Objek Pajak Pajak Penghasilan

Surat Pemberitahuan Tahunan karena kewajiban pajaknya dipenuhi melalui pemotongan pajak yang bersifat final. Bagi Wajib Pajak Luar Negeri yang menjalankan usah atau melakukan kegiatan melalui Bentuk Usaha Tetap di Indonesia, pemenuhan kewajiban wajib pajaknya dipersamakan dengan kewajiban wajib pajak dalam negeri.

3.2. Objek Pajak

Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan.Penghasilan menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan PPh yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun. Pengelompokkan penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi berdasarkan aliran tambahan kemampuan ekonomis dibagi menjadi : 1. Penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja 2.Penghasilan dari pekerjaan bebas,seperti gaji,honorarium,penghasilan dari praktik dokter ,notaris,aktuaris,akuntan,pengacara,dan sebagainya. 3.Penghasilan dari usaha dan kegiatan 4.Penghasilan dari modal yang berupa harta bergerak maupun tidak bergerak,seperti bunga, deviden, bunga, royalty, sewa, keuntungan penjualan harta, harta yang tidak dipergunakan untuk usaha Universitas Sumatera Utara 5.Penghasilan lain-lain, seperti keuntungan pembebasan utang, keuntungan selisih kurs, dll. Yang termasuk dalam pengertian penghasilan adalah: a Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam Undang-undang. b Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan,dan penghargaan. c Laba usaha. d Keuntungan karena penjualan atau pengalihan harta termasuk:  Keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal.  Keuntungan yang diperoleh perseroan,persekutuan,dan badan lainnya karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu atau anggota.  Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, atau pengambil alihan usaha.  Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah,bantuan atau sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat,dan badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial atau Universitas Sumatera Utara pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh menteri keuangan,sepanjang tidak ada hubungannya dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara pihak- pihak yang bersangkutan. e Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya pada saat menghitung penghasilan kena pajak merupakan Objek Pajak. f Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang. g Dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis,dan pembagian sisa hasil usaha koperasi. h Royalti atau imbalan atas penggunaan hak. i Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta. j Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala k Keuntungan karena pembebasan utang,kecuali sampai dengan jumlah tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah l Keuntungan selisih kurs mata uang asing m Keuntungan lebih karena penilaiaan kembali aktiva n Premi asuransi o Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas Universitas Sumatera Utara p Tambahan kekayaan netto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak q Penghasilan dari usaha berbasis syariah r Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan, dan s Surplus Bank Indonesia Yang dikecualikan dari Objek Pajak adalah 1. Bantuan atau sumbangan,termasuk zakat yang diterima oleh badan amil zakat dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan para penerima zakat yang berhak.Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat dan oleh badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan social atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan Menteri Keuangan sepanjang tidak memiliki hubungan dengan usaha,pekerjaan,kepemilikan atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan. 2. Warisan. 3. Harta termasuk setoran tunai uang diterima oleh badan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 huruf bsebagai pengganti penyertaan modal. Universitas Sumatera Utara 4. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura danatau kenikmatan dari Wajib Pajak atau pemerintah. Pengecualian untuk penggantian atau imbalan dalam bentuk natura danatau kenikmatan yang dikurangkan dari penghasilan bruto pemberi kerja dalam hal sebagai berikut:  Penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh pegawai secara bersama-sama di tempat kerja.  Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan di daerah tertentu.  Pemberian kepada pegawai dalam bentuk natura dan kenikmatan yang merupakan keharusan dalam melaksanakan pekerjaan,keamanan,dan keseamatan kerja atau berkenaan dengan situasi lingkungan kerja. 5. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan asuransi kesehatan,asuransi kecelakaan,asuransi jiwa,asuransi dwiguna,asuransi beasiswa. 6. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh Perseroan Terbatas sebagai wajib pajak dalam negeri,koperasi,Badan Usaha Milik Negara,Badan Usaha Milik Daerah dari penyertaan modal pada Universitas Sumatera Utara badan usaha yang didirikan dan berkedudukan di Indonesia dengan syarat:  Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan  Bagi Perseroan Terbatas,Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah yang menerima dividen,kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25 dari jumlah modal yang disetor dan harus mempunyai usaha aktif di luar kepemilikan saham tersebut. 7. Iuran yang diterima atau diperolah dana pensiun yang pendiriannya disahkan Menteri Keuangan,baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai. 8. Penghasilan dari modal yang ditanamkan dalam dana pensiun sebagaimana dimaksud pada poin 7 dalam bidang-bidang tertentu yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri keuangan yang ditetapkan Menteri Keuangan. 9. Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi. 10. Bunga obligasi yang diterima atau diperoleh perusahaan reksa dana selama 5 lima tahun pertama sejak pendirian perusahaan atau pemberian izin usaha. Universitas Sumatera Utara 11. Penghasilan yang diterima perusahaan modal ventura berupa bagian laba dari pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan usaha di Indonesia dengan syarat merupakan perusahaan kecil,menengah,atau yang menjalankan kegiatan dalam sektor usaha yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan serta sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Inonesia.

3.3. Cara Menghitung Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

5 85 130

Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Penghasilan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

2 61 59

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PEKERJA BEBAS DALAM MEMBAYAR PAJAK PENGHASILAN

0 12 20

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Empiris Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Surakarta).

0 5 16

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Empiris Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Surakarta).

0 6 16

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI.

0 1 29

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM MEMBAYAR Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Membayar Pajak Penghasilan (Studi Kasus Pada Wajib pajak Orang Pribadi Yang Te

0 0 13

PENDAHULUAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Membayar Pajak Penghasilan (Studi Kasus Pada Wajib pajak Orang Pribadi Yang Terdaftar di KPP Pratama Suraka.

0 0 8

Analisis Faktor - faktor yang Mempengaruhi Kesediaan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Membayar Pajak ( Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padang).

0 0 6

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

0 1 17