Spektrofotometri Infra Merah IR Spektrofotometri Ultraviolet

Tripprolidin HCl mempunyai rumus molekul = C 19 H 22 N 2 .HCl.H 2 O; berat molekul = 332,87; pemerian : serbuk hablur putih, ringan, berbau tidak enak, larutan bersifat basa terhadap lakmus, melebur pada suhu lebih kurang 115 o C; kelarutan : larut dalam air, dalam etanol dan dalam kloroform, tidak larut dalam eter; pKa = 6,5 Ditjen POM, 1995; Moffat, 2007. Triprolidin HCl adalah antihistamin yang bekerja dengan daya kuat. Bekerja mengurangi efek histamin terhadap tubuh dengan cara menghambat reseptor histamin. Mula kerjanya cepat dan bertahan lama. Dosis 1-10 mg dan diberikan pada malam hari berhubung dengan efek sedatifnya Tjay, T.H. dan Rahardja, K., 2010. Waktu paruhnya 1,5 sampai 20 jam, tetapi rata-rata 5 jam Moffat, 2007. Triprolidin HCl dapat ditetapkan kadarnya dengan beberapa metode antara lain dengan spektrofotometri ultraviolet pada panjang gelombang maksimum 290 nm A 1, 1 cm dalam larutan asam = 347a, dengan kromatografi cair kinerja tinggi, dengan densitometri dan dengan kromatografi gas Moffat, 2007. Triprolidin juga dapat ditetapkan kadarnya secara titrasi bebas air karena mempunyai atom N yang bersifat basa Cairns, 2008.

2.2 Spektrofotometri Infra Merah IR

Senyawa kimia yang memiliki ikatan kovalen, baik senyawa organik maupun senyawa anorganik akan menyerap radiasi elektromagnetik pada frekuensi yang berbeda pada daerah InfraMerah. Terjadinya absorbsi karena molekul tereksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi ketika mengabsorbsi radiasi InfraMerah. Karena setiap ikatan yang berbeda memiliki frekuensi getaran yang berbeda dan ikatan yang sama dari dua senyawa yang berbeda berada dalam Universitas Sumatera Utara lingkungan yang berbeda, maka tidak ada dua molekul yang berbeda struktur memiliki spektrum InfraMerah yang sama Pavia, et al., 1979. Radiasi elektromagnetik InfraMerah bila dilewatkan pada suatu sampel maka akan diserap oleh ikatan – ikatan molekul di dalam sampel sehingga molekul tersebut akan mengalami gerakan vibrasi regangan dan vibrasi bengkokan. Bentuk vibrasi regangan ini dapat dibagi lagi atas beberapa, yakni: regangan asimetrik dan regangan simetrik. Bentuk vibrasi bengkokan juga dapat dibagi atas: guntingan, pelintiran, kibasan, dan goyangan. Vibrasi regangan terjadi pada bilangan gelombang yang lebih besar panjang gelombang yang lebih kecil sedangkan vibrasi bengkokan terjadi pada bilangan gelombang yang lebih kecil panjang gelombang yang lebih besar Pavia, et al., 1979; Watson, 2005. Radiasi elektromagnetik yang diserap merupakan ciri khas dari setiap ikatan. Spektrum InfraMerah dapat digunakan untuk memeriksa identitas bahan baku obat yang digunakan dan dapat mengidentifikasi bahan kimia sintetik sebagai pemeriksaan pendahuluan Watson, 2005.

2.3 Spektrofotometri Ultraviolet

Jika suatu molekul sederhana dikenakan radiasi elektromagnetik maka molekul tersebut akan menyerap radiasi elektromagnetik. Interaksi antara molekul dengan radiasi elektromagnetik ini akan meningkatkan energi dari tingkat dasar ke tingkat tereksitasi. Apabila pada molekul yang sederhana tadi hanya terjadi transisi elektronik pada satu macam gugus yang terdapat pada molekul, maka hanya akan terjadi satu absorpsi yang merupakan pita spektrum. Terjadinya dua atau lebih pita spektrum diberikan oleh molekul dengan struktur yang lebih Universitas Sumatera Utara kompleks karena terjadi beberapa transisi sehingga mempunyai lebih dari satu panjang gelombang Rohman, 2007. Gugus fungsi seperti –OH, -O, -NH 2 , dan –OCH 3 yang memberikan transisi n → π disebut gugus auksokrom. Gugus ini adalah gugus yang tidak dapat menyerap radiasi ultraviolet-sinar tampak, tetapi apabila gugus ini terikat pada gugus kromofor mengakibatkan pergeseran panjang gelombang ke arah yang lebih besar pergeseran batokromik Rohman, 2007. Menurut Hukum Lambert, serapan berbanding lurus terhadap ketebalan sel yang disinari. Sedangkan menurut Beer, serapan berbanding lurus dengan konsentrasi. Kedua pernyataan ini dapat dijadikan satu dalam Hukum Lambert- Beer, sehingga diperoleh bahwa serapan berbanding lurus terhadap konsentrasi dan ketebalan sel, yang dapat ditulis dengan persamaan : A= a.b.c gliter atau A= ε. b. c molliter Dimana: A = serapan a = absorptivitas b = ketebalan sel c = konsentrasi ε = absorptivitas molar Hukum Lambert-Beer menjadi dasar aspek kuantitatif spektrofotometri dimana konsentrasi dapat dihitung berdasarkan rumus di atas. Absorptivitas merupakan suatu tetapan dan spesifik untuk setiap molekul pada panjang gelombang dan pelarut tertentu. Penggunaan utama spektrofotometri ultraviolet adalah dalam analisis kuantitatif. Apabila dalam alur spektrofotometer terdapat senyawa yang Universitas Sumatera Utara mengabsorpsi radiasi, akan terjadi pengurangan kekuatan radiasi yang mencapai detektor. Parameter kekuatan energi radiasi yang diabsorpsi oleh molekul adalah absorban A yang dalam batas konsentrasi tertentu nilainya sebanding dengan banyaknya molekul yang mengabsorpsi radiasi. Senyawa yang tidak mengabsorpsi radiasi ultraviolet-sinar tampak dapat juga ditentukan dengan spektrofotometri ultraviolet-sinar tampak, apabila ada reaksi kimia yang dapat mengubahnya menjadi kromofor atau dapat disambungkan dengan suatu pereaksi kromofor . Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitans atau serapan suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Spektrofotometer merupakan penggabungan dari dua fungsi alat yang terdiri dari spektrometer yang menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer sebagai alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Menurut Day dan Underwood 1998, unsur -unsur terpenting suatu spektrofotometer adalah sebagai berikut: 1. Sumber-sumber lampu: lampu deuterium digunakan untuk daerah UV pada panjang gelombang dari 190-350 nm, sementara lampu halogen kuarsa atau lampu tungsten digunakan untuk daerah visibel pada panjang gelombang antara 350- 900 nm. 2. Monokromotor: digunakan untuk memperoleh sumber sinar yang monokromatis. Alatnya dapat berupa prisma untuk mengarahkan sinar monokromatis yang diinginkan dari hasil penguraian. Universitas Sumatera Utara 3. Kuvet sel: digunakan sebagai wadah sampel untuk menaruh cairan ke dalam berkas cahaya spektrofotometer. Kuvet itu haruslah meneruskan energi radiasi dalam dearah spektrum yang diinginkan. Pada pengukuran didaerah tampak, kuvet kaca atau kuvet kaca corex dapat digunakan, tetapi untuk pengukuran pada daerah ultraviolet kita harus menggunakan sel kuarsa karena gelas tidak tembus cahaya pada daerah ini. Kuvet tampak dan ultraviolet yang khas mempunyai ketebalan 1 cm, namun tersedia kuvet dengan ketebalan yang sangat beraneka, mulai dari ketebalan kurang dari 1 mm sampai 10 cm bahkan lebih. 4. Detektor: Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang. 5. Suatu amplifier penguat dan rangkaian yang berkaitan yang membuat isyarat listrik itu dapat dibaca. 6. Sistem pembacaan yang memperlihatkan besarnya isyarat listrik 2.4 Spektrofotometri Derivatif 2.4.1 Pengertian Spektrofotometri Derivatif