Skema Pembiayaan Konsep Dasar Pembiayaan

Dapat disimpulkan pembiayaan ialah suatu bentuk penyaluran dana yang diberikan oleh suatu lembaga keuangan syariah kepada anggotanya dengan prinsip bagi hasil berdasarkan syariat Islam. Pembiayaan syariah berbeda dengan pembiayaan yang ada di lembaga keuangan konvensional dengan prinsip bunga dan itu termasuk riba.

2.5.2 Prinsip-Prinsip Pembiayaan

Agar sesuai dengan aturan dan norma Islam, lima unsur keagamaan yang ditekankan dalam banyak literatur, harus diterapkan dalam perilaku investasi, yaitu Lewis Algound, 2007: 1. Tidak ada transaksi keuangan berbasis bunga riba. 2. Pengenalan pajak religious atau pemberian sedekah, zakat. 3. Pelarangan produksi barang dan jasa yang bertentangan dengan hukum Islam haram. 4. Penghindaran aktivitas ekonomi yang melibatkan maysir judi dan gharar transaksi yang tidak jelas. 5. Penyediaan takaful asuransi Islam.

2.5.3 Skema Pembiayaan

Skema pembiayaan adalah suatu akad yang dipilih dengan berdasarkan objek pengguna dana KJKS oleh anggota koperasi syariah yang menggunakannya.                 ............ “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu” QS An Nisa, 29. Pada ayat tersebut menjelaskan bahwa skema yang diterapkan pada Koperasi Syariah senantiasa menjauhi kebatilan, perdagangan dan kerjasama sesama anggota dengan suka sama suka. Jenis-jenis akad yang diterapkan pada skema pembiayaan dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok, yaitu Ascarya, 2007: 1. Skema bagi hasil a. Musyarakah Musyarakah merupakan akad bagi hasil ketika dua atau lebih pengusaha pemilik danamodal bekerja sama sebagai mitra usaha, membiayai investasi usaha baru atau yang sudah berjalan. Mitra usaha pemilik modal berhak ikut serta dalam manajemen perusahaan, tetapi itu tidak menjadi keharusan. Para pihak dapat membagi pekerjaan mengelola usaha sesuai kesepakatan dan mereka juga dapat meminta gaji upah untuk tenaga dan keahlian yang mereka curahkan untuk usaha tersebut. Proporsi keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan bersama sedangkan kerugian akan ditanggung bersama sesuai dengan proporsi penyertaan modal masing- masing pihak. b. Mudharabah 1 Definisi Mudharabah Definisi secara fikih Mudharabah disebut juga Muqaradhah yang berarti bepergian untuk urusan dagang. Secara muamalah berarti pemilik modal shahibul maal menyerahkan modalnya kepada pekerjapedagangpelaku usaha mudharib untuk diputar sebagai usaha, sedangkan keuntungan usaha itu dibagi menurut kesepakatan bersama. Definisi di koperasi syariah dari akad mudharabah adalah bentuk kerjasama antara koperasi syariah selaku pemilik dana shahibul maal dengan anggotanya yang bertindak sebagai pengelola usaha yang produktif dan halal mudharib Buchori, 2009. Pengertian lain mengenai mudharabah ialah bentuk kerjasama antara dua pihak atau lebih dimana pemilik modal shahibul mal mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola mudharib dengan suatu perjanjian keuntungan. Bentuk ini menegaskan bentuk kerjasama dalam paduan kontribusi 100 modal shahibul mal dan keahlian dari muharib Amalia et al. 2007. Definisi lainnya menerangkan bahwa mudharabah dipahami sebagai kontrak antara paling sedikit dua pihak, yaitu pemilik modal shahibul al-mal atau rabb al-mal yang mempercayakan sejumlah dana kepada pihak lain, pengusaha mudharib, untuk menjalankan suatu aktivitas atau usaha Lewis Algound, 2007. Dapat disimpulkan bahwa mudharabah ialah suatu perjanjian atau kontrak kerjasama antara dua pihak yaitu pihak yang memberikan dana shahibul mal kepada pihak yang mengelola dana mudharib dengan nisbah bagi hasil. Di dalam mudharabah modal seutuhnya disediakan oleh shahibul mal, sedangkan mudharib memberikan keahlian. 2 Dalil Syariah a. Dalil Al Quran                                                                                            “Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri sembahyang kurang dari dua pertiga malam atau seperdua malam atau sepertiganya dan demikian pula segolongan dari orang-orang yang bersama kamu dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu. Maka dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah bagimu dari Al Quran. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah. Maka bacalah apa yang mudah bagimu dari Al Quran dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh balasannya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” QS Al Muzzamil, 20. b. Dalil Hadis Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwasanya, Sayidina Abbas jikalau memberikan dana kemitraan usahanya secara Mudharabah, ia mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni lembah yang berbahaya menyalahi peraturan maka yang bersangkutan bertanggung jawab atas dana tersebut. Disampaikanlah syarat-syarat tersebut kepada Rasulullah SAW dan Rasulpun memperkenankannya “Rahmat Allah SWT tercurahkan atas dua pihak yang sedang bekerja sama selama mereka tidak melakukan penghianatan, manakala berkhianat maka bisnisnya akan tercela dan keberkahan pun akan sirna daripadanya” HR. Abu Daud, Baihaqi dan Al Hakam. A nggota M udharib K operasi S y ariah P royek U saha P em bagian K euntungan M odal P E R JA N JIA N B A G I H A S IL K eahlian keteram pilan M odal 100 N isbah y N isbah x 3 Ketentuan penyaluran mudharabah Ketentuan-ketentuan untuk penyaluran mudharabah ialah Buchori, 2009: a. Penyaluran dana mudharabah adalah penyaluran dana yang disalurkan oleh Koperasi Syariah kepada anggotanya untuk suatu usaha yang produktif. b. Dalam penyaluran dananya UJKS Koperasi syariah berindak sebagai shahibul maal membiayai 100 kebutuhan dana suatu proyek usaha. Anggota sebagai mudharib pengelola usaha tersebut. c. Jangka waktu usaha, tatacara pengembalian ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. d. Koperasi syariah sebagai penyedia dana menanggung semua kerugian kecuali jika anggota sebagai pengelola melakukan kesalahan yang disengaja atau menyalahi perjanjian. Gambar 2.2 Skema Mudharabah Buchori, 2009 2. Skema Jual beli a. Murabahah Murabahah adalah istilah dalam Fikih Islam yang berarti suatu bentuk jual beli tertentu ketika penjual menyatakan biaya perolehan barang, meliputi harga barang dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut dan tingkat keuntungan margin yang diinginkan. b. Salam Salam merupakan bentuk jual beli dengan pembayaran di muka dan penyerahan barang di kemudian hari advance payment atau forward buying atau future sales dengan harga, spesifikasi, jumlah, kualitas, tanggal dan tempat penyerahan yang jelas serta disepakati sebelumnya dalam perjanjian. Barang yang dipejualbelikan belum tersedia pada saat transaksi dan harus diproduksi terlebih dahulu, seperti produk-produk pertanian. c. Istishna Istishna adalah memesan kepada perusahaan untuk memproduksi barang atau komoditas tertentu untuk pembelipemesan. Dalam istishna pembayaran dapat di muka, dicicil sampai selesai, atau di belakang serta istishna biasanya diaplikasikan untuk industri dan barang manufaktur. 3 Skema Sewa a. Ijarah Sewa atau ijarah dapat dipakai sebagai bentuk pembiayaan, pada mulanya merupakan bentuk pembiayaan, tetapi merupakan aktivitas usaha seperti jual beli. Individu yang membutuhkan pembiayaan untuk membeli aset dapat mendatangi pemilik dana dalam hal ini bank untuk membiayai pembelian aset produktif. Pemilik dana kemudian membeli barang dimaksud dan kemudian menyewakannya kepada yang membutuhkan aset tersebut. b. Ijarah Muntahiya Bittamlik Ijarah muntahiya bittamlik IMBT adalah transaksi sewa dengan perjanjian untuk menjual atau menghibahkan objek sewa di akhir periode sehingga transaksi ini diakhiri dengan alih kepemilikan objek sewa. 4 Skema Pinjaman a. Qardh Qardh merupakan pinjaman kebajikan lunak tanpa imbalan, biasanya untuk pembelian barang-barang fungible yaitu barang yang dapat diperkirakan dan diganti sesuai berat, ukuran, dan jumlahnya b. Qardhul Hasan Qardhul Hasan merupaka pinjaman tanpa bunga. Qardhul Hasan operasionalnya sama dengan Qardh. Yang membedakan antara Qardh dengan Qardhul Hasan adalah sumber dananya. Pada Qardhrul Hasan sumber dana yang dipinjamkan bersumber dari dana ZIS sementara Qardh bersumber dari dana modal Koperasi Syariah atau laba yang disisihkan. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan mengenai pembiayaan di antaranya: Tabel 2.1 Jurnal Pembiayaan No Peneliti Bidang Metode Tahun 1 Cai Q, Tong G, Zeng Z Company in China Relationship between enterprise profit and financing choice 2009 2 Jin-ying S, Bo Y, Jian-hua F, Song- lin Z, Zhan-yong J China Financing of building energy efficient market 2009 3 Li-Hui S, Zhong- Yi Z, Xi-Fu W, Maohua T China Credit Evaluation Information sistem Design of Modern Logistics Enterprises 2009 4 Supriatna A Mikro Usaha Tani di tingkat pedesaan Pembiayaan sistem kredit 2009 5 Kusumaningsih E, Tyas WP Penyediaan RS RSS di Semarang Pembiayaan KPR 2008 6 Liu J Small and Medium Enterprise Board in China Financing Order of the Listed firms 2008 7 Suherman M, Christiana C PT. BRI Persero Cabang Banjar Unit Banjar Peranan sistem informasi kredit dalam menunjang pemberian kredit usaha 2008 8 Bond P In South Africa Kredit sebagai satu strategi pengurangan kemiskinan menghubungkan dengan pendidikan kesehatan dan strategi pembiayaan kesehatan pelayanan 2007 9 El-Galfy Islamic Bank Accounting for markup financing murabahah 2007 10 Haris H Perbankan Syariah Pembiayaan Kepemilikan Rumah 2007 11 Sun J, Liu C, Xi B, Xiao G China Dynamic Actor Network Analysis 2007 12 DBPPWI-UI Pengembangan Koperasi bidang Pembiayaan pada tingkat Kabupaten Kota Berbagai jenis pembiayaan 2006 13 Gengzhong F, Xiao S. China Analysis of Logistics Financing Business Innovation 2006 14 Jundiani Pembiayaan pada Koperasi UIN Malang Akta perjanjian pembiayaan 2006 15 Madrigal M, Millan J, Robboy R, Molina J Latin America New supply adequacy mechanisms 2006 16 Davis NL, Willis CE in the United States are administered by the American Medical Association AMA and the American Academy of Family Physicians AAFP Credit sistems for allopathic physicians 2004 17 Iljas A Perbankan Syariah Pembiayaan bagi hasil 2004 18 Aniza R, Sharif M, Rahim A, Rahman A Institusi Keuangan Malaysia Pembiayaan Ijarah 2003 19 Habib A Islamic Microfinance Institutions Financing Microenterprises 2002 20 Rosly SA, Sanusi M, Yasin N Perbankan Syariah Pembiayaan Bai bitSaman Ajil` 2000 21 Okonjo K Nigerian Rural womens credit sistems 1979

2.6 OOAD Object Oriented Analisys and Design