu luas kepada massa yang heterogen status sosial ekonominya, juga karena kepentingan politik dan stabilitas keamanan negara. Pengaruh televisi lebih cenderung menyentuh aspek psikologis massa, sedangkan media cetak lebih mengandalkan efek rasionalitas. Kelebihan dan kekurangan itu tidak menjadi persoalan, karena dalam operasionalisasinya, televisi didukung dua media lain, yaitu media cetak dan radio. Pada prinsipnya, dalam tugas “journalism” mereka, ketiga media tersebut sama-sama memberikan suatu informasi kepada masyarakat agar “well informed”. Universitas Sumatera Utara 52 Dibanding media cetak dan radio, televisi memiliki tingkat kerumitan yang tidak diketahui oleh masyarakat umum, yaitu penguasaan teknologi satelit, teknologi elektronika, pengetahuan tentang penyutradaraan serta trik – trik dalam menayangkan gambar di kamera. Selain itu televisi juga mempersiapkanmateri –materi hiburan yang lebih banyak dibandingkan media cetak, karena pada umumnya pemirsa televisi lebih tertarik menyaksikan televisi dari unsur hiburannya dibanding pemberitaan – pemberitaan analisis, hanya terbatas pada masyarakat yang mempunyai status sosial tinngi, baik dari segi materi maupun pendidikan. Perkembangan media televisi saat ini mencapai tingkat yang paling tingi, yaitu dengan munculnya liputan-liputan investigasi yang tajam dengan menayangkan bukti-bukti peristiwa kepada pemirsa terutama kalau sistem politik negara tempat televisi itu siaran bersifat liberalisme. Posisi dan peran media televisi dalam operasionalisasinya di masyarakat, tidak berbeda dengan cetak dan radio. Robert K. Avery dalam bukunya “Communication and The Media” dan Sanford B. Wienberg dalam “Message - A Reader In Human Communication”. Rando House, New York 1980, mengungkapkan 3 tiga fungsi media : 1. The surveilence of the environment , yaitu mengamati lingkungan. 2. The correlation of the part of society in responding to the environment, yaitu mengadakan korelasi antara informasi yang diperoleh dengan kebutuhan khalayak sasaran, karena komunikator lebih menekankan pada seleksi evaluasi dan interpretasi. Universitas Sumatera Utara 53 3. The transmision of te social heritage from the one generation to the next, maksudnya adalah menyalurkan nilai – nilai budaya darisatu generasi ke generasi berikutnya. Ketiga fungsi diatas pada dasarnya memberikan satu penilaian pada media massa sebagai alat atau sarana yang secara sosiologis menjadi perantara untuk menyambung atau menyampakan nilai – nilai tertentu kepada masyarakat. Tepatlah apabila ketiga fungsi yang dinyatakan oleh Harold Laswell terseut menjai kewajiban yang perlu dilakukan oleh media massa pada umumnya. Charles Wright menambahkan fungsi media massa. Hal ini jelas sebagai salah satu fungsi yang lebih bersifat human interest. Maksudnya agar pemirsa tidak merasa jenuh dengan berbagai isi pesan yang disajikan oleh media televisi “overload”. Selain itu, fungsi hiburan media massa juga berdaya guna sebagai sarana pelarian esapism pemirsa khalayak sasaran terhadap satu masalah. 2.5. Sinetron 2.5.1. Kualitas, kuantitas, dan objektivitas sinetron televisi.