Pengaruh Sikap Otoriter Orang Tua terhadap Motivasi Belajar Siswa

kenyataan cita-cita orang tuanya. Kadang-kadang anak macam ini dapat mencapai apa yang di inginkan orang tuanya, atau setidak-tidaknya mendekati apa yang diharapkan orang tuanya; tetapi ia belum tentu bahagia, sebab arah tujuannya tidak merupakan pilihannya sendiri. Anak yang kurang mampu merealisasi tujuan orang tuanya, akan merasa tertekan. Ia dapat berkembang menjadi anak yang canggung dalam pergaulan, selalu tegang, khawatir, bimbang dan bahkan menjadi labil. Anak dari golongan ini mudah lari keperbuatan menyontek, berbuat tidak jujur, berontak terhadap orang tuanya secara tersembunyi, atau menjadi anak yang apatis. 31 Dalam kitab Al- Muqaddimah hal. 619 pada pasal “Kekerasan terhadap Anak ”, Ibnu Khaldun berpendapat; bahwa pengajaran yang dilakukan dengan cara yang keras dan kaku bias membahayakan bagi keberadaan anak, terutama pada masa anak-anak, karena hal itu merupakan kebiasaan yang jelek. Barang siapa yang mendidik anak-anak dengan cara keras dan kejam, mereka akan menjadi manusia yang senantiasa merasakan tekanan-tekanan, berkembang dengan jiwa yang menyesakkan, menghilangkan jiwa dinamisnya, menimbulkan jiwa-jiwa yang malas, serta memunculkan prilaku-prilaku yang bohong dan jelek. Juga senantiasa bersikap pura-pura karena mereka takut akan munculnya tangan-tangan atau sikap kekerasan; dan sikap itu akan menjadi kebiasaan bagi mereka, maka sepantasnyalah hubungan antara murid dengan gurunya atau orang tua dengan anaknya dilakukan dengan tidak secara otoriter dalam mendidiknya. Pendapat Ibnu Khaldun dapat dipahami bahwa kekerasan dan sikap otoriter dalam bergaul dengan anak-anak adalah sangat membahayakan, dan bisa mengakibatkan pada penderitaan dan kenakalan mereka, serta bisa menumbuhkan prilaku yang bohong, jahat, penipu, dan juga sikap yang berpura-pura, sehingga menjadi kebiasaan prilaku sehari-hari mereka. 32 Dengan memperhatikan uraian di atas, kita lihat bahwa kepribadian anak terbentuk dan berkembang dengan pengaruh yang diterimanya sejak kecil, 31 Kartini Kartono, Peran Keluarga Memandu Anak ……h. 97-98 32 Muhammad Athiyah Al-Abrasi, Beberapa Pemikiran Pendidikan Islam, Yogyakarta: Titian Ilahi press, 1996, Cet. I, h. 108-109 pengaruh itu berasal dari lingkungan, terutama rumah atau keluarga anak. Pengaruh diterima anak dalam bentuk sifat-sifat kepribadian orang tua, sikap, perlakuan dan pendidikan. Pendidikan secara otoriter secara umum tidak menghasilkan hal-hal positif, tetapi anak membawa akibat yang negative. Akibat negative tidak hanya diperoleh anak, akan tetapi juga dihayati orang tua. Akibat negative pada anak akan tetap diterima anak setelah ia dewasa. Pendidikan otoriter bahkan dapat menghambat kesehatan jiwa anak. Anak dapat mengembangkan pribadi yang lemah atau bahkan yang kurang sehat.

5. Kerangka Berpikir dan Hipotesis

a. Kerangka Berpikir

Sikap otoriter orang tua pada hakikatnya bertujuan ingin mencari jalan yang terbaik bagi anak-anaknya kelak, sebab mereka beranggapan bahwa orang tua memiliki hak untuk menentukan masa depan anaknya tanpa memikirkan apakah yang terbaik untuknya juga terbaik untuk anaknya kelak. Pada dasarnya belajar merupakan suatu usaha untuk melahirkan perubahan individu berdasarkan aktivitas serta pengalaman yang diperoleh. Dalam proses belajar terkadang siswa mengalami tekanan dalam belajar baik dari faktor internal maupun eksternal yang ada pada diri siswa sehingga dapat menurunkan motivasi belajar, dan masalah ini bisa terjadi timbul karena dimungkinkan adanya ketidak cocokan terhadap apa yang sedang ia jalani, karena tuntutan dari orang tuanya. Dan telah disadari bahwa setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menjalani suatu pendidikan, begitupun memiliki minat yang berbeda pula, oleh karena itu dalam pembahasan ini penulis ingin menelaah lebih jauh lagi tentang pengaruh adanya sikap otoriter orang tua terhadap motivasi belajar siswa. Berdasarka uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sikap otoriter orang tua ada pengaruhnya terhadap motivasi belajar siswa.

b. Hipotesis

Berdasarkan deskripsi teori dan karangan pemikiran yang telah dekemukakan, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Ho : tidak terdapat pengaruh antara sikap otoriter orang tua dengan motivasi belajar siswa. Ha : terdapat pengaruh antara sikap otoriter orang tua dengan motivasi belajar siswa.

Dokumen yang terkait

Pengaruh self-efficacy, konformitas dan goal orientation terhadap perilaku menyontek (cheating) siswa MTs al-hidayah Bekasi

9 65 146

Hubungan kecerdasan emosional dengan akhlakul karimah siswa di MTS. Al-Hidayah Bekasi

0 10 98

KONTRIBUSI MOTIVASI BELAJAR DAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII Kontribusi Motivasi Belajar Dan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas Viii Semester Genap Di Mts N Gondangrejo Filial

0 2 14

PENGARUH LAMA BELAJAR DI RUMAH DAN SIKAP OTORITER ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V Pengaruh Lama Belajar Di Rumah Dan Sikap Otoriter Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V Sd Muhammadiyah Baturan Colomadu Tahun Ajaran 2014/2015.

0 3 15

PENDAHULUAN Pengaruh Lama Belajar Di Rumah Dan Sikap Otoriter Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V Sd Muhammadiyah Baturan Colomadu Tahun Ajaran 2014/2015.

0 3 7

PENGARUH LAMA BELAJAR DI RUMAH DAN SIKAP OTORITER ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJARSISWA KELAS V Pengaruh Lama Belajar Di Rumah Dan Sikap Otoriter Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V Sd Muhammadiyah Baturan Colomadu Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 12

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DAN PENDAPATAN ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SD Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua Dan Pendapatan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di SD Negeri I Tawang Rejo Tahun Ajaran 2013/2014.

1 4 18

PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA MTs N SUCEN SIMO BOYOLALI.

0 0 16

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA.

0 2 17

LPSE Kota Bekasi RUP Jatiasih 2012

0 0 4