Pembuatan Kurva Serapan Derivat Kedua Penentuan Zero Crossing pada Serapan Derivat Kedua

Gambar 37. Zero Crossing 2 pseudoe fedrin HCl, λ = 282,84-400 nm.

4.6 Pembuatan Kurva Serapan Derivat Kedua

Kurva serapan derivat kedua dibuat dengan terlebih dahulu membuat kurva serapan biasa dari larutan pseudoefedrin HCl dengan konsentrasi 100; 200; 300; 400; dan 500 mcgml dan larutan triprolidin HCl dengan konsentrasi 5; 10; 15; 20; dan 25 mcgml pada panjang gelombang 200-400 nm. Kurva serapan biasa yang telah diperoleh ditransformasikan menjadi kurva serapan derivat kedua dengan ∆λ = 10 nm. Kurva serapan derivat kedua dari masing -masing zat pada berbagai konsentrasi tersebut ditumpangtindihkan atau dioverlappingkan. Kurva serapan derivat kedua untuk triprolidin HCl dapat dilihat pada gambar 38 – gambar 43, dan kurva serapan derivat kedua pseudoefedrin HCl dapat dilihat pada gambar 44 – gambar 49. Universitas Sumatera Utara Gambar 38. Kurva serapan derivat kedua triprolidin HCl 5 mcgml. Gambar 39. Kurva serapan derivat kedua triprolidin HCl 10 mcgml. Universitas Sumatera Utara Gambar 40. Kurva serapan derivat kedua triprolidin HCl 15 mcgml. Gambar 41. Kurva serapan derivat kedua triprolidin HCl 20 mcgml. Universitas Sumatera Utara Gambar 42. Kurva serapan derivat kedua triprolidin HCl 25 mcgml. Gambar 43. Kurva overlapping serapan derivat kedua dari triprolidin HCl. Universitas Sumatera Utara Gambar 44. Kurva serapan derivat kedua pseudoefedrin HCl 100 mcgml. Gambar 45. Kurva serapan derivat kedua pseudoefedrin HCl 200 mcgml. Universitas Sumatera Utara Gambar 46. Kurva serapan derivat kedua pseudoefedrin HCl 300 mcgml. Gambar 47. Kurva serapan derivat kedua pseudoefedrin HCl 400 mcgml. Universitas Sumatera Utara Gambar 48. Kurva serapan derivat kedua pseudoefedrin HCl 500 mcgml. Gambar 49. Kurva overlapping serapan derivat kedua dari pseudoefedrin HCl. Universitas Sumatera Utara

4.7 Penentuan Zero Crossing pada Serapan Derivat Kedua

Penentuan zero crossing pada derivat kedua diperoleh dengan menumpangtindihkan atau mengoverlappingkan spektrum serapan derivat kedua pada masing-masing zat dari berbagai konsentrasi larutan. Zero Crossing pada spektrum derivat kedua dari masing-masing zat ditunjukkan oleh panjang gelombang yang memiliki serapan nol pada berbagai konsentrasi. Zero crossing triprolidin HCl pada kurva serapan derivat kedua dapat dilihat pada gambar 50 – gambar 54. Zero crossing pseudoefedrin HCl pada kurva serapan derivat kedua dapat dilihat pada gambar 55 - gambar 57. Gambar 50. Zero Crossing 1 triprolidin HCl pada λ = 228,99 nm. Universitas Sumatera Utara Gambar 51. Zero Crossing 2 triprolidin HCl pada λ = 247,34 nm. Gambar 52. Zero Crossing 3 triprolidin HCl pada λ = 271,01 nm. Universitas Sumatera Utara Gambar 53. Zero Crossing 4 triprolidin HCl pada λ = 308,28 nm. Gambar 54. Zero Crossing 5 triprolidin HCl p ada λ = 357,40-400 nm. Universitas Sumatera Utara Gambar 55. Zero Crossing 1 pseudoefedrin HCl pada λ = 249,70 nm. Gambar 56. Zero Crossing 2 pseudoefedrin HCl pada λ = 266,86 nm. Universitas Sumatera Utara Gambar 57. Zero Crossing 3 pseudoefedrin HCl pada λ= 285,21-400 nm.

4.8 Penentuan Panjang Gelombang Analisis