Jumlah Hari dan Jam Kerja Pekerja Anak

90 membahayakan diri mereka ketika bekerja, respon tubuh anak-anak terhadap resiko tersebut berbeda dengan orang dewasa sebab ukuran, bentuk, fisik, mental dan sosial mereka tidak sama. Pada anak-anak terdapat potensi berlangsungnya akumulasi dampak yang mereka alami ketika bekerja atau pun efek-efek yang mereka alami yang baru muncul saat mereka dewasa atau pada perkembangannya kemudian. Hal kedua menyangkut kondisi mental anak. Perkembangan mental anak-anak berlangsung hingga tahapan dewasa mereka. Oleh karena itu, perkembangan mental anak yang belum sempurna karena usianya yang masih muda dapat menyebabkan anak-anak tidak mampu secara psikologis dan emosional untuk mengatasi situasi sulit atau pun kondisi eksploitatif yang dapat terjadi saat anak bekerja Edy, 2000.

i. Jumlah Hari dan Jam Kerja Pekerja Anak

Pekerja anak adalah sebuah istilah untuk mempekerjakan anak kecil dengan gaji yang kecil, dan dapat memiliki konotasi pengeksploitasian anak kecil atas tenaga mereka. Anak yang berusia di bawah 18 tahun di Indonesia, dilarang di pekerjakan Undang-Undang Ketenagakerjaan RI No.13 Tahun 2003. Namun dalam undang- undang tersebut, anak-anak boleh dipekerjakan dengan adanya ketentuan bahwa pengusaha yang mempekerjakan anak pada pekerjaan ringan harus memenuhi persyaratan: a. Izin tertulis dari orang tua atau wali b. Perjanjian kerja antara pengusaha dengan orang tua atau wali c. Waktu kerja maksimum 3 tiga jam d. Dilakukan pada siang hari dan tidak mengganggu waktu sekolah e. Keselamatan dan kesehatan kerja Universitas Sumatera Utara 91 f. Adanya hubungan kerja yang jelas, dan g. Menerima upah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Berkaitan dengan konsep pekerja anak, Indikator Kesejahteraan Rakyat 1996 Irwanto, 1996 memberi batasan bahwa yang termasuk ke dalam pekerja anak adalah penduduk yang berusia 10-14 tahun yang melakukan kegiatan untuk memperoleh pendapatan atau penghasilan minimal 1 jam dalam seminggu Edy, 2000. Berdasarkan pernyataan informan dapat diketahui bahwa pekerjaan yang mereka lakukan melampaui batas ketentuan dan kemampuan anak, seperti yang diungkapkan informan berikut, ...seminggu 5 hari la... Tergantung kalau ikannya banyak kadang sampe 1 harian... sampe = sampai Tetapi kebanyakan informan juga tidak bekerja seharian atau penuh waktu seperti peraturan pada umumnya, seperti yang diungkapkan oleh informan berikut, Paling 2 hari aja dalam satu minggu.... Hal yang sama juga diungkapkan oleh informan berikut, 3 hari aja aku kerjanya kak..... 2 jam, pagi sama sore kerjanya..... Maraknya pekerja anak pada sektor informal yang sering luput dari pengawasan pemerintah, menyebabkan banyak temuan tentang upah yang sangat minim, jam kerja yang panjang dan melelahkan, serta tanpa mekanisme perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja K3 Ghufran, 2009. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah hari dan jam kerja anak tidak tentu, namun dilihat secara kasar bahwa jumlah jam kerja anak melebihi batas Universitas Sumatera Utara 92 maksimum anak bekerja yaitu, maksimal 3 jam, dalam penelitian ini rata-rata anak bekerja di atas 3 jam seperti pekerjaan kelaut yang butuh waktu dari subuh hingga petang, pekerjaan memilih dan membelah ikan yang kadang memerlukan waktu sampai seharian, begitu juga dengan pekerjaan mencuci boat penangkap ikan yang memerlukan waktu 4 jam 1 hari yaitu 2 jam pada pagi hari dan 2 jam pada sore hari. Dari kondisi di atas jelas bahwa anak tidak punya waktu untuk sekolah yang biasa dilakukan pada pagi hingga siang hari, sedangkan anak bekerja dari pagi hingga sore hari. Dilihat dari aspek kesehatan sangat mengganggu perkembangan anak untuk tumbuh secara optimal, karena disini anak tidak dapat bermain dan bersosialisai sebagaimana mestinya, kurang istirahat, tidak dapat merasakan apa yang seharusnya dinikmati anak yang sewajarnya dilakukan anak-anak lainnya yang tidak kehilangan waktu karena bekerja. Selain itu untuk menciptakan hal yang positif terhadap perkembangan anak perlu diupayakan kegiatan sosial sebagai wadah sosialisasi anak agar anak merasakan sebagai anggota kelompok, bermain bersama, peduli terhadap teman dan bersikap sosial.

j. Besarnya Upah yang Diterima Pekerja Anak

Dokumen yang terkait

Studi Perspektif Masyarakat untuk Program Restorasi Ekosistem Hutan Mangrove (Studi Kasus Masyarakat Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara)

1 55 78

KARAKTERISTIK NELAYAN DI DESA BANDAR RAHMAT KECAMATAN TANJUNG TIRAM KABUPATEN BATU BARA.

2 13 24

Analisis Tingkat Kesejahteraan dan Pola Pendapatan Nelayan di Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara

0 3 13

Analisis Tingkat Kesejahteraan dan Pola Pendapatan Nelayan di Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara

0 0 1

Analisis Tingkat Kesejahteraan dan Pola Pendapatan Nelayan di Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara

0 0 6

Analisis Tingkat Kesejahteraan dan Pola Pendapatan Nelayan di Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara

0 0 12

Analisis Tingkat Kesejahteraan dan Pola Pendapatan Nelayan di Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara

0 1 2

Analisis Tingkat Kesejahteraan dan Pola Pendapatan Nelayan di Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara

0 0 20

Studi Perspektif Masyarakat untuk Program Restorasi Ekosistem Hutan Mangrove (Studi Kasus Masyarakat Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara)

0 1 5

Studi Perspektif Masyarakat untuk Program Restorasi Ekosistem Hutan Mangrove (Studi Kasus Masyarakat Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara)

0 2 10