terhadap rxy tersebut, yaitu bahwa tidak terdapat korelasi yang signifikan antara variabel X dan variabel Y.
2. Interpretasi dengan menggunakan Tabel Nilai “r” Product Moment.
Langkah pertama yang ditempuh adalah terlebih dahulu mencari df degree of freedom atau derajat kebebasan dengan rumus df = N - nr.
Responden yang diteliti yakni sebanyak 23 orang, dengan demikian N = 23. variabel yang penulis cari korelasinya adalah variabel X dan variabel
Y. jadi nr = 2. Dengan mudah dapat diperoleh df-nya yaitu df = 23 - 2 = 23. Diperoleh
“r” tabel rt pada taraf signifikansi 5 sebesar 0,413. Sedangkan pada taraf signifikansi 1 sebesar 0, 526. Dengan demikian dapat diketahui
“r” hitung jauh lebih rendah daripada “r” tabel pada taraf signifikansi 5 0,043 ≤ 0,413 maupun pada taraf signifikansi 1 0,043 ≤ 0,526. Karena,
rxy yang diperoleh dari hasil sikap otoriter orang tua dan motivasi belajar siswa hanya 0,043. Dan ini menghasilkan kesimpulan bahwa antara sikap otoriter
orang tua dengan motivasi belajar siswa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara keduanya.
Selanjutnya untuk mencari dan mengetahui seberapa besar kontribusi variabel X dan variabel Y menggunakan rumus sebagai berikut:
KD = r² x 100 KD = 0,043² x 100 = 0,185
Dari hasil perhitungan mencari besarnya kontribusi antara variabel X sikap otoriter orang tua dan variabel Y motivasi belajar siswa ternyata
hanya menghasilkan 0,185. Dan itu bertanda bahwa kontribusinya sangatlah kecil antara kedua variabel tersebut.
63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisa dan interpretasi yang telah dilakukan, maka penulis
dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Responden yang diperoleh dari 154 siswa kela IX MTs. Al-Hidayah Jatiasih
Kota Bekasi hanya tersaring sebanyak 23 responden yang dapat dijadikan sample pada penelitian ini.
2. Berdasarkan hasil penelitian mengenai sikap otoriter orang tua dan
pengaruhnya terhadap motivasi belajar siswa Mts. Al-Hidayah Jatiasih Kota Bekasi menghasilkan ro atau rxy sebesar 0,043 yang terletak pada Indeks
Korelasi 0,00 – 0,20 yang berarti antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan atau dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan
variabel Y. Begitupun dalam interpretasi dengan menggunakan Table Nilai “r” Product Moment, ternyata “r” hitung jauh lebih kecil dari pada “r” tabel,
baik pada taraf signifikansi 5 maupun 1. Dengan demikian Hipotesa Nol Ho diterima atau disetujui, sedangkan Hipotesa Alternatif Ha ditolak.
Hal ini menunjukab bahwa tinggi rendahnya motivasi yang dimiliki oleh siswa sangat bergantung pada sikap yang diterapkan oleh orang tua di rumah.
Semakin otoriter sikap yang diterapkan oleh orang tua, maka akan semakin menurun motivasi yang dimiliki oleh siswa dalam belajar.
3. Adapun dampak dari sikap otoriter yang diterapkan oleh orang tua
mempengaruhi sikap dan tingkahlaku yang dimiliki oleh anak, karena dari sikap otoriter yang diterapkan oleh orang tua bisa menjadikan anak bersikap
lemah, tidak mampu menerima penolakan, sulit bersosialisasi bahkan akan bersikap apatis.
4. Dari hasil perhitungan mencari besarnya kontribusi antara variabel X sikap
otoriter orang tua dan variabel Y motivasi belajar siswa ternyata hanya menghasilkan 0,185. Dan itu bertanda bahwa kontribusinya sangatlah kecil
atau sangat rendah antara kedua variabel tersebut.
B. Saran
1. Untuk para orang tua hendaklah menyadari bahwa keluarga merupakan
lembaga pertama dalam kehidupan anak, tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai makhluk sosial. Keluarga memberikan dasar pembentukan
tungkah laku, watak, moral dan pendidikan pada anak. Pengalama interaksi di dalam keluarga akan menentukan pula pola tingkah laku anak
terhadap orang lain dalam masyarakat. Walaupun anak telah di masukkan ke sekolah, namun bukan berarti peran orang tua dalam mendidik anak
hilang. Bahkan cara dan sikap orang tua dalam mendidik anak-anaknya itu sangat berhubungan dengan motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa.
Oleh karena itu hendaklah orang tua memeriksa sikap yang telah diterapkan kepada anak-anaknya agar anak tidak merasa tertekan dengan sikap yang
diterapkan kepadanya, khususnya dalam masalah pendidikan. 2.
Untuk para guru, karena sekolah merupakan lembaga pendidikan setelah keluarga hendaklah memperhatikan perkembangan siswa terutama yang
memiliki kurangnya motivasi dalam belajar atau yang memiliki rendahnya semangan untuk belajar.
3. Untuk para siswa janganlah merasa takut untuk berkomunikasi, baik
dengan orang tua maupun guru, ungkapknlah masalah dan perasaan anda serta kejanggalan yang membuat anda merasa tidak nyaman dalam
menjalankan jenjang pendidikan yang sedang anda jalankan. Karena para pendidikan yang akan membimbing anak didik mereka menuju kedewasaan.
Yang lebih terpenting berusahalah untuk terus bersemangat dalam belajar