Klasifikasi diabetes melitus Diabetes Melitus

Diabetes melitus merupakan penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi nilai normal hiperglikemia akibat tubuh kekurangan insulin baik absolut maupun relatif. Penyakit ini bersifat menahun atau kronis Dalimartha, 2004. Hiperglikemia timbul karena penyerapan glukosa ke dalam sel terhambat serta metabolismenya diganggu. Dalam keadaan normal, kira-kira 50 glukosa yang dimakan mengalami metabolisme sempurna menjadi CO 2 dan air, 5 diubah menjadi glikogen dan kira-kira 30-40 diubah menjadi lemak. Pada diabetes proses tersebut terganggu dimana glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel, oleh karena itu energi terutama diperoleh dari metabolisme protein dan lemak Handoko dan Suharto, 1995.

2.3.1 Klasifikasi diabetes melitus

Secara klinis diabetes melitus dibedakan menjadi 2 tipe yaitu: a. Diabetes melitus tipe 1 Penderita diabetes tipe 1 diperkirakan kurang dari 5-10 dari keseluruhan populasi penderita diabetes Depkes RI, 2005. Pada tipe ini terdapat destruksi dari sel beta pankreas, sehingga tidak dapat memproduksi insulin lagi dengan akibat sel-sel tidak bisa menyerap glukosa dari darah Tjay dan Kirana, 2007. Penyakit ini ditandai dengan defisiensi insulin absolut yang disebabkan oleh lesi atau nekrosis sel beta berat. Hilangnya fungsi sel beta mungkin disebabkan oleh invasi virus, kerja toksin kimia atau karena proses destruksi autoimun. Akibat dari destruksi sel beta, pankreas gagal berespons terhadap masukan glukosa. Diabetes tipe 1 memerlukan insulin eksogen untuk menghindari keadaan hiperglikemia yang dapat mengancam kehidupan Mycek, et al., 2001. Universitas Sumatera Utara b. Diabetes melitus tipe 2 Penderita diabetes tipe 2 mencapai 90-95 dari keseluruhan populasi penderita diabetes. Penderita terutama yang berada pada tahap awal, umumnya masih terdapat jumlah insulin yang cukup di dalam darahnya, disamping kadar glukosa yang juga tinggi Depkes RI, 2005. Pada tipe ini, pankreas masih mempunyai beberapa fungsi sel beta, yang menyebabkan kadar insulin bervariasi yang tidak cukup untuk memelihara homeostasis glukosa Mycek, et al., 2001. Di samping karena defisiensi fungsi insulin yang bersifat relatif, namun juga disebabkan sel-sel sasaran insulin gagal atau tidak mampu merespon insulin secara normal. Keadaan ini lazim disebut sebagai resistensi insulin yaitu gangguan fungsi insulin yang ditandai dengan tidak responsifnya sel-sel tubuh walaupun kadar insulin cukup tinggi. Resistensi insulin banyak terjadi di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, antara lain sebagai akibat dari obesitas dan gaya hidup kurang gerak Depkes RI, 2005. Bila tindakan umum diet, gerak badan dan penurunan berat badan tidak atau kurang efektif untuk menormalkan kadar glukosa darah, perlu digunakan antidiabetika oral Tjay dan Kirana, 2007. 2.3.2 Gejala diabetes melitus Gejala yang sering dirasakan penderita diabetes melitus antara lain poliuria sering buang air kecil, polidipsia sering haus dan polifagia banyak makanmudah lapar. Selain itu, sering pula muncul keluhan penglihatan kabur, kesemutan pada tangan atau kaki, timbul gatal-gatal yang seringkali sangat mengganggu pruritus, penurunan berat badan dengan cepat dan sukar sembuh dari luka Depkes RI, 2005. Universitas Sumatera Utara

2.4 Toleransi glukosa