Kerangka konsep penelitian Ekstraksi

1.6 Kerangka konsep penelitian

Gambar 1. Bagan kerangka konsep penelitian Simplisia daun sirih merah Karakterisasi simplisia Parameter Variabel bebas Larutan glukosa Ekstrak etanol daun sirih merah Variabel terikat - Makroskopik - Mikroskopik - Kadar air - Kadar sari larut air - Kadar sari larut etanol - Kadar abu total - Kadar abu tidak larut asam Penurunan kadar gula darah mgdl Kadar gula darah mgdl Kenaikan kadar gula darah mgdl - Alkaloid - Flavonoid - Saponin - Tanin - Glikosida - Steroidtriterpenoid Skrining fitokimia Glibenklamid Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian tanaman

Sirih Piper betle L. merupakan tumbuhan terna yang termasuk famili piperaceae. Sirih memiliki jenis yang beragam, seperti sirih hijau, sirih hitam, sirih kuning dan sirih merah. Semua jenis tanaman sirih memiliki ciri yang hampir sama yaitu tanamannya merambat dengan bentuk daun menyerupai hati dan bertangkai yang tumbuh berselang seling dari batangnya. Sirih merah selain digunakan sebagai tanaman hias oleh para hobis karena penampilannya yang menarik, namun dapat juga dimanfaatkan sebagai tanaman obat Anonim, 2009. Sirih merah merupakan tanaman yang diketahui tumbuh di berbagai daerah di Indonesia, seperti di lingkungan Keraton Yogyakarta dan di lereng Merapi sebelah timur, serta di Papua dan Jawa Barat. Sirih merah bisa tumbuh dengan baik di tempat yang teduh dan tidak terlalu banyak terkena sinar matahari. Jika terkena sinar matahari langsung secara terus-menerus warna merah daunnya bisa menjadi pudar dan kurang menarik Sudewo, 2005. Daun sirih merah yang memenuhi syarat untuk dipanen adalah daun yang sudah berumur lebih dari satu bulan. Pada umur ini ketebalan dan lebar daun sudah memenuhi syarat untuk dipanen. Jika umurnya kurang dari satu bulan, daun sirih merah masih tipis, cepat layu dan aromanya belum kuat. Kandungan zat kimianya pun belum maksimal, sehingga daya penyembuhnya tidak sebaik daun yang sudah berumur satu bulan atau lebih. Waktu yang tepat memetik atau memanen daun sebaiknya dilakukan pada pagi hari sampai dengan jam 11.00 Sudewo, 2005. Universitas Sumatera Utara

2.1.1 Sistematika tanaman

Sistematika sirih merah sebagai berikut Sugati dan Johnny, 2000. Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Bangsa : Piperales Suku : Piperaceae Marga : Piper Jenis : Piper cf. fragile Benth.

2.1.2 Morfologi tanaman

Sirih merah merupakan tanaman yang tumbuh menjalar. Batangnya bulat berwarna hijau keunguan dan tidak berbunga. Daunnya bertangkai berbentuk jantung dengan bagian atas meruncing, bertepi rata dan permukaannya mengkilap atau tidak berbulu. Panjang daunnya bisa mencapai 15-20 cm. Warna daun bagian atas hijau bercorak warna putih keabu-abuan. Bagian bawah daun berwarna merah cerah. Daunnya berlendir, berasa sangat pahit dan beraroma wangi khas sirih. Batangnya bersulur dan beruas dengan jarak buku 5-10 cm. Di setiap buku tumbuh bakal akar Sudewo, 2005. 2.1.3 Kandungan kimia Senyawa fitokimia yang terkandung dalam daun sirih merah yakni alkaloid flavonoid, saponin, tanin dan minyak atsiri. Menurut Ivorra, M.D di dalam buku ”A review of natural product and plants as potensial antidiabetic” senyawa aktif flavonoid dan alkaloid memiliki aktivitas hipoglikemik atau penurun kadar glukosa darah Anonim, 2007. Universitas Sumatera Utara

2.1.4 Khasiat dan penggunaan

Penggunaan sirih merah dapat digunakan dalam bentuk segar maupun simplisia. Secara empiris sirih merah dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit seperti diabetes millitus, hepatitis, batu ginjal, kolesterol, hipertensi, asam urat, keputihan, obat kumur, maag, radang mata, nyeri sendi dan memperhalus kulit. Sirih merah banyak digunakan pada klinik herbal center sebagai ramuan atau terapi bagi penderita yang tidak dapat disembuhkan dengan obat kimia Anonim, 2009.

2.2 Ekstraksi

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan menggunakan pelarut cair. Senyawa aktif yang terdapat dalam berbagai simplisia dapat digolongkan ke dalam golongan minyak atsiri, alkaloid, flavonoid dan lain-lain. Dengan diketahuinya senyawa aktif yang dikandung simplisia akan mempermudah pemilihan pelarut dan cara ekstraksi yang tepat Ditjen POM, 2000. Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan Ditjen POM, 1995. Universitas Sumatera Utara Metode ekstraksi dapat dilakukan dengan beberapa cara: a. Cara dingin 1. Maserasi Maserasi merupakan proses pengekstrakan simplisia yang menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan kamar. 2. Perkolasi Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai penyarian sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara dan tahap perkolasi sebenarnya penetesanpenampungan ekstrak secara terus menerus sampai diperoleh ekstrak perkolat yang jumlahnya 1-5 kali bahan. b. Cara panas 1. Refluks Refluks merupakan ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna. 2. Sokletasi Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi yang berkelanjutan dengan jumlah pelarut yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Universitas Sumatera Utara 3. Digesti Digesti adalah maserasi kinetik dengan pengadukan kontiniu pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan kamar yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50 o C. 4. Infus Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96-98 o C selama waktu tertentu 15-20 menit. 5. Dekok Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama ≥30 o C dengan temperatur sampai titik didih air. 6. Destilasi uap Destilasi uap adalah ekstraksi senyawa kandungan menguap minyak atsiri dari bahan segar atau simplisia dengan uap air berdasarkan peristiwa tekanan parsial. Senyawa menguap akan terikut dengan fase uap air dari ketel secara kontiniu dan diakhiri dengan kondensasi fase uap campuran senyawa kandungan menguap ikut terdestilasi menjadi destilat air bersama senyawa kandungan yang memisah sempurna atau memisah sebagian Ditjen POM, 2000.

2.3 Diabetes Melitus