Pengukuran Variabel Bebas Independen

85 85 7. Status adalah jabatan perawat dalam pekerjaan berkaitan latar belakang pendidikan, dan sertifikasi. 8. Gaji adalah tarif yang diberikan untuk pembayaran jabatan pada pegawai. 3.5.1.2. Variabel dependen 1. Pelaksanaan tindakan adalah melaksanakan pelayanan keperawatan pada pasien sesuai dengan uraian tugas. 3.6. Metode Pengukuran

3.6.1. Pengukuran Variabel Bebas Independen

Aspek pengukuran variabel bebas adalah motivator yang meliputi prestasi, tanggung jawab, pengembangan, dan higiene meliputi kondisi kerja, status, gaji. Motivator dan higiene menggunakan skala dengan kategori tiga tingkatan: 1. Kategori baik apabila prestasi, tanggung jawab, pengembangan, kondisi kerja, status, gaji, sebagai faktor motivasi yang dapat terpenuhi dengan baik. Jika jumlah skor yang diperoleh 13-15. 2. Kategori cukup apabila prestasi, tanggung jawab, pengembangan, kondisi kerja, status, gaji, sebagai faktor motivasi yang dapat sebagian terpenuhi. Jika jumlah skor yang diperoleh 9-12. 3. Kategori kurang apabila prestasi, tanggung jawab, pengembangan, kondisi kerja, status, gaji, sebagai faktor motivasi tidak terpenuhi. Jika jumlah skor yang diperoleh 5-8. Secara terperinci dapat dilihat dari tabel pengukuran variable bebas. Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 86 86

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan didirikan oleh Pemerintahan Kolonial Belanda dengan nama Gemente Zieken Huis. Peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Maria Constantia Macky pada tanggal 11 Agustus 1928 dan diresmikan pada tahun 1930. Sebagai pimpinan yang pertama adalah dr. W. Bays, pada tahun 1939 pimpinan Rumah Sakit ini diserahkan kepada dr. A.A. Messing. Setelah masuknya Jepang ke Indonesia pada tahun 1942, rumah sakit ini diambil alih oleh bangsa Jepang dan berganti nama menjadi Syuritsu Byusono Ince dan pimpinannya dipercayakan kepada seorang putera Indonesia yaitu dr. Raden Pirngadi Gonggo Putro. Pada masa Negara Sumatera Timur pada tahun 1947, nama rumah sakit ini diganti menjadi Rumah Sakit Kota Medan dan pimpinannya dijabat oleh dr. Ahmad Sofyan. Semasa pimpinan beliau Rumah Sakit ini berubah menjadi Rumah Sakit Umum Medan, yaitu pada tahun 1952. Pada tahun 1955 pimpinan Rumah Sakit Umum Medan diserahterimakan kepada dr. H.A. Darwis Dt. Batu Besar. Pada tahun 1958 nama Rumah Sakit ini diganti menjadi Rumah Sakit Pusat Besar pimpinannya dijabat oleh dr. Paruhum Daulay. Pada tahun 1969 Rumah Sakit Umum Medan Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008