2.4 Toleransi glukosa
Pada diabetes, glukosa menumpuk dalam aliran darah, terutama setelah makan. Bila beban glukosa diberikan pada seorang pasien diabetes, maka glukosa
plasma meningkat lebih tinggi dan kembali ke nilai normal lebih lambat daripada yang terjadi pada orang normal. Respons terhadap dosis uji glukosa oral standar
yaitu uji toleransi glukosa oral, digunakan secara klinis untuk mendiagnosis diabetes. Gangguan toleransi glukosa pada diabetes disebabkan oleh penurunan
pemasukan glukosa ke dalam sel Ganong, 1998. Insulin mempunyai peran yang sangat penting dalam membantu transpor
glukosa dari darah ke dalam sel. Kekurangan insulin menyebabkan glukosa darah tidak dapat atau terhambat masuk ke dalam sel. Akibatnya, glukosa darah akan
meningkat dan sebaliknya sel-sel tubuh kekurangan bahan sumber energi sehingga tidak dapat memproduksi energi sebagaimana seharusnya Depkes RI, 2005.
Kemampuan tubuh dalam memanfaatkan glukosa dapat ditentukan dengan mengukur toleransi glukosa yang dapat ditunjukkan dengan sifat kurva glukosa
darah setelah pemberian glukosa. Diabetes melitus ditandai dengan berkurangnya toleransi tubuh terhadap glukosa yang disebabkan berkurangnya sekresi insulin.
Hal ini dimanifestasikan dengan kadar glukosa darah yang makin meningkat hiperglikemik disertai glikosuria dan perubahan pada metabolisme lemak
Suharmiati, 2003.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Pengaturan kadar glukosa dalam darah
Pengaturan kadar glukosa dalam darah dipengaruhi oleh organ-organ tertentu, diantaranya adalah pankreas dan hati.
a. Pankreas
Terdapat empat peptida dengan aktivitas hormonal yang disekresikan oleh pulau Langerhans di pankreas yaitu insulin, glukagon, somatostatin dan
polipeptida pankreas. Hormon yang mempunyai peranan penting dalam pengaturan kadar glukosa darah adalah insulin dan glukagon Ganong, 1998.
Fungsi utama insulin adalah merendahkan kadar glukosa dalam darah dan mengubah glukosa menjadi glikogen sedangkan glukagon bekerja meningkatkan
glukosa darah dengan cara mengubah glikogen menjadi glukosa Faigin, 2001. b.
Hati Hati berperan dalam mempertahankan kadar glukosa darah normal
glukostat, menyimpan glikogen jika terjadi kelebihan glukosa, membebaskan glukosa kedalam darah jika diperlukan dan merupakan tempat utama interkonversi
metabolisme misalnya glukoneogenesis Faigin, 2001. Pada keadaan setelah makan, sebanyak dua pertiga glukosa yang
diabsorpsi dari usus segera disimpan di hati dalam bentuk glikogen. Jika glukosa tidak memasuki tubuh selama beberapa jam, glikogen hati diuraikan atas perintah
glukagon yang mengaktifkan enzim pengurai glikogen, phosphorilase. Degradasi glikogen menghasilkan glukosa, yang kemudian dilepaskan ke
dalam aliran darah sehingga konsentrasi glukosa dalam darah meningkat. Sebagai reaksi dari kegiatan glukagon yang menaikkan glukosa darah, insulin diproduksi
untuk membawa glukosa yang baru saja dilepaskan ke dalam aliran darah menuju
Universitas Sumatera Utara
sel-sel tubuh. Hal ini mempercepat turunnya glukosa darah, sebagai akibatnya glukagon diproduksi untuk mempertinggi glukosa darah, sebagai akibatnya
dilepaskan insulin, demikian seterusnya. Jika masukan karbohidrat ditiadakan, aksi hormon-hormon ini secara perlahan menghilang karena glikogen hati habis
Faigin, 2001. Pada keadaan terjadi diabetes melitus semua proses tersebut terganggu,
glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel sehingga energi terutama diperoleh dari metabolisme protein dan lemak Handoko dan Suharto, 1995.
2.6 Terapi farmakologi