8
8
Defenisi motivasi yang lain adalah suatu proses psikologi. Namun demikian bukan berarti bahwa motivasi adalah satu-satunya unsur yang bisa menjelaskan adanya prilaku
seseorang. Banyak unsur-unsur lain yang dapat menerangkan terjadinya prilaku, dimana persepsi, kepribadian dan lingkungan adalah unsur-unsur lain yang dapat mempengaruhi
terjadinya prilaku tersebut Miftah, 2003. Motivasi terbentuk dari sikap attitude karyawan dalam menghadapi situasi kerja di
perusahaan situation. Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro
dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerja untuk mencapai kinerja maksimal Mangkunegara, 2005.
2.1.2. Perkembangan Studi Motivasi
Prilaku manusia hakekatnya adalah berorientasi pada tujuan dengan kata lain bahwa prilaku seseorang pada umumnya dirangsang oleh keinginan untuk mencapai beberapa
tujuan. Satuan dasar dari setiap prilaku adalah keinginan. Sehingga dengan demikian semua prilaku adalah serangkaian kegiatan-kegiatan. Sebagai manusia, kita ini selalu mengerjakan
sesuatu Miftah, 2003. Sejarah pengembangan studi tentang motivasi dapat ditelusuri jauh lewat dengan
tulisan para filosof Yunani kuno. Lebih dari dua puluh tiga abad yang lalu, mereka menyumbangkan suatu pemikiran hedonism satu usaha untuk menjelaskan motivasi. Konsep
hedonisme ini menyatakan bahwa seseorang memiliki kecenderungan mencari keenakan dan kesenangan dan menghindari ketidakenakan dan kesusahan.
Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008
USU Repository © 2008
9
9 Beberapa abad kemudian, hedonisme masih merupakan asumsi dasar untuk
mengatasi masalah-masalah sosial dan ekonomi. Filosof-filososf yang terkenal dalam hal ini adalah Adam Smith, Jeremy B., dan John Stuart Mill, menjelaskan bahwa
motivasi dalam hubungannya dengan usaha-usaha orang untuk memaksimalkan kesenangan dan menekan kesusahan.
William James, seorang psikolog Amerika, salah seorang yang menyatakan dugaan-dugaan tersebut, dalam tulisan klasiknya Principles of Psychology. Dalam hal
ini dikatakan bahwa ada dua hal yang penting dalam konsep study tentang motivasi ini. Dua tambahan ini adalah insting dan motivasi atau yang dikenal sebagai konsep
motivasi di bawah standar. Pada tahun 1920-an pandangan insting terhadap motivasi manusia mendapat
serangan yang hebat. Para psikologi modern mengenal motivasi manusia, mereka juga menginginkan untuk menerima pandangan-pandangan insting, terutama pada ide
mengenai prilaku yang mudah dikenal seperti yang dikemukakan oleh James dan McDougall.
Konsep motivasi di bawah standar sebenarnya berasal dari pendapat Sigmund Freund. Menurut Freud bahwa manusia tidaklah meyakini kesadarannya atas semua
keinginan-keinginannya. Hadirnya ketidaksadaran ini dapat dijelaskan lewat keterangan-keterangan mengapa seseorang tidak bisa menyatakan motivasi-motivasi
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Freud juga menggambarkan bahwa manusia itu seperti gunung es yang mencair, hanya sebagian saja yang dapat dilihat dari
permukaan ini digunakan sebagai penjelasan dari motivasi di bawah sadar.
Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008
USU Repository © 2008
10
10 Walaupun insting dan di bawah sadar itu merupakan unsure-unsur yang
penting dalam menganalisa motivasi, namun sekarang dalam analisa-analisa motivasi yang mutakhir nampaknya tidak lagi memiliki rangsangan yang besar untuk
dibicarakan. Namun tidak menutup kemungkinan dan tidak menutup kenyataan bahwa masih ada juga yang sedikit banyak menyinggung dalam beberapa diskusi
ilmiah, sebagai suatu ungkapan untuk menelusuri sejarah perkembangan motivasi Miftah, 2003.
2.1.3. Tujuan Motivasi