Proses Motivasi Motivasi 1. Pengertian Motivasi

13 13 akan meningkat, karena mereka takut dihukum; tetapi untuk jangka waktu panjang dapat berakibat kurang baik. Dalam prakteknya kedua jenis motivasi di atas sering digunakan oleh para pimpinan. Penggunaannya harus tepat dan seimbang, supaya dapat meningkatkan semangat kerja bawahan. Motivasi positif efektif untuk jangka panjang, sedang motivasi negatif efektif untuk jangka pendek saja.

2.1.7. Proses Motivasi

2.1.7.1. Tujuan Dalam proses memotivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan organisasi, baru kemudian para bawahan dimotivasi ke arah tujuan tersebut. 2.1.7.2. Mengetahui kepentingan Dalam proses motivasi penting mengetahui kebutuhan keinginan karyawan dan tidak hanya melihatnya dari sudut pandang kepentingan pimpinan saja. 2.1.7.3. Komunikasi efektif Dalam proses motivasi harus dilakukan komunikasi yang baik dan efektif dengan bawahan. Bawahan harus mengetahui apa yang akan diperolehnya dan syarat-syarat apa saja yang harus dipenuhinya supaya insentif itu diperolehnya. Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 14 14 2.1.7.4. Integrasi tujuan Dalam proses motivasi perlu untuk menyatakan tujuan perusahaan dan tujuan kepentingan karyawan. Tujuan perusahaan yaitu untuk memperoleh laba, perluasan perusahaan, sedangkan tujuan individu karyawan adalah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan. 2.1.7.5. Fasilitas Pimpinan dalam memotivasi harus memberikan fasilitas kepada karyawan yang akan mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan. 2.1.7.6. Team work Pimpinan harus menciptakan team work yang terkoordinasi baik yang bisa mencapai tujuan organisasi. Team work kerjasama ini penting karena dalam suatu organisasi biasanya terdapat banyak bagian-. 2.1.8. Teori Motivasi Teori-teori motivasi diklasifikasikan dikelompokkan atas: 1. Teori kepuasan content theory yang memusatkan pada apa yang dimotivasi diberi motivasi. 2. Teori Motivasi Proses Process Theory yang memusatkan bagaimananya motivasi. 3. Teori Pengukuhan Reinforcement Theory yang menitikberatkan pada cara dimana prilaku dipelajari Hasibuan, 2005 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 15 15 Berbeda dengan Handoko, pengelompokan teori motivasi menurut Nawawi 1998 dibagi menjadi 2, yaitu teori isi yang berfokus pada “apa” yang mendorong manusia melakukan kegiatan tertentu, dan teori proses yang berfokus pada “bagaimana” mendorong manusia agar berbuat sesuatu termasuk dalam bekerja di sebuah organisasi. Teori isi terdiri dari teori kebutuhan dari Abraham Maslow, teori prestasi dari David McClelland. Teori proses motivasi terdiri dari teori penguatan, teori harapan dan teori tujuan sebagai motivasi. Kedua pendekatan di atas nama pentingnya bagi organisasi untuk menimbulkan perasaan senang dan puas dalam melakukan pekerjaan agar memberikan kontribusi terbaik dalam mencapai tujuan organisasi Hasibuan, 2005. 2.1.8.1. Teori kebutuhan dari Abraham Maslow Model Maslow ini sering disebut dengan model hierarki kebutuhan karena menyangkut kebutuhan manusia, maka teori ini digunakan untuk menunjukkan kebutuhan seseorang yang harus dipenuhi agar termotivasi bekerja Arep, 2004. Maslow menyatakan bahwa, jika semua kebutuhan seseorang tidak terpuaskan pada suatu waktu tertentu, pemuasan kebutuhan yang lebih dominan akan lebih mendesak daripada yang lain. Kebutuhan yang timbul lebih dulu harus dipuaskan sebelum tingkat kebutuhan yang lebih tinggi muncul Tunggal, 2002. Teori motivasi ini dikenal sebagai “Abraham Maslow hierarchy of needs” dengan 5 tingkatan kebutuhan, yaitu : 1. Kebutuhan fisiologi Menurut Maslow, kebutuhan fisik merupakan kebutuhan terendah yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Kebutuhan itu adalah kebutuhan makan, perumahan dan seks. Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 16 16 2. Kebutuhan keamanan Kebutuhan akan keamanan jiwa yang sewaktu bekerja dan aman akan harta yang ditinggalkan sewaktu bekerja 3. Kebutuhan sosial Kebutuhan sosial diwujudkan dalam prilaku keterlibatan emosional, rasa memiliki dan dimiliki, penerimaan dan persahabatan. 4. Kebutuhan penghargaan Termasuk faktor-faktor yang penghargaan internal seperti harga diri, otonomi dan keberhasilan, dan faktor penghargaan eksternal seperti status, kekuasaan, pengakuan dan perhatian. 5. Aktualisasi diri Dorongan untuk menjadi seseorang yang berarti dan mampu berbuat sesuatu seperti pertumbuhan professional, pencapaian potensi tertentu dan pencapaian kepuasan diri Hasibuan, 2005. 2.1.8.2. Teori dua faktor teori motivasi Higiene dari Frederick Herzberg Kebutuhan oleh Hezberg disebut dengan istilah Two-Factor View. Menurutnya, kepuasan manusia terdiri atas dua hal yaitu puas dan tidak puas. Selanjutnya Pittsburgh melakukan studi yang melahirkan teori Two Factor yaitu motivator. Di sini ada kepuasan kerja atau perasaan positif. Hygiene. Di sini ada perasaan negatif atau ketidakpuasan kerja. Menurut teori ini kita harus menciptakan dan meningkatkan faktor motivator dan mengurangi faktor hygiene. Dalam teori ini terdapat beberapa faktor yang menimbulkan ketidakpuasan di kalangan karyawan, yaitu : Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 17 17 a. Kebijakan dan administrasi perusahaan b. Pengawasan c. Hubungan dengan pengawas d. Kondisi kerja e. Gaji f. Hubungan dengan rekan kerja g. Kehidupan pribadi h. Hubungan dengan bawahan i. Status dan keamanan Beberapa faktor yang sering memberikan kepuasan kepada karyawan yaitu : 1. Tercapainya tujuan 2. Pengakuan 3. Pekerjaan itu sendiri 4. Pertanggungjawaban 5. Peningkatan 6. Pengembangan Oleh karena itu, untuk meningkatkan motivasi maka pimpinan harus menghilangkan rasa ketidakpuasan. Pimpinan harus proaktif berusaha menghilangkan ketidakpuasan, atau paling tidak mengurangi ketidakpuasan itu sendiri. Maka perlu memberikan peluang untuk pencapaian prestasi, peningkatan prestasi dan tanggung jawab Arep, 2004. Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 18 18 2.1.8.3. Teori prestasi dari McClelland McClelland dalam Handoko, 1995 menemukan bahwa kebutuhan berprestasi dapat dikembangkan pada orang dewasa. Seseorang yang memiliki motivasi berprestasi memiliki karakteristik tertentu yang dapat dikembangkan yaitu: 1. Menyukai pengambilan resiko yang layak sebagai fungsi keterampilan, menyukai suatu tantangan dan menginginkan tanggung jawab bagi hasil yang dicapai. 2. Menyukai kecenderungan menetapkan tujuan prestasi yang layak dan menghadapi resiko yang telah diperhitungkan. 3. Memiliki kebutuhan terhadap umpan balik apa yang dikerjakan. 4. Mempunyai keterampilan perencanaan jangka panjang dan memiliki kemampuan organisasi. Teori McClelland ini berkaitan dengan kebutuhan tertinggi pada kebutuhan Maslow yaitu kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan ini mengharuskan seseorang untuk belajar agar menguasai keterampilan yang memungkinkan seseorang mencapai prestasi Hasibuan, 2005. 2.1.8.4. Teori penguatan Teori penguatan ini didasarkan oleh 2 prinsip yaitu : prinsip hokum ganjaran dan prinsip respon dan rangsangan. Berdasarkan prinsip pertama seseorang akan mengalami penguatan tingkah laku bila mendapat ganjaran positifmenyenangkan. Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 19 19 Seseorang yang merasa berhasil menunaikan pekerjaannyakewajibannya dengan sangat memuaskan, memperoleh dorongan positif untuk bekerja keras lagi di masa yang akan datang sehingga meraih keberhasilan yang lebih besar dalam karir. Dalam hal ini terlihat motivasi bersifat positif. Sebaliknya jika seseorang kurang berhasil melakukan kewajibannya tugasnya maka mendapat teguran dari atasannya, teguran merupakan faktor yang negatif oleh yang bersangkutan yang dijadikan dorongan untuk memperbaiki kekurangan atau kesalahan sehingga di masa depan situasi kekurangberhasilan tidak terulang kembali Sondang, 2004. 2.1.8.5. Teori pengharapan Teori pengharapan ini dikenal dengan Vector Vroom dikatakan bahwa kecenderungan untuk berperilaku dengan cara tertentu tergantung pengharapan, bahwa tindakan ini segera diikuti oleh sebuah hasil dan tergantung pada daya tarik hasil tersebut kepada individu itu sendiri. Hasibuan, 2005. 2.2. Perawat Perawat adalah orang yang memberikan paling banyak tindakan. Jika pasien memerlukan terapi intravena, biasanya perawat memasang jalur intravena dan memberikan pasien cairan dan obat yang ditentukan. Jika pasien memerlukan injeksi maka perawat yang memberikannya. Perawat mengganti balutan pasien dan memantau penyembuhan lukanya. Perawat memberikan medikasi untuk nyeri. Perawat memantau kemajuan pasien untuk pemulihan tanpa komplikasi, karena Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 20 20 perawat yang lebih sering kontak dengan pasien daripada staf lain, mereka sering menemukan masalah sebelum orang lain menemukannya Monica, 1998. Seorang perawat yaitu seorang yang berperan dalam perawatan atau memelihara membantu dan melindungi seseorang karena sakit, injuri dan proses pemenuhan dan perawatan professional adalah perawat yang bertanggung jawab dan berwewenang memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri dan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain sesuai dengan kewenangannya Dep.Kes RI, 2002. Perawat merawat pasien secara kontinu, 24 jam sehari, membantu pasien melakukan apa yang akan mereka lakukan untuk diri mereka sendiri jika mereka mampu. Perawat memperhatikan pasien, menjamin mereka bernafas dengan baik, mendapat cairan dan cakupan nutrisi, membantu istirahat dan tidur, meyakinkan bahwa mereka nyaman dan dukungan pada pasien dan keluarganya Monica, 1998.

2.2.1. Peran Perawat