37
37 6.
Jangan menambahkan benda apapun ke dalam air mendidih setelah penghitungan waktu dimulai.
a. Rebus selama 20 menit
b. Catat lama waktu perebusan peralatan di dalam buku khusus.
c. Biarkan peralatan kering dengan cara diangin-anginkan sebelum digunakan
atau disimpan jika peralatan dalam keadaan lembab maka tingkat pencapaian disinfeksi tingkat tinggi tidak terjaga.
d. Setelah peralatan kering, gunakan segera atau simpan dalam wadah desinfeksi
tingkat tinggi dan berpenutup. Peralatan bisa disimpan sampai satu minggu asalkan penutupnya tidak dibuka Tietjen, 2004.
4. Disinfeksi Lokasi Tindakan
Disinfeksi adalah suatu proses untuk menghilangkan sebagian atau semua mikroorganisme dari alat kesehatan dan lokasi tindakan kecuali indesfora bakteri.
Pada desinfeksi lokasi tindakan pasang kateter dilakukan pembersihan pada daerah genitalia dan uretra, dibersihkan dengan sabun dan air bersih kemudian dikeringkan
dengan handuk dan kemudian lubang uretra diolesi dengan betadine Johnson, 2002.
5. Pembuangan Sampah
Sampah terdiri dari yang terkontaminasi dan tidak terkontaminasi. Sampah yang tidak terkontaminasi tidak mengandung risiko bagi petugas yang menanganinya. Sampah dari
limbah ruang rawat inap pasien pasca bedah dapat menginfeksi siapa pun yang melakukan
Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008
USU Repository © 2008
38
38
kontak atau menangani sampah tersebut. Pembuatan sampah harus dengan hati-hati. Tempat sampah harus anti bocor, tertutup untuk menghindari penyebaran infeksi.
2.3. Landasan Teori
Menurut Hezberg, keputusan manusia terdiri atas dua hal yaitu puas dan tidak puas. Two Factor yaitu motivator, yang menghasilkan kepuasan kerja atau perasaan positif.
Hygiene. Di sini ada perasaan negatif atau ketidakpuasan kerja. Menurut teori ini kita harus menciptakan dan meningkatkan faktor motivator dan mengurangi faktor hygiene.
Terdapat beberapa faktor yang menimbulkan ketidakpuasan di kalangan karyawan, yaitu : kebijakan dan administrasi perusahaan, pengawasan, hubungan dengan pengawas,
kondisi kerja, gaji, hubungan dengan rekan kerja, kehidupan pribadi, hubungan dengan bawahan, status dan keamanan.
Beberapa faktor yang sering memberikan kepuasan kepada karyawan yaitu tercapainya tujuan, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, pertanggungjawaban, peningkatan,
pengembangan Winardi, 2007.
Faktor Motivator
Ketidakpuasan Pekerjaan-pekerjaan
yang tidak menawarkan prestasi, rekognisi,
pekerjaan yang menstimulasi, tanggung
jawab serta kemajuan dalam karier.
Kepuasan Pekerjaan-pekerjaan
yang memberikan prestasi, rekognisi,
pekerjaan yang menstimulasi,
tanggung jawab, dan kemajuan dalam
karir.
Faktor-faktor Higiene
Ketidakpuasan Tidak ada ketidakpuasan
Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008
USU Repository © 2008
39
39
Pekerjaan-pekerjaan dengan kebijakan-kebijakan dan
administrasi perusahaan supervisi teknikal gaji, antar
hubungan perorangan dengan para supervisor, dan kondisi-
kondisi kerja buruk. Pekerjaan-pekerjaan dengan
kebijakan-kebijakan dan administrasi perusahaan
supervisi teknikal gaji, antar hubungan perorangan dengan
para supervisor, dan kondisi- kondisi kerja baik.
Bagan 2.1. Skema Motivasi Menurut Herzberg
Menurut Herzberg kepuasan kerja lebih sering dihubungkan dengan prestasi, rekognisi, karakteristik-karakteristik pekerjaan, tanggung jawab, dan kemajuan.
Faktor-faktor tersebut berhubungan dengan hasil yang berkaitan dengan isi tugas yang dilaksanakan. Herzberg menamakan faktor-faktor tersebut motivators, karena
masing-masing faktor berhubungan dengan upaya kuat dan kinerja baik. Herzberg menemukan gejala bahwa ketidakpuasan dengan pekerjaan,
terutama berhubungan dengan fasilitas dalam konteks kerja atau lingkungan. Khususnya kebijakan perusahaan dan administrasi, supervisi teknikal, gaji, hubungan
antarperorangan dengan supervisor langsung, dan kondisi-kondisi kerja merupakan faktor-faktor yang paling sering diutarakan oleh para karyawan guna mengekspresi
perasaan tidak puas mereka dengan pekerjaan. Menurut Herzberg, seorang individu tidak akan mengalami perasaan tidak puas dengan pekerjaannya apabila ia tidak
memiliki keluhan-keluhan tentang faktor-faktor higiene tersebut Winardi, 2007
Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008
USU Repository © 2008
40
40
2.4. Kerangka Konsep
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dan terarahkan alur penelitian ini digambarkan dalam rangka konsep seperti berikut.
Variabel Independen Variabel Dependen
• Pr
Bagan 2.2. Kerangka Konsep
Berdasarkan kerangka konsep di atas dapat kita lihat bahwa faktor prestasi, tanggung jawab, pengembangan, kondisi kerja, status, gaji akan berpengaruh terhadap
motivasi perawat dalam melaksanakan tindakan perawatan pada pasien terutama pada pasien pasca bedah.
1. Motivator