LOQ = Batas Kuantitasi
3.5.7.2 Pembuatan dan Penentuan Linearitas Kurva Kalibrasi Triprolidin HCl
Dipipet Larutan Induk Baku II triprolidin HCl 250 mcgml sebanyak 0,5 ml; 1 ml; 1,5 ml; 2 ml; dan 2,5 ml. Masing-masing dimasukkan ke dalam labu
tentukur 25 ml, diencerkan dengan HCl 0,1 N hingga garis tanda. Lalu dikocok sampai homogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 5; 10; 15; 20; dan
25 mcgml. Kemudian diukur serapan pada derivat kedua ∆λ = 10 nm pada
panjang gelombang 318 nm. Kemudian dilakukan analisis hubungan antara konsentrasi dengan serapan, sehingga diperoleh persamaan regresi linear y = ax +
b, dan berdasarkan nilai serapan pada panjang gelombang 318 nm, dilakukan pula perhitungan limit deteksi limit of detection LOD dan limit kuantitasilimit of
quantitation LOQ. Perhitungan menentukan batas deteksi LOD dan batas kuntitasi LOQ seperti rumus di atas.
3.5.8 Penentuan Kadar Pseudoefedrin HCl dan Triprolidin HCl dalam Sediaan Tablet
Dua puluh tablet merek dagang yang mengandung pseudoefedrin HCl 60 mg dan triprolidin HCl 2,5 mg ditimbang, lalu digerus dalam lumpang sampai
halus dan homogen. Kemudian ditimbang seksama sejumlah serbuk setara dengan 50 mg pseudoefedrin HCl . Kemudian dari berat analit yang ditimbang setara 50
mg pseudoefedrin HCl ini dihitung kesetaraan triprolidin HCl yang terkandung di dalamnya penimbangan serbuk sebanyak 6 kali pengulangan, dimasukkan ke
dalam labu tentukur 50 ml, ditambahkan HCl 0,1 N sampai garis tanda sambil dikocok. Larutan kemudian dihomogenkan dengan pengaduk ultrasonik selama 20
menit. Larutan tersebut kemudian disaring, lebih kurang 10 ml filtrat pertama dibuang. Filtrat selanjutnya ditampung. Kemudian dari larutan filtrat ini, dipipet 3
Universitas Sumatera Utara
ml dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 ml dan diencerkan dengan HCl 0,1 N hingga garis tanda konsentrasi = 300 mcgml untuk pseudoefedrin HCl dan
konsentrasi = 12,5 mcgml untuk triprolidin HCl dan diukur serapannya pada serapanderivat kedua pada panjang gelombang 271 nm dan 318 nm.
3.5.9 Uji Validasi 3.5.9.1 Uji Akurasi
Uji akurasi dilakukan dengan metode penambahan baku Standard Addition Method, yaitu dengan membuat 3 konsentrasi analit sampel dengan
rentang spesifik 80 , 100 , 120 , dimana masing-masing dilakukan sebanyak 3 kali replikasi. Setiap rentang spesifik mengandung 70 analit dan 30 baku
pembanding, kemudian dianalisa dengan perlakuan yang sama seperti pada penetapan kadar sampel.
Persen perolehan kembali recovery dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Recovery Keterangan :
A = konsentrasi sampel yang diperoleh setelah penambahan baku B = konsentrasi sampel sebelum penambahan bahan baku
C = konsentrasi baku yang ditambahkan
3.5.9.2 Uji Presisi
Uji presisi keseksamaan ditentukan dengan parameter RSD Relative Standard Deviasi dengan rumus :
100 x
C B
A −
=
Universitas Sumatera Utara
RSD = Untuk menghitung Standar Deviasi SD digunakan rumus :
Keterangan : RSD = Relative Standard Deviasi
SD = Standard Deviasi
X = Kadar Rata-rata pseudoefedrin HCl atau triprolidin HCl dalam Sampel
3.5.10 Analisis Data Statistik
Analisis data secara statistik menggunakan uji t. Untuk mengetahui apakah data diterima atau ditolak digunakan rumus seperti di bawah ini :
t
hitung
= n
SD X
X −
Dasar penolakan data jika t
hitung
≥ t
tabel
dan t
hitung
≤ -t
tabel
. Untuk mencari kadar sebenarnya dengan taraf kepercayaan 99 dengan derajat
kebebasan dk= n-1, digunakan rumus : µ =
X
± t
1- 12αdk
x n
SD
Keterangan : µ
= interval kepercayaan X
= kadar rata-rata sampel X
= kadar sampel t
= harga t tabel sesuai dengan dk = n-1 100
x X
SD
1
2
− −
=
∑
n X
X SD
Universitas Sumatera Utara
α = tingkat kepercayaaan
dk = derajat kebebasan
SD = standar deviasi
n = jumlah perlakuan
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Uji Identifikasi Menggunakan Spektrofotometer FTIR
Pseudoefedrin HCl dan triprolidin HCl BPFI sebelum digunakan sebagai baku pembanding terlebih dahulu diidentifikasi menggunakan Spektrofotometer
FTIR pada rentang bilangan gelombang 4000 – 500 cm
-1
. Spektrum IR pseudoefedrin HCl dapat dilihat pada gambar 5 di bawah ini.
Gambar 5. Spektrum inframerah pseudoefedrin HCl BPFI
Dari hasil penelitian diperoleh bentuk spektrum pseudoefedrin HCl BPFI hampir sama dengan bentuk spektrum yang terdapat pada literatur dan pada
sertifikat BPFI. Pada daerah sidik jari juga diperoleh bilangan gelombang yang hampir sama dengan bilangan gelombang pada literatur dan pada data sertifikat
BPFI. Toleransi perbedaan bilangan gelombang yang diijinkan untuk bilangan gelombang pada daerah sidik jari adalah ± 4 cm
-1
Moffat, 2007.
Universitas Sumatera Utara