10
10 Walaupun insting dan di bawah sadar itu merupakan unsure-unsur yang
penting dalam menganalisa motivasi, namun sekarang dalam analisa-analisa motivasi yang mutakhir nampaknya tidak lagi memiliki rangsangan yang besar untuk
dibicarakan. Namun tidak menutup kemungkinan dan tidak menutup kenyataan bahwa masih ada juga yang sedikit banyak menyinggung dalam beberapa diskusi
ilmiah, sebagai suatu ungkapan untuk menelusuri sejarah perkembangan motivasi Miftah, 2003.
2.1.3. Tujuan Motivasi
Menurut David McClelland, tujuan motivasi antara lain sebagai berikut: 1.
Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan 2.
Meningkatkan produktivitas kerja karyawan 3.
Mempertahankan kestabilan karyawan 4.
Meningkatkan kedisiplinan karyawan 5.
Mengefektifkan pengadaan karyawan 6.
Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik 7.
Meningkatkan loyalitas, kreativitas, dan partisipasi karyawan 8.
Meningkatkan kesejahteraan karyawan 9.
Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya 10.
Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku Hasibuan, 2005.
Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008
USU Repository © 2008
11
11
2.1.4. Model Motivasi
Model motivasi berkembang dari teori klasik tradisional menjadi teori modern, sesuai dengan perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan. Model-model motivasi ada 3
tiga: 2.1.4.1. Model
tradisional Mengemukakan bahwa untuk memotivasi bawahan agar bergairah kerjanya
meningkat, perlu diterapkan system insentif semakin besar produksi semakin banyak insentif yang diberikan kepada karyawan yang berprestasi
2.1.4.2. Model hubungan manusia. Mengemukakan bahwa memotivasi bawahan agar bergairah dalam pekerjaannya
dengan mengakui kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka merasa berguna dan penting
2.1.4.3. Model sumber daya manusia Mengemukakan bahwa karyawan dimotivasi oleh banyak faktor, hanya
uangbarang atau keinginan terhadap pencapaian kepuasan, tetapi juga kebutuhan akan pencapaian dan pekerjaan yang berarti. Menurut model ini, karyawan
cenderung memperoleh kepuasan dari prestasi yang baik Hasibuan, 2005.
2.1.5. Alat-alat Motivasi
Menurut Hasibuan 2005, alat-alat motivasi terdiri dari : 2.1.5.1. Materiil
insentif Alat motivasi yang diberikan itu berupa uang dan atau barang yang mempunyai
nilai pasar; jadi memberikan kebutuhan ekonomis. Misalnya kendaraan, rumah, dan lain-lainnya.
Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008
USU Repository © 2008
12
12 2.1.5.2. Nonmateriil
insentif Alat motivasi yang diberikan itu berupa barang benda yang tidak ternilai;
jadi hanya memberikan kepuasan kebanggaan rohani saja. Misalnya medali, piagam, bintang jasa dan lain-lainnya.
2.1.5.3. Kombinasi materiil dan non materiil insentif Alat motivasi yang diberikan itu berupa materiil uang dan barang dan
nonmaterial medali dan piagam; jadi memenuhi kebutuhan ekonomis dan kepuasan kebanggaan rohani.
2.1.6. Jenis-jenis Motivasi
Hasibuan 2005 membagi motivasi terdiri dari 2 jenis yaitu motivasi positif dan motivasi negatif.
2.1.6.1. Motivasi positif insentif positif Manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka
yang berprestasi baik. Dengan motivasi positif ini semangat kerja bawahan akan meningkat, karena manusia pada umumnya senang menerima yang
baik-baik saja. 2.1.6.2. Motivasi negatif insentif negatif
Manajer memotivasi bawahannya dengan memberikan hukuman kepada mereka yang pekerjaannya kurang baik prestasi rendah. Dengan
memotivasi negatif ini semangat kerja bawahan dalam jangka waktu pendek
Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008
USU Repository © 2008
13
13 akan meningkat, karena mereka takut dihukum; tetapi untuk jangka waktu
panjang dapat berakibat kurang baik. Dalam prakteknya kedua jenis motivasi di atas sering digunakan oleh para
pimpinan. Penggunaannya harus tepat dan seimbang, supaya dapat meningkatkan semangat kerja bawahan. Motivasi positif efektif untuk jangka panjang, sedang
motivasi negatif efektif untuk jangka pendek saja.
2.1.7. Proses Motivasi