107
keluarga, baik oleh orang tuanya sendiri maupun oleh pihak pengusaha Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, 1998.
Teori transisi industrialis yang dikembangkan Rodgers dan Standing menjelaskan bahwa pada tahap awal industrialisasi dibutuhkan pemupukan modal
capital accumulation untuk meningkatkan produksi dan teknologi dengan menekan biaya produksi dengan jalan menekan biaya pengeluaran untuk upah. Salah satu jalan
yang dilakukan adalah dengan mempekerjakan wanita dan anak-anak. Oleh karena itu di kebanyakan negara berkembang wanita dan anak-anak secara kultural dipandang
sebagai pencari nafkah kedua dan karenanya dapat dibayar murah, pemilik modal lebih menyukai mempekerjakan mereka sebagai buruh dengan upah yang rendah
Edy, 2000
c. Cara Mendapatkan Pekerja Anak
Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh para pemilik tempat usaha untuk mendapatkan para anak-anak yang akan dipekerjakan di tempat usaha miliknya.
Selain banyaknya kasus penjualan anak-anak di negeri ini sampai dengan anak-anak tersebut yang meminta pekerjaan seperti yang diungkapkan oleh informan berikut,
Kebanyaan kalo anak-anak itu mandaftar sendiri...
Dari pernyataan informan di atas dapat dilihat bahwa kebanyakan anak-anak yang dipekerjakan di desa Bogak datang sendiri kepada pihak pemilik tempat usaha
dan meminta pekerjaan langsung kepada pemilik usaha. Dan hal tersebut dilakukan atas dasar keinginan sendiri dari para anak.
Universitas Sumatera Utara
108
d. Masalah Dalam Mempekerjakan Pekerja Anak
Masalah-masalah yang dihadapi oleh para juragan dalam mempekerjakan anak di dalam tempat usahanya dapat dilhat dari pernyataan juragan sebagai berikut,
Yang dihadapin masalahnya itu ya banyak, terutama ya memang dia pekerja kita, tapi dia mau juga ya melawan kita, kadang anak, ya cemana
ya.
Dari pernyataan diatas dapat dilihat bahwa masalah yang sering dihadapi oleh para juragan adalah kondisi anak yang masih mau melawan kepada para juragan. Hal
ini bisa diakibatkan karena kondisi psikologis anak yang masih mencari jati diri dan masih membutuhkan arahan dari orang-orang sekitar dan tidak menutup
kemungkinan anak-anak tersebut akan membangkang atau malah melawan orang yang dianggap tidak sesuai dengan apa yang dipikirkannya.
e. Pemberian Upah Terhadap Para Pekerja Anak
Besarnya upah yang diberikan oleh para juragan juga bervariasi menurut pekerjaan yang mereka lakukan. Perbedaaan jenis pekerjaan yang dilakukan juga
membuat para pekerja memiliki penghasilan yang bervariasi seperti yang diungkapkan oleh informan berikut,
Gajinya itu ya kera pendapatan. Istilahnya ya kan ini boat penangkap ikan kalo pulang itu kan ada pendapatan hasil gitu la.
Pemberian gaji atau upah yang tidak tetap membuat para pekerja anak juga tidak memiliki penghasilan yang tetap sehingga pendapat yag mereka peroleh lebih
dialokasikan kepada hal-hal yang mungkin dianggap para pekerja anak lebih mengutamakan kebutuhan-kebutuhan yang mereka anggap lebih prioritas.
Universitas Sumatera Utara
109
5.2.4. Gambaran Karakteristik Pekerja Anak Menurut Informan Kepala Sekolah
a. Penyebab Anak Putus Sekolah
Ada banyak hal yang mendasari anak-anak dapat putus sekolah dan dapat dilihat dari prespektif yang beda. Pandangan Kepala Sekolah mengenai penyebab
para pekerja anak menjadi putus sekolah dapat dilihat dari pernyataan informan
berikut, Gak ada saya rasa yang masih sekolah, semua putus sekolah baru
bekerja...Yaa..masalahnya kadang-kadang tergantung dari ekonomi keluarganya, yang kedua keenaan mencari uang, nilainya itu sangat besar
jadi yang ketiganya pergaulannya. Ya itu aja.
Menurut Kepala Sekolah sebagai orang yang paling dekat dengan anak di sekolah, faktor yang menyebabkan anak-anak desa Bogak lebih memilih untuk
bekerja daripada sekolah adalah ekonomi, nilai uang bagi anak dan pergaulan mereka. Kembali masalah kemiskinan menjadi faktor terbesar menurut Kepala sekolah
sehinggan anak tidak melanjutkan sekolahnya. Tingginya angka kemiskinan menyebabkan semakin banyak anak yang putus sekolah.
Hal lain yang patut mendapatkan perhatian adalah bahwa pekerja anak memilki kemungkinan yang besar untuk putus sekolah karena waktu yang digunakan
untuk bekerja tidak memungkinkan mengikuti pelajaran di sekolah.
b. Tanggapan Kepala Sekolah Terhadap Anak yang Putus Sekolah dan Upaya yang Dilakukan Oleh Pihak Sekolah
Pemerintah telah menetapkan bahwa semua anak harus mendapatkan pendidikan dasar minimal 9 tahun. Tetapi pada kenyataannya masih banyak anak
yang putus sekolah. Pihak sekolah dan tenaga pengajar memiliki andil besar dalam
Universitas Sumatera Utara
110
mensukseskan hal tersebut. Upaya yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dan pihak sekolah di desa Bogak dapat dilihat dari pernyataan informan berikut,
... didatangi juga ke rumah-rumah masing-masing tapi mereka ini lah bekeras karna udah keenaan cari uang itu kan tu satu, yang kedua karna
bergaulnya, pulangnya tengah malam, pagi disini pun daerahnya dingin enak la tarik selimut pagi masing-masing, jadi payah la bangunnya kalo
sekolah kan dia jam ½ 7 harus udah bangun ...
Dari sini dapat dilihat bahwa sudah ada upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk melakukan negoisasi dengan orang tua anak agar para pekerja anak
dapat terus sekolah tetapi baik dari orang tua maupun anaknya tidak memberikan respons yang positif terhadap upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah.
5.2.5. Gambaran Karakteristik Pekerja Anak Menurut Informan Kepala Desa a. Perkembangan Pekerja Anak
Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin rendah pendapatan keluarga, maka kesempatan anak untuk mendapatkan pendidikan juga semakin rendah dan tentu saja
akan berakibat banyaknya anak-anak yang melakukan pekerjaan-pekerjaan yang tidak sesuai dengan umur dan kondisi perkembangannya. Pertambahan junlah para perja
anak di desa Bogak dapt dilihat dari pernyataan informan berikut,
... pekerja anak itu meningkat dari tahun ketahunnya.
Kondisi perekonomian bangsa yang semakin terpuruk membuat semakin banyaknya orang tua yang merasa tidak mampu menyekolahkan anaknya apalagi
masih melekatnya anggapan sekolah itu mahal di banyak lapisan masyarakat kita.
Universitas Sumatera Utara
111
b. Pendapat Mengenai Pekerja Anak
Pekerja anak adalah anak-anak yang bekerja sebelum masanya mereka bekerja atau masih berada di bawah umur 17 tahun. Pendapat lain mengenai pekerja anak
dapat dilihat dari pernyataan informan sebagai berikut,
... mesti dibuatkan lah suatu apa yang sesuai dengan pekerjaan yang dia miliki...
Dari pernyataan kepala desa diatas dapat dilihat bahwa sebenarnya kepala desa yang menjadi aparat pemerintahan pun tidak begitu memahami apa sebenarnya
pekerja anak dan batasan-batasan seseorang dikatakan pekerja anak. Rendahnya pengetahuan aparat pemerintahan dapat memicu semakin banyaknya para pekerja
anak di desa Bogak dan tidak ada upaya khusus yang dilakukan untuk mengurangi jumlah para pekerja anak di desa Bogak.
c. Upaya yang Dilakukan Untuk Mengurangi Jumlah Pekerja Anak