Pembuatan ekstrak etanol sirih merah EESM Hewan percobaan Penggunaan glukometer

3.8.6 Pemeriksaan steroidtriterpenoid

Sebanyak 1 g serbuk di maserasi dengan 20 ml n-heksan selama 2 jam, lalu disaring, filtrat diuapkan dalam cawan penguap. Pada sisa ditambahkan 2 tetes asam asetat anhidrat dan 1 tetes asam sulfat pekat pereaksi Lieberman- Burchard. Apabila terbentuk warna ungu atau merah dan berubah menjadi biru ungu atau biru hijau menunjukkan adanya steroidtriterpenoid Harborne, 1987. Hasil skrining fitokimia dapat dilihat pada lampiran 6 tabel 3 halaman 56.

3.9 Pembuatan ekstrak etanol sirih merah EESM

Sebanyak 200 g serbuk simplisia dimasukkan ke dalam bejana tertutup dan dibasahi dengan cairan penyari etanol 96, dimaserasi selama 3 jam. Massa dipindahkan sedikit demi sedikit ke dalam perkolator, kemudian cairan penyari dituangkan secukupnya sampai semua simplisia terendam dan terdapat selapis cairan penyari di atasnya, perkolator ditutup dengan aluminium foil dan dibiarkan selama 24 jam, kemudian kran perkolator dibuka dan dibiarkan tetesan perkolat mengalir dengan kecepatan 1 ml tiap menit, ditambahkan berulang-ulang cairan penyari secukupnya hingga selalu terdapat selapis cairan penyari di atas simplisia. Perkolasi dihentikan jika 500 mg perkolat yang keluar terakhir diuapkan, tidak meninggalkan sisa. Perkolat yang diperoleh digabung dan diuapkan pada tekanan rendah dengan suhu tidak lebih dari 50 o C menggunakan rotary evaporator, kemudian dipekatkan dengan menggunakan freeze dryer sehingga diperoleh ekstrak kental 53,2 g Ditjen POM, 1979. Bagan pembuatan ekstrak dapat dilihat pada lampiran 7 gambar 7 halaman 57. Universitas Sumatera Utara

3.10 Hewan percobaan

Hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah tikus putih jantan galur SD dengan berat badan antara 150-200 g. Sebelum dilakukan percobaan tikus terlebih dahulu dipelihara selama 2 minggu dalam kandang yang baik untuk menyesuaikan dengan lingkungannya Ditjen POM, 1979.

3.11 Penyiapan bahan Bahan yang digunakan meliputi larutan glukosa, suspensi CMC sebagai

kontrol negatif, suspensi EESM sebagai sediaan uji dan suspensi Glibenklamid sebagai pembanding.

3.11.1 Pembuatan larutan glukosa 50 bv

Sebanyak 50 g glukosa dilarutkan dalam air suling sampai dengan volume 100 ml.

3.11.2 Pembuatan suspensi CMC 0,5

Sebanyak 0,5 g CMC ditaburkan dalam lumpang yang berisi 10 ml air suling panas. Didiamkan selama 15 menit hingga diperoleh massa yang transparan, lalu digerus sampai homogen, diencerkan dengan sedikit air suling dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, dicukupkan volume hingga 100 ml.

3.11.3 Pembuatan suspensi EESM 1 bv

Sebanyak 1 g ekstrak etanol daun sirih merah dimasukkan ke dalam lumpang dan ditambahkan suspensi CMC 0,5 sedikit demi sedikit sambil digerus sampai homogen lalu diencerkan dengan suspensi CMC 0,5, kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, dicukupkan volumenya dengan suspensi CMC 0,5 hingga 100 ml. Universitas Sumatera Utara

3.11.4 Pembuatan suspensi Glibenklamid dari tablet Glibenklamid

® Tablet Glibenklamid ® mengandung 5 mg Glibenklamid, ditimbang sebanyak 20 tablet. Tablet digerus dan diambil serbuk sebanyak 40,29 mg, kemudian serbuk dimasukkan ke dalam lumpang ditambah suspensi CMC 0,5 sedikit demi sedikit sambil digerus sampai homogen lalu diencerkan dengan suspensi CMC 0,5 hingga 100 ml. Perhitungan kadar glibenklamid dari tablet Glibenklamid ® dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 58. 3.12 Pengujian farmakologi 3.12.1 Penentuan kadar gula darah KGD Sebelum dilakukan percobaan, tikus dipuasakan tidak makan tetapi tetap minum selama 18 jam, ditimbang berat badan. Untuk mempermudah pengambilan darah, tikus dimasukkan ke dalam tabung dimana bagian ekor tetap berada di luar, dicukur bulu ekor dan dibersihkan dengan alkohol, lalu diukur kadar gula darah puasa. Darah diambil melalui vena bagian ekor yang ditusuk dengan menggunakan jarum suntik. Darah yang keluar disentuhkan pada test strip yang telah terpasang pada alat glucometer dan dibiarkan alat mengukur kadar gula darah secara otomatis. Angka yang tampil pada layar alat dicatat sebagai kadar gula darah mgdl.

3.12.2 Prosedur kerja pengujian efek hipoglikemik

Pengujian efek hipoglikemik ekstrak etanol daun sirih merah dilakukan menggunakan metode uji toleransi glukosa dengan variasi dosis. Tikus dikelompokkan secara acak menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 6 ekor tikus. Tikus yang telah dipuasakan ditimbang berat badannya, ditentukan kadar gula darah puasa, kemudian masing-masing tikus diberikan Universitas Sumatera Utara larutan glukosa 50 dengan dosis 5 gkg BB secara oral dan ditentukan kadar gula darah setelah 30 menit pemberian larutan glukosa 50, selanjutnya masing- masing tikus diberi perlakuan secara oral yaitu kelompok I tidak diberi obat hanya diberikan larutan glukosa 50 dosis 5 gkg BB, kelompok II diberikan suspensi CMC 0,5 dosis 1 BB, kelompok III diberikan suspensi glibenklamid dosis 1 mgkg BB, kelompok IV diberikan suspensi EESM dosis 50 mgkg BB, kelompok V diberikan suspensi EESM dosis 100 mgkg BB dan kelompok VI diberikan suspensi EESM dosis 200 mgkg BB. Pengukuran kadar gula darah tikus dilakukan pada menit ke 60, 90, 120, 150 dan 180 Raja, 2008. Bagan prosedur kerja pengujian farmakologi dapat dilihat pada lampiran 9 gambar 8 halaman 60.

3.13 Penggunaan glukometer

Alat yang digunakan untuk mengukur kadar glukosa darah adalah glucometer Accu-Chek ® . Glucometer ini secara otomatis akan hidup ketika test strip dimasukkan dan akan mati ketika test strip dicabut. Accu-Chek ® check strip dimasukkan ke glucometer Accu-Chek ® . Test strip dimasukkan pada glucometer sehingga glucometer akan hidup secara otomatis, dicocokkan kode nomor yang muncul pada layar dengan yang ada pada vial Accu-Chek ® test strip. Test strip yang dimasukkan pada glucometer maka pada bagian layar akan tertera angka sesuai dengan kode check strip, kemudian pada layar monitor glucometer muncul tanda akan siap di teteskan darah. Dengan menyentuhkan setetes darah ke test strip, reaksi dari wadah test strip akan otomatis menyerap darah ke dalam test strip melalui aksi kapiler. Ketika wadah terisi penuh oleh darah, alat mulai mengukur kadar glukosa darah. Hasil pengukuran diperoleh selama 8 detik. Alat glukometer dapat dilihat pada lampiran 10 gambar 9 halaman 61. Universitas Sumatera Utara

3.14 Prinsip pengukuran glukometer