karakter yang dipakainya. Misalnya bila seorang cosplayer yang kesehariannya adalah anak yang ceria, maka bila dia sedang ber-cosplay menjadi tokoh
orochimaru tokoh antagonis dari anime Naruto yang memiliki karakter serius, pendiam, dan kejam. Cosplayer tersebut juga akan melakukan hal yang sama
dengan karakter tersebut selama memakai kostum tersebut. Cosplay dianggap sebagai kegiatan yang menyenangkan dan dapat
memeriahkan suatu event yang berhubungan dengan anime. Disamping itu cosplay menjadi ajang bagi cosplayer untuk menunjukkan kebolehan baik dalam
mendesain kostum maupun berperan menjadi karakter yang dimainkan. Bagi seorang cosplayer yang beridealis tinggi biasanya kostum haruslah buatan sendiri,
bukan hasil pinjaman atau pembelian. Selain itu kostum biasanya hanya dipakai sekali saja. Bagi mereka, ber-cosplay dengan kostum hasil pinjaman atau
pembeliaan adalah tindakan curang.
2.4.2. Jenis-Jenis Cosplay di Jepang
Azani 2008 mengkategorikan cosplay sebagai salah satu bagian dari subkultur Harajuku style. Jenis-jenis cosplay sebenarnya secara khas tidak ada,
namun jenis-jenis cosplay banyak meniru dan terinspirasi tokoh-tokoh yang terdapat dalam : manga, anime, game, tokusatsu, original, artis, visual-kei dan
lolita.
Meniru karakter tokoh yang terinspirasi dari salah satu manga dapat disebut cosplay. Biasanya manga-ka penulis manga sengaja memunculkan tokoh
yang memiliki ciri khusus sesuai dengan tema cerita. Bagi para pecinta manga yang ingin membuat tokoh kesukaaannya menjadi nyata sering sekali berdandan
dengan kostum sesuai dengan ciri-ciri umum dan khusus si tokoh. Contoh cosplay
Universitas Sumatera Utara
yang berkarakter dari manga adalah Death Note, Detektif Conan, GeGeGe no
Kintaro dan lainnya.
Anime ア ニ メ
adalah animasi khas Jepang, yang biasanya dicirikan melalui gambar-gambar berwarna-warni yang menampilkan tokoh-tokoh dalam
berbagai macam lokasi dan cerita, yang ditujukan pada beragam jenis penonton. Anime
dipengaruhi gaya gambar manga, komik khas Jepang http:id.wikipedia.orgwikiAnime
.
Akibat hal ini terdapat sedikit kesulitan dalam mengkategorikan apakah seseorang tersebut bercosplay dari manga atau
anime. Contohnya adalah seperti Naruto, Bleach dan One Piece. Masing-masing contoh diatas memiliki serial versi manga dan animenya. Kecintaan para pecinta
anime terhadap tokoh-tokoh anime membuatnya ingin bercosplay sebagai tokoh tersebut, kemiripan terhadap si tokoh semakin mudah ditiru karena karakternya
yang bergerak dan berwarna sehingga menghasilkan sosok tokoh yang lebih detail bila di aplikasikan kedalam kostum.
Video Game dan kostum sendiri adalah hal yang tidak terpisahkan bagi para pencinta karakter video game yang benar-benar menunjukan keseriusan dan
dalam mengekpresikan idola mereka dalam video game dengan memakai kostum yang unik dan detail dengan karakter aslinya. Tokoh karakter game misalnya
Squall Leonhart, Tiffany Lockheard, Cloud Strife, Solid Snake, Mario, Aya Brea dan lainnya.
Istilah tokusatsu 特撮 dalam: http:id.wikipedia.orgwikitokusastsu
adalah istilah dalam bahasa Jepang untuk efek spesial dan seringkali digunakan untuk menyebut film sci-fi, fantasi, horor live-action produksi Jepang. Istilah
Universitas Sumatera Utara
tokusatsu merupakan kependekan dari istilah tokushu satsuei 特 殊 撮 影 ,
sebuah istilah bahasa Jepang yang bisa diterjemahkan sebagai special photography yang berarti menggunakan trik kamera untuk karya fotografi.
Biasanya, dalam sebuah film atau pertunjukan, orang yang bertanggung jawab untuk urusan spesial efek seringkali dipanggil dengan julukan tokushu gijutsu
特
殊技術, yang berarti special techniques Istilah ini dulu digunakan untuk
menyebut special effects, atau tokusatsu kantoku 特撮監督. Ada macam-
macam jenis tokusatsu di jepang, dari semua itu tokusatsu dibagi menjadi beberapa jenis yg terdiri dr:
• Kamen Rider series, contoh: Kamen Rider, Kamen Rider Black, Kamen
Rider Den-O. •
Super Sentai series, contoh: Google V, Zyuranger, Dekaranger, Gekiranger
• Ultraman series, contoh: Ultraman, Ultraman Tiga, Ultraman Nexus, Ultra
Seven X . •
kaiju series, contoh: Godzilla, Gamera. •
Metal Heroes series, contoh: Gavan, Spielvan, Jiraiya •
Seishin series, contoh: Chouseishin Gransazer, Genseishin Justirisers. •
Other heroes series, contoh: Garo, Lionmaru.
Selain itu ada istilah cosplay original. Cosplayer yang mengambil tema
original memiliki tantangan tersendiri, karena harus memikirkan dan memunculkan karakter tokoh atau superhero baru yang akan dibuat dan
Universitas Sumatera Utara
diperankan tokohnya. Tokoh yang dibuat benar-benar tidak boleh ada di dalam tokoh anime, manga, game dan lainnya. Tokoh tersebut haruslah tokoh baru dan
hasil pemikiran sendiri. Dampak kecintaan beberapa masyarakat Jepang terhadap artis idolanya
kadang membuat dirinya ingin menjadi mirip atau ingin serupa dengan artis tersebut. Dengan memanfaatkan ketenaran dan ciri khas artis tersebut membuat
masyarakat awam gampang mengenali karakter siapa yang sedang ditirunya dalam melakukan cosplay, misalnya penyanyi POP Namie Amuro yang dianggap
sebagai orang yang mempopulerkan Ganguro dandanan wanita jepang yang sengaja menghitamkan diri dan berdandan ngentrik.
Berbicara mengenai Visual Kei ヴィジュアル系, baca: bijuaru kei
dalam majalah Animonster volume 68 2004:38 adalah suatu fenomena sendiri yang mewabah pada dunia J-Rock. Banyaknya band indie di Jepang membuat
setiap band mencari ciri khas sendiri agar dapat mudah diinggat oleh penontonnya. Pada masa inilah J-Rockers mengadaptasi berbagai style salah satunya Visual Kei.
Visual kei bukanlah aliran genderless yang mengesankan dandanan para pria yang berubah menjadi sosok yang cantik. Semakin ekstrim, semakin berkarakter akan
semakin mencerminkan image band itu sendiri. Visual Kei merupakan penggabungan dari kata Visual bahasa Inggris
yang berarti “pandangan” dan Kei bahasa Jepang yang berarti “gaya”. Jika komunitas punk berasal dari London, maka visual kei berasal dari Jepang. Istilah
Visual Kei benar-benar ada ketika”X-Japan” mempopulerkannya secara gila- gilaan pada tahun 80-an. Pada saat yang sama band “KISS” asal barat sangat
Universitas Sumatera Utara
digandrungi di Jepang. Visual Kei bangkit lagi namun orientasinya lebih ke arah penampilan band cadas.
Bicara mengenai style, pada umumnya band visual kei memadukan gaya-gaya yang fetish, Gothic, Cyber, hingga Glam. Para J-Rocker biasanya
tampil dengan make-up tebal dan serba pucat, tatanan rambut yang memadukan unsur ‘liar’ dan dramatis, kolaborasi warna, dan tampil dengan kostum-kostum
yang merefleksikan abad ke-17. Kini Visual kei tidak lagi dianggap sebagi sekedar style, penyuka aliran Visual Kei semakin sering berdandan di keseharian seperti
ini. Berkumpul dan melakukan berbagai aktivitas bersama seperti kumpul di taman, berfoto, membahas hobi masing-masing dan sebagainya.
Pengamat barat seringkali kebingungan dalam membedakan Visual Kei Band dengan Band Gothic karena kadang-kadang penampilannya yang mirip
dalam berdandan dan berpakaian, tetapi sebagian gothic Jepang tidak bisa memasukkan visual Kei menjadi Gothic, dan disana ada persilangan budaya kecil
antara Visual Kei Jepang dan Gothic Jepang diluar model gothic lolita, yang mana dipengaruhi oleh sub-budaya gothic.
Yang terakhir adalah lolita, Kata “Lolita” dijelaskan dalam majalah Animoster volume 94 2007:70 awalnya berasal dari judul novel karya Vladirmir
Nabokov tahun 1955. Walau gaya Lolita ini populer dikalangan remaja, para pengusung style ini tidak memiliki kesan mesum seperti yang dikira kebanyakan
orang. Para pecinta Lolita menerjemahkan kata ini sebagai seorang anak atau baby dolls yang memiliki kesan lucu, imut, cantik dan elegan. Di Jepang gaya
berbusana seperti ini sepertinya sudah ada sejak tahun 70-an. Namun tidak
Universitas Sumatera Utara
terekspos media. Gaya ini baru populer sekitar tahun 1990-an hingga awal tahun 2000. Setelah Mana gitaris band Malize Mizer mempopulerkan style ini.
Sedikit sulit membedakan lolita sebagai jenis cosplay atau aliran Fashion. Hal ini dikarenakan banyaknya peminat lolita yang membuat pakaian
bergaya imut ini menjadi gaya berpakaian sehari-hari. Begitu pula para penulis manga dan pembuat game yang terinspirasi dan membuat tokoh-tokoh manga dan
game-nya bergaya lolita dan ditiru oleh para cosplayer. Sejumlah karakter anime manga banyak tampil dalam penampilan lolita seperti Paradise kiss, Rozen
Maiden, Chobit xxxHOLIC, Pitaten, Death note, Cardcaptor Sakura, NANA dan lainnya.
Dasarnya lolita style diadaptasi dari pakaian anak-anak bergaya victorian dan edwardian dipadu dengan style baju periode Rococo. Boneka
victorian juga menjadi sumber inspirasi bagi style ini. Sudah menjadi kegemaran anak muda Jepang yang funky, senang mencampur adukkan berbagai style.
Termasuk memadukannya dengan unsur Gothic Eropa, punk, hingga seragam pelayan prancis maid. Setelah menjadi populer, Lolita ini kemudian terbagi-bagi
dalam subgenre, yaitu : •
Gothic Lolita Gosuloli •
Sweet Lolita Amaloli •
Classic Lolita •
Punk Lolita Punkloli •
Wa Lolita Waloli •
Qi lolita Qiloli •
Erotic Lolita Erololi
Universitas Sumatera Utara
Para penggila Fashion lolita di Jepang sebenarnya tidak terpengaruh aliran musik apapun. Mereka menyukai musik yang sama seperti orang pada
umumnya, seperti mendengarkan J-Pop ataupun lagu-lagu visual kei. Akibat banyaknya peminat Lolita banyak orang melihat peluang usaha dan membuka
butik dengan brand khusus yang hanya menjual pakaian bergaya lolita misalnya toko Kabushiki Kaisha Baby The stars shine Bright BTSSB, Moi-Meme-Moitie,
Closet Child, Temps de Fille dan lainnya yang banyak menyebar di sepanjang Harajuku dan Shibuya.
2.4.3. Cosplay sebagai gejala Sosial di Jepang