Latar Belakang Gambaran Karakteristik Pekerja Anak di Pantai Bunga Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara Tahun 2010

17 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Permasalahan sosial anak merupakan fenomena yang telah menjadi isu, dan gerakan global yang bersifat kemanusiaan humanity. Kondisi ini tercermin dari perhatian bangsa-bangsa di dunia untuk memberikan perlindungan dari perilaku diskriminasi dan eksploitasi. Menurut perkiraan ILO International Labour Organization, sekitar 250 juta anak berusia antara 5 sampai 14 tahun ambil bagian dalam aktivitas ekonomi di negara-negara berkembang. Anak yang bekerja purna waktu sebanyak 120 juta. Selebihnya adalah anak yang bekerja tetapi juga bersekolah atau melakukan kegiatan non ekonomis. Asia merupakan wilayah yang memiliki jumlah pekerja anak tertinggi di dunia, yaitu 61 , sedangkan sisanya 32 di Afrika dan 7 di Amerika Latin Yanuar, 2006. Indonesia termasuk negara peratifikasi Konvensi Internasional tentang Hak- Hak Anak. Tentu saja ini bukan sekedar kesepakatan-kesepakatan yang tidak akan pernah sepakat. Tapi kesepakatan yang mengandung sebuah amanat. Kehidupan anak-anak dijamin oleh konvensi internasional sehingga mereka berhak menikmati hak-haknya dan terlindung secara optimal Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, 2001. Berkaitan dengan pekerja anak, Pasal 32 Konvensi Hak Anak tersebut menegaskan bahwa anak harus dilindungi dari eksploitasi ekonomi dan dari pelaksanaan setiap pekerjaan yang mungkin berbahaya atau mengganggu pendidikan anak atau merugikan kesehatan atau perkembangan fisik, mental, spritual, moral, atau Universitas Sumatera Utara 18 sosial. Dengan demikian pemerintah Indonesia bertanggung jawab untuk melindungi hak-hak anak terutama pekerja anak sebagaimana tercantum pada KHA tersebut Edy, 2000. Menurut data Badan Pusat Statistik pada tahun 2001 dari sekitar 20,86 juta penduduk usia 10-14 tahun, sebanyak 6,34 aktif dalam kegiatan ekonomis. Sebanyak 34,76 persen penduduk usia 10-14 tahun tidak bersekolah lagi dan 3,21 tidakbelum pernah bersekolah Badan Pusat Statistik, 2001 Dari data Sakernas 2003, terlihat jumlah pekerja anak-anak di bawah usia 15 tahun mencapai 556,526 orang. Kalau digunakan batasan dari UU No. 13 tentang ketenagakerjaan tahun 2003, dimana disebutkan yang termasuk pekerja anak-anak PA adalah mereka yang berusia di bawah 18 tahun maka jumlahnya akan semakin besar. Angka dari Sakernas 2003 menunjukkan para PA yang didaerah pedesaan jauh lebih banyak yaitu sebesar 79 dibanding diperkotaan yakni sebesar 21. Dilihat dari jenis pekerjaannya, sebanyak 62 bekerja di sektor pertanian, 19 di industri dan 19 disektor jasa Sjafri, 2008. Menurut Direktur Ekskutif Organisasi Buruh Internasional ILO untuk Standar, Prinsip, dan Hak Dasar di Tempat Kerja, Kari Tapioka saat jumpa pers bersama Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Mennakertrans Fahmi Idris, bahwa keterlibatan anak di bawah 17 tahun sebagai pekerja dipicu banyak faktor. Salah satunya adalah kemiskinan yang diderita orangtua atau keluarga anak-anak tersebut. Oleh karena itu, pemberdayaan ekonomi keluarga menjadi perhatian serius untuk dibenahi Yanuar, 2006. Universitas Sumatera Utara 19 Sekalipun kemiskinan merupakan pendorong anak-anak terjun ke dunia kerja, tetapi kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua orang miskin membiarkan anak- anaknya terjun ke dunia kerja. Berarti, ada faktor-faktor lain yang ikut mempengaruhi terjunnya anak-anak ke dunia kerja. Terdapat lima sektor prioritas dalam hasil pertemuan yang dilakukan oleh Organisasi Perburuhan Internasional ILO melalui Program Internasional Penghapusan Pekerja Anak IPEC pada tahun 2002. Kelima sektor ini meliputi anak- anak yang terlibat penjualan, pembuatan dan perdagangan obat-obat terlarang di Jakarta, perdagangan anak untuk dilacurkan di Jawa, pekerja anak di sektor perikanan lepas pantai Sumatera Utara, di pertambangan Kalimantan Timur, dan sektor alas kaki di Jawa Barat Tempo Interaktif, 2003. Selain anak laki-laki, anak perempuan yang menjadi pekerja anak menghadapi situasi yang lebih kompleks dan lebih buruk. Selain menghadapi lingkungan kerja orang dewasa, yang memungkinkan dieksploitasi sebagaimana pekerja anak laki-laki, pekerja anak perempuan juga menghadapi berbagai bentuk eksploitasi dan pelecehan seksual dalam bentuk verbal, psikis maupun fisik. Berdasar dari kondisi di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui Gambaran Karakteristik Pekerja Anak Di Pantai Bunga Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara Tahun 2010.

1.2. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Studi Perspektif Masyarakat untuk Program Restorasi Ekosistem Hutan Mangrove (Studi Kasus Masyarakat Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara)

1 55 78

KARAKTERISTIK NELAYAN DI DESA BANDAR RAHMAT KECAMATAN TANJUNG TIRAM KABUPATEN BATU BARA.

2 13 24

Analisis Tingkat Kesejahteraan dan Pola Pendapatan Nelayan di Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara

0 3 13

Analisis Tingkat Kesejahteraan dan Pola Pendapatan Nelayan di Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara

0 0 1

Analisis Tingkat Kesejahteraan dan Pola Pendapatan Nelayan di Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara

0 0 6

Analisis Tingkat Kesejahteraan dan Pola Pendapatan Nelayan di Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara

0 0 12

Analisis Tingkat Kesejahteraan dan Pola Pendapatan Nelayan di Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara

0 1 2

Analisis Tingkat Kesejahteraan dan Pola Pendapatan Nelayan di Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara

0 0 20

Studi Perspektif Masyarakat untuk Program Restorasi Ekosistem Hutan Mangrove (Studi Kasus Masyarakat Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara)

0 1 5

Studi Perspektif Masyarakat untuk Program Restorasi Ekosistem Hutan Mangrove (Studi Kasus Masyarakat Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara)

0 2 10