Analisis Kehidupan Tokoh Utama dalam Manga “OTHELLO” karya Satomi Ikezawa

tidak dikenali juga menjadi pembebas tersendiri bagi Yaya untuk membalas semua tindakan teman-temannya yang suka menindasnya disekolah.

3.3. Analisis Kehidupan Tokoh Utama dalam Manga “OTHELLO” karya Satomi Ikezawa

Pada bagian ini akan diungkapkan analisis kehidupan tokoh utama pada manga “OTHELLO” karya Satomi Ikezawa terlebih di dalam komunitas cosplay. Dalam novel ini banyak membahas pola interaksi remaja dan proses pembentukan karakteristik tokoh utama terhadap lingkungannya serta menunjukkan bagaimana peranan suatu komunitas di dalam pembentukan karakteristik seseorang. Dalam manga ini terungkap beberapa contoh pola interaksi yang sangat kompleks terutama di dalam komunitas cosplay baik itu secara keseluruhan cerita maupun dalam beberapa tindakan atau perilaku. Cuplikan 1, jilid 1 Seri dan Moe mengajak Yaya janjian untuk merayakan pergantian tahun Milenium di pusat kota. Seri dan Moe : Ha ha ha.. Hua ha ha ha.. menertawai Yaya Seri : Masih pede pakai hak setebal itu Yaya... ? Yaya : Eh, Tapi masih banyak yang pakai, lho. Moe : Mereka nggak ikut tren. Seri : Aaah, Coba kamu ikut waktu aku pergi beli mule Aku malu jalan denganmu. . Yaya selalu ketinggalan, telmi dan norak. Menurutmu begitu Moe? Moe : Kamu tepat, Seri. Universitas Sumatera Utara Analisis Mule Cuplikan 2, jilid 1 adalah merek sepatu yang sedang tren pada saat itu. Dari cuplikan diatas dapat dilihat bagaimana gaya pergaulan masyarakat muda Jepang yang tercermin dari penokohan Seri dan Moe yang banyak menganut konsumerisme benda-benda bermerek dan selalu mengikuti tren. Selain itu terlihat sekali adanya intimidasi bagi Yaya yang tidak mengikuti tren atau berbeda gaya pemikiran dengan teman-teman seusianya. Ucapan-ucapan yang kasar dan memojokkan pun tidak segan-segan diucapkan untuk menyinggung Yaya yang berbeda pandangan dengan diri Seri dan Moe. Yaya mengalami hidup yang sangat berat dilingkungan sekolahnya karena harus tidak memiliki kemampuan untuk melawan tindakan kasar teman-temannya. Hal ini juga menjadi salah satu faktor mengapa Yaya merasa lebih nyaman bergaul bersama komunitas Cosplay daripada teman-teman sekolah yang menjunjung tinggi tren, yaitu dengan alasan penerimaan status seseorang apa adanya dan tidak banyak menuntut. Karena Yaya pulang telat kerumah pada malam tahun baru, ayahnya memarahinya habis-habisan. Ayah : Tahun baru, kek. Abad 21, kek. Nggak pantas anak perempuan berkeliaran di tempat jauh malam-malam begini. Kamu harus menyesal. Yaya : Tapi, waktu itu ayah bilang boleh... Ayah : Kamu melawan?. Keterlaluan, Analisis almarhum ibumu pasti sedih kalau tahu hal ini... Universitas Sumatera Utara Keluarga merupakan lingkungan sosial awal bagi seseorang untuk berkembang dan akan menjadi dasar bagaimana pola interaksi terhadap lingkungan sosial masyarakat yang lebih kompleks nantinya. Gaya mendidik orang tua Yaya yang sangat keras dan disiplin dalam mendidik anak membuat sosok anak seperti Yaya tidak berani mengungkapkan pendapatnya sendiri. “almarhum ibumu pasti sedih kalau tahu hal ini...” Cuplikan 3, jilid 1 dari cuplikan kalimat diatas dapat dilihat cara ayah Yaya memakai alasan yang membuat Yaya tertekan akan semua tindakan yang dianggap ayahnya salah. Cuplikan diatas memberikan penjelasan bahwa tokoh Yaya tidak suka dengan didikan ayahnya yang keras, alasan tersebut membuat tokoh Yaya mencari jati dirinya sebagai anak yang mempunyai kebebasan untuk memilih, dan sebagai pelariannya Yaya memilih untuk masuk dalam komunitas Cosplay. Karena didalam komunitas ini Yaya memiliki kesempatan berbagi masalah yang dialami diluar lingkungan komunitas terhadap cosplayer lainnya. Seri dan Moe mendatangi Yaya pada jam istirahat kelas untuk mengajak Yaya berbelanja di akhir minggu nanti Seri : Minggu ini ada diskon, lho. Pergi, yuk Cari baju musim dingin. Gimana kalau yaya beli mule juga?. Yaya : Maaf hari minggu aku nggak bisa. Seri : Kenapa?. Akhir-akhir ini, kamu selalu nggak bisa ikut setiap hari minggu. Universitas Sumatera Utara Yaya : Nggak ada apa-apa kok. Seri : Mencurigakan... kenapa nggak bilang saja, sih?. Analisis Pada cuplikan ini Yaya dengan sengaja menjaga rahasia dari teman- temannya bahwa sebenarnya setiap hari minggu dia akan bercosplay dengan teman-teman komunitasnya. Yaya mengenal betul teman-temannya, yang memiliki pandangan miring terhadap komunitas cosplay yang selama ini dijalaninya setiap akhir pekan, sehingga dia tidak berani mengatakan kemana dia akan pergi setiap akhir pekannya. Cuplikan 4, jilid 1 Seri yang melihat Yaya mengobrol sambil mendengarkan musik bersama Moriyama merasa cemburu dan mencoba mengganggu mereka. Seri : kalian dengar apa sih?. JULIET, grup musik yang dandan itu, lho. Siapa namanya?. Syohei?. Dia narsis banget ya. Moe : Iya, iya. Kayak pelawak. Seri : Eh, Yaya suka yang kayak begitu ya?. Analisis Syohei adalah vokalis dari Band JULIET yang mengusung aliran Visual kei, visual kei adalah aliran band yang personilnya berdandan tebal seperti meniru dandanan wanita. Sehingga masing-masing personil band terlihat cantik. Bagi sebagian masyarat hal ini masih dirasa aneh karena berdandan berlawanan dengan Universitas Sumatera Utara jenis kelamin. Bagi orang yang tidak mengerti, dandanan mereka sering dihina dan disamakan dengan badut atau pelawak. Yaya sendiri yang memiliki pemikiran yang tidak mau dijauhi oleh teman-teman sekolahnya karena artis idolanya yang dirasa aneh oleh teman-temannya itu merasa malu dan hanya bisa diam menerima ledekan dari teman-temannya tersebut. Cuplikan 5, jilid 1 Pada akhir minggu Yaya dan para cosplayer lainnya kembali berkumpul di Jingu- Bashi Cosplayer 1 : Apa kabar?. YayaMimi : Begitulah. Cosplayer 2 : Hari minggu itu lama, ya. Malas sekolah. YayaMimi : Aku berantem dengan ayahku belum lama ini. Cosplayer 2 : Ada info tentang album solo Shohei?. Sudah satu tahun lewat JULIET bubar ya. YayaMimi dan para cosplayer : Serentak berteriak Shohei, Ayo muncul lagi. Kamu mau sembunyi sampai kapan, sih?. Analisis Cuplikan singkat diatas adalah dialog YayaMimi dan cosplayer lainnya. YayaMimi tidak segan untuk berbagi dan menceritakan masalah yang dihadapinya dirumah, tidak seperti gaya bergaul Yaya disekolah yang serba Universitas Sumatera Utara menahan perasaan dan memendam masalahnya sendiri dan tidak berani untuk sekedar berbagi masalahnya dengan teman-temannya disekolah. Sedangkan dari cuplikan percakapan cosplayer terlihat mereka sangat menantikan waktu akhir pekan, yaitu waktu untuk berkumpul dengan komunitasnya dan dapat menceritakan keseharian mereka yang penat dan penuh masalah dengan anggota komunitas cosplay lainnya. Kesamaan akan artis kesukaan menambah topik rasa kebersamaan dan perbincangan mereka di dalam komunitas. Cuplikan 6, jilid 1 Seri dan Moe tidak sengaja melintasi distrik harajuku untuk berbelanja dan melihat komunitas cosplay yang sedang berkumpul di sepanjang Jingu-Bashi, Seri dan Moe juga tidak menyadari keberadaan Yaya pada salah satu cosplayer yang mereka lihat akibat dandanan Yaya yang sangat berbeda dengan yang disekolah. Moe : Seram, ya. Anak yang pakai kostum itu. Seri : Benar-benar berani ya. Moe : Seri, mau lihat wajah asli anak yang pakai kostum itu... Seri : Nggak?. Pasti jelek. Analisis Dari cuplikan diatas dapat ditarik sebuah analisis, bahwa Seri dan Moe tidak menyukai para cosplayer. Bagi Seri dan Moe cosplay hanyalah kumpulan anak-anak muda bodoh yang memiliki muka seram dan jelek serta tidak tahu cara bersosialisasi secara normal seperti mereka sehingga harus berdandan tebal untuk menutupi wajahnya. Dari contoh percakapan diatas juga dapat disimpulkan, bagi beberapa orang berpandangan bahwa komunitas cosplay adalah komunitas yang tidak memiliki dampak yang baik, hal itu disebabkan oleh dandanan para Universitas Sumatera Utara cosplayer yang aneh diluar dari tampilan masyarakat pada umumnya. Padahal dandanan tersebut adalah ciri khas bagi komunitas cosplay yang menunjukkan bahwa mereka menentang tatanan fesyen yang sudah ada. Cuplikan 7, jilid 1 Yaya kembali ke aktivitas mingguannya yaitu bercosplay di Jingu-Bashi dan bertemu dengan para cosplayer lainnya. Cosplayer 1 : Kamu sudah buat kartu nama Mimi?. YayaMimi : Maaf belum... Cosplayer 1 : Cuma kamu yang belum tukar kartu nama, lho. YayaMimi : Akan aku berikan setelah aku punya kepercayaan diri. Cosplayer 2 : Nggak ada hubungannya, dong. Cosplayer 1 : Aku sabar menunggu, kok. YayaMimi : Terima kasih, Ya. Analisis Komunitas cosplay adalah komunitas yang tidak menuntut untuk menunjukkan jati diri kita yang sebenarnya. Komunitas cosplay menerima seorang individu apa adanya hanya dengan kesamaan kesenangan dalam berdandan seperti diri mereka yang lain. Jadi cosplayer satu dengan yang lainnya tidak akan mengetahui latar belakang sosial, nama sebenarnya atau nama keluarga, asal sekolah dan lainnya. Yaya pun sukses melakukan proses sosialisasi. Sosialisasi menurut Norton 1996:100 adalah suatu proses dengan mana seseorang menghayati mendarah dagingkan – internalize norma-norma kelompok dimana ia hidup sehingga timbullah “diri” yang unik. Didalam komunitas cosplay seseorang dapat membuat karakter atau idenditas yang baru Universitas Sumatera Utara pada dirinya. Hal di atas dapat menjadi alasan mengapa Yaya merasa nyaman bergabung dengan komunitas ini, yang sama sekali tidak menuntut idenditas diri dan membuat Yaya memiliki karakter diri baru yang sangat berbeda dengan kehidupannya sehari-hari. Cuplikan 8, jilid 1 Seri dan Moe yang awalnya berniat menunjukkan siapa Yaya sebenarnya ketika sedang bercosplay kepada Moriyama akhirnya terjebak ditengah-tengah para cosplayer setelah ditinggalkan oleh Moriyama. Seri : Hmm, Yaya jadi lebih galak kalau sudah pakai make-up. YayaMimi : Aku jadi ingat, waktu kalian lewat sini. Kalian bilang, cosplay itu seram. Terus kalian menertawakan kami. Padahal, kami nggak mengganggu kalian sama sekali. Dasar jahat. Seri dan Moe : Berniat kabur. Kamu mau apa?. Berteriak Kyaaaa... YayaMimi bersama cosplayer lainnya mendandani Seri dan Moe seperti dandanan badut yang sebenarnya YayaMimi : Itu hukuman. Analisis Universitas Sumatera Utara Dari cuplikan diatas dapat dilihat bahwa komunitas cosplay tersebut sangat solid. Dibuktikan dari tindakan para cosplayer yang membalas ejekan seri yang menghina komunitas mereka. Sikap Yaya terhadap Seri dan Moe disekolah pun berubah seratus persen. Apabila ketika disekolah Yaya adalah sosok penurut bagi Seri dan Moe menjadi tidak lagi apabila Yaya berada bersama komunitas Cosplaynya. Norton 1996:101 mengatakan Sepanjang hidup seseorang kelompok-kelompok tertentu adalah penting sebagai model untuk gagasan atau norma-norma perilaku seseorang. Sehingga Yaya menjadikan kelompok cosplay sebagai acuan dalam bersikap terhadap Seri dan Moe yang berada diluar dari komunitasnya. Cuplikan 9, jilid 2 YayaMimi yang pada minggu lalu melakukan sedikit atraksi sewaktu menghindari kejaran Seri dan Moe dengan cara melompat dari jembatan ke atas kereta Yamanote sangat dinanti kehadirannya oleh para cosplayer lain pada minggu ini. YayaMimi : Halooo. Cosplayer : Mimi?. Kita menunggumu setiap minggu, lho. Banyak cerita soalmu. YayaMimi : Eh, apa itu?. Cosplayer : Kenapa?. Belum lama ini kamu lompat ke kereta Yamanote Dari jembatan ini, kan?. . . . Cosplayer : Kamu malu, ya. Sudah Bagi kami, Mimi itu pahlawan. Universitas Sumatera Utara Analisis Dari cuplikan diatas kita dapat melihat bahwa kesediaan Yaya dalam melakukan apapun demi anggota kelompok lainnya membuat Yaya sangat dikagumi oleh anggota kelompok lainnya. Di dalam komunitas cosplay biasanya mereka mencari seorang icon dari salah satu anggota untuk dijadikan image pahlawan yang nantinya akan dijadikan panutan ataupun seorang yang akan dijunjung tinggi keberadaannya di dalam komunitas cosplay ini. Cuplikan 10, jilid 2 YayaMimi tersadar dari pingsan setelah melakukan aksi berbahaya sebagai bagian dari perannya dalam bercosplay. Cosplayer 1 : Mimi sudah sadar?. YayaMimi : a, aku...? Cosplayer 2 : Teman-teman, mimi Syukurlah. Cosplayer 3 : Cosplayer 2 : Foto keberanian mimi akan aku cuci sebanyak-banyaknya. Terima kasih sudah mau melakukan hal yang sulit demi kami. Cosplayer 1 : Kamu tambah karismatik setelah kejadian itu. Analisis Dari cuplikan diatas dapat terlihat bagaimana Yaya rela berkorban melakukan atraksi berbahaya demi anggota komunitas yang lain. Walaupun hal tersebut dapat membahayakan nyawanya sendiri. Begitu pula dengan rekan komunitas cosplay yang lain, dari cuplikan percakapan “Terima kasih sudah mau melakukan hal yang sulit demi kami”. Terlihat anggota komunitas yang lain Universitas Sumatera Utara sangat berterima kasih akan usaha dan upaya yang sudah dilakukan oleh Yaya demi memenuhi permintaan teman-teman komunitas. Rasa saling menghargai dan mau melakukan apapun demi kelompok sangat tercermin di dalam komunitas cosplay ini. Cuplikan 11, jilid 2 Setelah diancam dan dikerjai oleh Seri dan teman sekelas lainnya Yaya pingsan dan dibawa moriyama ke ruang Kesehatan sekolah. Setelah sadar dari pingsan Yaya merasa sangat takut dan malu akibat Moriyama sudah melihat foto-foto Yaya yang sedang bercosplay. Moriyama : Jangan nangis dong. Yaya : Kamu ketawa?. Lihat aku begini?. memegang fotonya yang sedang bercosplay Moriyama : nggak ada yang perlu ditangisi atau ditertawakan. Kamu suka Juliet kan?. Kamu ikut cosplay karena suka kan?. Kalo begitu, nggak apa-apa. Nggak ada yang perlu disembunyikan. Analisis Moriyama dan Yaya memiliki kesamaan yaitu sama-sama menyukai band JULIET yang mengusung tampilan visual kei. Jika Moriyama hanya menyukai karya-karya musik dari band ini, maka selain musiknya Yaya juga menyukai dandanan band ini sebagai salah satu sumber inspirasinya dalam bercosplay. Bisa dilihat walaupun ada kesamaan tersebut dan kedekatan yang sudah terjalin antara Yaya dan Moriyama. Yaya tetap saja tidak mau berterus terang akan Universitas Sumatera Utara kebiasaannya yang melakukan cosplay disetiap akhir pekan. Ketakutan Yaya semakin menjadi sewaktu Moriyama melihat kumpulan foto Yaya yang sedang bercosplay. Yaya merasa kebiasaannya ini diluar dari kebiasaan remaja pada umumnya sehingga ia merasa takut bila nantinya akan dianggap aneh oleh Moriyama. Moriyama sendiri memberi tanggapan positif akan kebiasaan Yaya dalam bercosplay ini. Walaupun tidak mengiyakan kalau ia menyukai cosplay, tetapi ia juga berpendapat kalau cosplay bukanlah hal yang aneh atau memalukan untuk diberitahukan. Karena pada dasarnya Moriyama tahu kalau Yaya melakukan cosplay karena menyukainya. Cuplikan 12, jilid 3 Karena terburu-buru berlari ke konser BLACK DOG karena sudah berjanji dengan Moriyama, Yaya lupa kalau dia sedang mengenakan kostum cosplaynya. Orang-orang : Apaan sih, anak itu?. Gololi Kayanya aliran band yang manggung hari ini bukan itu deh. ? Nggak cocok. Analisis Kefanatikan penggemar di Jepang terhadap artis idolanya juga tercermin dari gaya seorang penggemar yang meniru aliran band yang digandrunginya tersebut. Bagi beberapa tampilan artis memang tidak terlalau ekstrem untuk ditiru sehingga terlihat seperti pakaian masyarakat pada umumnya. Namun dandanan Gololi Gothic Lolita adalah dandanan yang sedikit ekstrem dan sangat mencolok bila berbaur dengan masyarakat biasa. Gothic lolita adalah dandanan yang mengusung tampilan berwarna serba gelap dan bernuansa misterius. Jika Universitas Sumatera Utara sedang berkumpul dengan orang-orang yang memiliki tampilan yang sama didalam komunitas cosplay hal ini tidaklah dirasa aneh. Tetapi apabila seseorang mengenakan dandanan Gothic Lolita ditengah-tengah masyarakat biasa hal ini masih dirasa sangat aneh. Cuplikan 13, jilid 4 Seri sengaja memberi tahukan Hano kegemaran Yaya dalam bercosplay, dengan tujuan Hano lah yang nantinya akan membalaskan dendam Seri terhadap Yaya. Seri : Hano.. Hano : Ada apa?. Seri : Ada satu informasi lagi soal Yaya.. ... Hano : Cosplay?. Gothic Lolita?. Seri : Benar , Dia diam-diam melakukannya setiap hari minggu. Moe : Sepertinya tidak ingin ketahuan orang sekolah . Hobi yang nggak bisa dikatakan pada orang lain Begitu kan?. . Hano : hmm.. Aku baru saja mendengar hal yang bagus sekali. Analisis Dari percakapan dialog diatas dapat dilihat bahwa cosplay masih menjadi hal yang tidak wajar bagi masyarakat umum. Dalam cuplikan kalimat “Sepertinya tidak ingin ketahuan orang sekolah. Hobi yang nggak bisa dikatakan pada orang lain.” Dapat terlihat bahwa cosplay adalah kebiasaan yang sengaja dirahasiakan Yaya dari teman-temannya. Kebiasaan cosplay yang dianggap aneh bagi Seri dan Universitas Sumatera Utara Moe menjadi senjata yang bagus untuk membalas dendam terhadap Yaya apabila diberitahukan kepada Moe. Moe sendiri melihat hal ini sebagai suatu peluang untuk mengerjai yaya akan hal yang disukainya tersebut. Cuplikan 14, jilid 4 Hano yang baru saja menerima informasi tentang kegemaran Yaya yang suka bercosplay dari Seri segera merencanakan suatu hal untuk mengerjai Yaya. Yaya : a, ada apa Hano?. Hano : sambil memegang costum cosplay. Hadiah untukmu. Hobi rahasiamu... benar?. Tapi sayang kalo disembunyikan. Makanya, tunjukan dirimu dengan pakai baju ini dihadapan seluruh murid sekolah, hano pasti akan mendukungmu. Yaya : itu.. Hano, kalau itu... Hano : Bisakan?, kamu saja juga bisa jadi Nana. Yaya : Aku bukan Nana. Hano : Yaya : Hen, hentikan.. Ayo dandani dia jadi boneka yang cantik. Analisis Bagi masyarakat biasa cosplay tetaplah menjadi hal yang kurang bisa diterima. Dikarenakan hal ini Yaya dengan sengaja menutup rapat-rapat kebiasaannya diakhir pekan ini, dengan tujuan agar tidak dijauhi atau dianggap aneh oleh teman-temannya. Namun karena Hano telah mengetahui hal ini, kebiasaan Yaya dalam bercosplay dijadikan hal yang bagus untuk mengerjai Yaya. Hano sadar dan bermaksud menunjukkan kepada seluruh teman sekolahnya Universitas Sumatera Utara siapakah Yaya yang sebbenarnya di akhir pekan. Jika semua teman-temannya tahu makan Moe beranggapan seluruh teman-teman sekolah akan menganggap Yaya aneh dan akan dijauhi dan ditertawakan oleh teman-teman yang lain. Ajakan Hano kepada teman-teman lainnya dengan kalimat “Ayo dandani dia jadi boneka yang cantik. BAB IV ” Dimaksudkan karena memang setiap cosplayer biasanya selalu berdandan tebal dengan tata rias wajah yang ekstrem sampai-sampai terlihat seperti seorang boneka. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan