Pembuatan Kurva Serapan Maksimum

Dari hasil penelitian diperoleh bentuk spektrum triprolidin HCl BPFI hampir sama dengan bentuk spektrum yang terdapat pada literatur dan pada sertifikat BPFI. Pada daerah sidik jari juga diperoleh bilangan gelombang yang hampir sama dengan bilangan gelombang pada literatur dan pada data sertifikat BPFI. Toleransi perbedaan bilangan gelombang yang diijinkan untuk bilangan gelombang pada daerah sidik jari adalah ± 4 cm -1 Moffat, 2007. Tabel 3. Data bilangan gelombang dalam cm -1 pada daerah sidik jari dari triprolidin HCl Data Clarke’s 775 825 990 1146 1580 Data Pengukuran 775,38 825,23 989,48 1145,72 1581,63 Data BPFI 775,38 825,33 989,40 1145,72 1581,63 Tabel 4. Data bilangan gelombang hasil identifikasi gugus fungsi dan ikatan dari triprolidin HCl Gugus fungsi dan ikatan Literatur Baku Parasetamol C −H Aromatis 3020 – 3100 cm -1 3045,60 cm -1 , 3078,39 cm -1 Benzen 1500 dan 1600 cm -1 1514,12 dan 1604,77 cm -1 C=C 1650 cm -1 – 1670 cm -1 1633,71 cm -1 C=N 1030 cm -1 dan 1320 cm -1 1020,34 cm -1 dan 1330,88 cm -1 C −H Alifatis 2850 – 2960 cm -1 2885,51 cm -1 Jadi, baku yang diidentifikasi dan digunakan dalam penelitian adalah baku pseudoefedrin HCl dan triprolidin HCl.

4.2 Pembuatan Kurva Serapan Maksimum

Pembuatan kurva serapan maksimum dilakukan pada panjang gelombang 200-400 nm. Pengukuran dilakukan pada konsentrasi 370 mcgml untuk pseudoefedrin HCl dan pada konsentrasi 12,5 mcgml untuk triprolidin HCl. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh panjang gelombang maksimum pada λ = Universitas Sumatera Utara 257 nm untuk pseudoefedrin HCl gambar 5 dan pada λ = 290 nm untuk triprolidin HCl gambar 6. Gambar 7. Kurva serapan maksimum pseudoefedrin HCl 370 mcgml. Gambar 8. Kurva serapan maksimum triprolidin HCl 12,5 mcgml. 4.3 Pembuatan Kurva Serapan Biasa Universitas Sumatera Utara Kurva serapan biasa dibuat dengan membuat larutan pseudoefedrin HCl dengan konsentrasi 100; 200; 300; 400; dan 500 mcgml dan larutan triprolidin HCl dengan konsentrasi 5; 10; 15; 20; dan 25 mcgml. Dibuat kurva serapan pada panjang gelombang 200-400 nm. Kurva serapan dari masing-masing zat pada berbagai konsentrasi tersebut ditumpangtindihkan atau dioverlappingkan. Kurva serapan biasa untuk triprolidin HCl dapat dilihat pada gambar 9 – gambar 14, dan kurva serapan biasa pseudoefedrin HCl dapat dilihat pada gambar 15 – gambar 20. Gambar 9. Kurva serapan biasa triprolidin HCl 5 mcgml. Gambar 10. Kurva serapan biasa triprolidin HCl 10 mcgml. Universitas Sumatera Utara Gambar 11. Kurva serapan biasa triprolidin HCl 15 mcgml. Gambar 12. Kurva serapan biasa triprolidin HCl 20 mcgml. Universitas Sumatera Utara Gambar 13. Kurva serapan biasa triprolidin HCl 25 mcgml. Gambar 14. Kurva overlapping serapan biasa triprolidin HCl. Universitas Sumatera Utara Gambar 15. Kurva serapan biasa pseudoefedrin HCl 100 mcgml. Gambar 16. Kurva serapan biasa pseudoefedrin HCl 200 mcgml. Universitas Sumatera Utara Gambar 17. Kurva serapan biasa pseudoefedrin HCl 300 mcgml. Gambar 18. Kurva serapan biasa pseudoefedrin HCl 400 mcgml. Universitas Sumatera Utara Gambar 19. Kurva serapan biasa pseudoefedrin HCl 500 mcgml. Gambar 20. Kurva overlapping serapan biasa pseudoefedrin HCl. Universitas Sumatera Utara

4.4 Pembuatan Kurva Serapan Derivat Pertama